Proses Pemindahan Warga Kampung Bayam ke Rusun di Sekitar Jakarta International Stadium
Warga Kampung Bayam, yang berada di Jakarta Utara, mulai pindah secara bertahap ke rumah susun (rusun) yang terletak di sebelah Jakarta International Stadium (JIS). Sebelumnya, kawasan ini menjadi tempat tinggal bagi ratusan warga yang terus berpindah-pindah akibat pembangunan stadion tersebut. Meskipun kini warga sudah diperbolehkan untuk pindah, proses penghuniannya masih perlu dipantau.
Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja, menyatakan bahwa penting untuk memastikan apakah warga dapat menggarap kebun atau mendapatkan pekerjaan di lokasi baru. Hal ini menjadi pertimbangan utama karena harga sewa rusun di sekitar JIS mencapai Rp 1,7 juta per bulan. Dalam pandangan Elisa, biaya ideal untuk tempat tinggal adalah maksimal 30 persen dari gaji bulanan. Persentase ini sudah termasuk tarif listrik dan air. Jika lebih dari 30 persen, maka akan mengganggu hak-hak lain seperti pangan dan kebutuhan dasar lainnya.
Harga Sewa Dinilai Mahal oleh Warga
Warga sebelumnya menolak tarif sewa yang ditetapkan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebesar Rp 1,7 juta per bulan. Mereka merasa tidak mampu membayar harga tersebut karena sebagian besar penghuni bekerja sebagai buruh, petugas PPSU, hingga pemulung dengan penghasilan yang terbatas. Sherli (42), salah satu warga, mengungkapkan bahwa mereka sempat melakukan negosiasi dengan Jakpro, bahkan melibatkan kuasa hukum dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK).
“Kita kira-kira aja loh. Makanya kami bilang, kalau memang mau Rp 1,7 juta, kita masuk dulu di grace period,” ujar Sherli. Hasilnya, warga setuju dengan tarif tersebut asalkan ada masa bebas sewa selama enam bulan, yaitu dari Agustus hingga Desember 2025. Pembayaran sewa baru dimulai pada Januari 2026.
Sherli juga menyampaikan harapan agar saat pengelolaan rusun dialihkan dari Jakpro ke Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta, tarif sewa bisa dinegosiasikan kembali atau bahkan diberlakukan sistem mandiri. “Harapan kami, pemerintah percaya kepada warga untuk mengelola mandiri, supaya lebih terjangkau dan berdaya,” tambahnya.
Usulan Pengelolaan Mandiri Masih Tunggu Tanggapan
Usulan pengelolaan mandiri telah disampaikan secara tertulis ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, terakhir kali pada 22 April 2025. Namun, hingga kini warga masih menunggu tanggapan resmi dari pihak terkait.
Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat menjelaskan bahwa tarif sewa Rp 1,7 juta per bulan di Rusun Kampung Bayam sudah melalui kajian mendalam. Menurutnya, Jakpro mengikuti ketentuan yang ada karena merupakan BUMD. “Ini kan BUMD, bisnis, jadi tidak ujug-ujug ditetapkan Rp 1,7 juta, mereka ada kajiannya,” ujar Hendra pada 31 Juli 2025.
Hendra meminta warga tidak khawatir soal pembayaran karena Jakpro berencana memberi peluang kerja bagi penghuni di kawasan JIS, mulai dari petugas keamanan hingga pengurus kebun. Upah yang ditawarkan setara dengan Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta, sehingga diharapkan dapat membantu warga membayar sewa.
Fasilitas yang Disediakan di Rusun Kampung Bayam
Hunian ini dilengkapi sejumlah fasilitas sosial bagi penghuninya. Berdasarkan pemantauan, fasilitas yang tersedia antara lain area bermain anak, lahan berkebun yang dikelola bersama, dan lima kolam ternak ikan. Mengusung konsep Urban Farming, sepanjang akses dari gerbang utama menuju gedung rusun, terdapat berbagai macam tanaman seperti terong ungu, cabai rawit merah, dan hijau.
Gerbang masuk menuju gedung tersebut, warga harus melewati kebun sejauh 200 meter. Di sisi kiri kebun, terdapat lima kolam yang digunakan untuk ternak ikan. Terdapat tiga gedung yakni Gedung A, B, dan C, dengan ketinggian empat lantai. Jumlah unit hunian di masing-masing gedung pun berbeda-beda, Gedung A dengan 50 unit, Gedung B 35 unit, dan Gedung C 53 unit.
Setiap unit hunian memiliki luas sekitar 36 meter persegi, dilengkapi dua kamar tidur, dapur, satu kamar mandi dalam, balkon untuk menjemur, serta sambungan listrik dan air bersih.
