Riset Satwa Langka, BRIN Kolaborasi dengan YKAN

Posted on

Kerja Sama BRIN dan YKAN untuk Konservasi Satwa Langka di Kalimantan

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengawali kerja sama tahun ini dalam penelitian satwa langka dan terancam punah bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Tujuan utama dari kolaborasi ini adalah untuk menemukan fakta-fakta ilmiah, temuan ilmu pengetahuan, serta rekomendasi dari aspek ekologi hutan tropis dan satwa liar. Hal ini bertujuan untuk mendukung pengelolaan di Bentang Alam Wehea-Kelay dan ekosistem bernilai penting lainnya di Kalimantan.

Menurut Kepala Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN, Delicia Yunita Rahman, kerja sama ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam konservasi alam dan pembangunan yang berkelanjutan melalui sains. Ia menyatakan bahwa kedua pihak memiliki kesamaan strategi dalam menjaga lingkungan dan mengembangkan kebijakan yang ramah lingkungan.

Lokasi kerja sama ini adalah Kalimantan Timur dan ekosistem penting lainnya di Kalimantan, yang memiliki peran penting dalam ekosistem hutan tropis Indonesia. Provinsi ini memiliki hutan seluas 13 juta hektare dan menjadi rumah bagi setidaknya 1.500 jenis flora-fauna, termasuk beberapa spesies endemik. Hutan juga menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.

Salah satu habitat penting di Kalimantan Timur adalah Bentang Alam Wehea-Kelay, yang menjadi rumah bagi populasi orang utan liar. Pada 2020, tercatat sekitar 1.282 orang utan hidup di kawasan seluas 532 ribu hektare. Selain itu, bentang alam ini juga merupakan tempat tinggal bagi 77 jenis mamalia, 271 jenis burung, dan 117 jenis herpetofauna.

Saat ini, ada 23 pihak yang berkontribusi dalam pengelolaan Bentang Alam Wehea-Kelay. Mereka mencakup pemerintah, dunia usaha, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian, termasuk YKAN. Pihak swasta yang terlibat, mayoritasnya adalah konsesi Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan-Hutan Alam (PBPH-HA) yang telah memiliki sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari. Beberapa di antaranya juga memiliki sertifikat Forest Stewardship Council (FSC). Selain itu, ada kawasan Hutan Lindung Wehea yang dikelola oleh Masyarakat Adat Wehea.

Model pengelolaan di Bentang Alam Wehea-Kelay memiliki potensi untuk dikembangkan di lokasi serupa lainnya di Kalimantan, seperti Lanskap Menyapa-Lesan dan Lanskap Kutai. Kolaborasi dengan BRIN bertujuan untuk meneliti bioekologi dan kualitas habitat orangutan, owa kalimantan, mamalia, avifauna, dan satwa liar lainnya. Penelitian ini juga akan berfokus pada satwa yang langka dan terancam punah.

Salah satu penelitian yang akan dikembangkan adalah penelitian kualitas habitat satwa liar dan pengembangan Indeks Kualitas Habitat (IKH) menggunakan teknologi bioakustik dan e-DNA. Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, menyatakan bahwa YKAN sangat terbuka dengan riset dan pengembangan, termasuk penggunaan teknologi terkini untuk konservasi alam yang efektif, seperti penggunaan kamera jebak dan bioakustik.

Herlina menambahkan bahwa kolaborasi ini inovatif karena akan menguji penggunaan environmental-DNA (e-DNA) untuk mengukur kualitas lingkungan hutan hujan tropis. Selain itu, kerja sama ini diharapkan dapat saling menguatkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.

Kerja sama dengan BRIN selaras dengan semangat YKAN dalam konservasi. Program-program YKAN dikembangkan dan diimplementasikan dengan mempertimbangkan hasil-hasil riset ilmiah serta menghormati nilai dan budaya lokal. Hutan Lindung Wehea telah menjadi laboratorium riset alam sejak 2007 hingga saat ini. Hutan ini ditetapkan sebagai hutan lindung dan pengelolaannya menggunakan hukum adat masyarakat Dayak Wehea, berdasarkan hasil riset, temuan orang utan, dan budaya adat setempat.

Kolaborasi antara BRIN dan YKAN akan berlangsung selama lima tahun hingga 2030. Diharapkan, kerja sama ini dapat menjadi pijakan untuk menjaga hutan Kalimantan dan keanekaragaman hayati di dalamnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *