Respons Gubernur Bobby: MBG Terkontaminasi, Bau Menyengat di SD Pasar Rebo

Posted on

Masalah Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Berbagai Wilayah

Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi perhatian setelah beberapa kasus keracunan yang dilaporkan terjadi di berbagai daerah. Di Sumatera Utara, satu kasus MBG terkontaminasi telah ditemukan dan sedang dalam pemeriksaan laboratorium oleh Dinas Kesehatan Sumut.

Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengungkapkan bahwa pihaknya akan menerapkan sertifikat higenis di seluruh Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sumut. “Ke depannya dari kesehatan kita akan mengeluarkan sertifikat higenis di seluruh dapur SPPG. Setahun dua kali, akan kita cek,” jelasnya.

Selain itu, Bobby juga menekankan pentingnya pengawasan jadwal pembuatan makanan agar tidak mudah basi. “Kita minta setiap petugas SPPG mengontrol makanan yang dibuat. Jika sekolah jaraknya tidak jauh dari SPPG bisa disesuaikan pembutan makanannya untuk tidak terlalu cepat agar tidak mudah basi,” ujarnya.

Penyelidikan Terhadap Kasus Kontaminasi

Sekretaris Dinkes Sumut, Hamid Rizal Lubis, membenarkan adanya satu kasus dugaan kontaminasi makanan yang terjadi pada salah satu SMA di Asahan. “Beberapa waktu belakangan ini kita mendapat beberapa dugaan kasus kontaminasi makanan yang disalurkan SPPG. Jadi bukan keracunan ya tapi dugaan kontaminasi makanan,” jelasnya.

Menurut Rizal, pihaknya telah mengambil sampel makanan tersebut dan saat ini masih dalam pemeriksaan laboratorium. Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya mendorong seluruh SPPG untuk segera menerbitkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Tanggapan dari Badan Gizi Nasional

Kepala Badan Gizi Sumut, T Agung Kurniawan, menjelaskan bahwa kasus ini masih dalam indikasi dan belum terkonfirmasi sepenuhnya. “Sebenarnya ini bukan kasus ya tapi masih terindikasi dan masih diuji lab oleh Dinkes Sumut dan sekolah itu berada di salah satu SMA di Asahan,” katanya.

Agung juga menjelaskan bahwa seluruh SPPG di Sumut sudah aktif, namun pemberian MBG dilakukan secara bertahap. “Tidak ada yang tidak aktif ya. Saat ini ada 332 SPPG di Sumut dan untuk pemberian MBG itu dilakukan secara bertahap,” jelasnya.

Penyebaran Keracunan di Jakarta

Di Jakarta Timur, jumlah korban keracunan akibat MBG meningkat menjadi 22 siswa. Gejala yang dialami antara lain mual-mual, pusing, muntah, dan sakit perut. Plt Kepala SDN Gedong 01, Kurniasari, mengungkapkan bahwa aroma makanan tercium tidak sedap dan tekstur mi goreng terlihat berlendir.

“Tekstur berbeda, ada yang (berlendir). Sebelumnya pernah ada menu mi (MBG) juga, kalau tidak salah tiga kali dan sebelumnya tidak ada masalah (dampak kesehatan),” ujarnya.

Tanggapan Presiden Prabowo Subianto

Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi penutupan sementara SPPG yang dinilai bermasalah sebagai respons atas insiden keracunan massal. Langkah ini diambil setelah rapat koordinasi terbatas (rakortas) bersama 12 menteri, wakil menteri, dan kepala badan.

Prabowo mengakui adanya kekurangan dalam pelaksanaan program MBG, tetapi menekankan manfaatnya sangat besar. “Bahkan jika ada keracunan makan iya, kita hitung dari semua makanan yang keluar penyimpangan kekurangan atau kesalahan itu adalah 0,0017 persen,” katanya.

Laporan Data BGN

Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan bahwa sejak Januari hingga 25 September 2025, jumlah korban keracunan MBG mencapai 5.914 orang. Dalam siaran pers BGN, kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan bahwa jumlah dapur MBG atau SPPG mencapai 9.615 unit dan telah melayani kurang lebih 31 juta penerima MBG.

Dadan juga melaporkan bahwa sebagian besar kasus terjadi pada SPPG yang baru beroperasi karena SDM masih membutuhkan jam terbang. Faktor lain yang turut memicu insiden tersebut adalah kualitas bahan baku, kondisi air, serta pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP).

Penutupan Dapur MBG

Berdasarkan data BGN, sebanyak 45 dapur ditutup sampai waktu yang tidak ditentukan karena dianggap tidak menjalankan SOP dan menjadi penyebab terjadinya insiden keamanan pangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *