Penulis: Dina Amalia
Sources: Pengalaman Pribadi — Setahun Penggunaan Menstrual Pad
Menggunakan pembalut sekali pakai, semula nyaman-nyaman saja tapi lama-lama resah juga, khususnya masalah limbah dan ketidaknyamanan setiap kali memakainya.
Sejak kali pertama merasakannya di masa remaja, setiap bulan saya pasti mengeluarkan darah haid/menstruasi. Sejak saat itu pula saya selalu bergantung pada pembalut ‘sekali pakai’ untuk ‘menampung’ darah yang keluar.
Meskipun bergantung dan terlihat oke-oke saja, saya selalu dihantui oleh rasa ketakutan ketika tanggal bulanan haid sudah dekat. Rasa ketidaknyamanan dan iritasi adalah isi dari ketakutan saya.
Rasa tidak nyaman yang saya rasakan dominan karena lem/perekat pada pembalut sekali pakai yang mudah lepas dan kalaupun sudah menempel masih suka geser/miring, alhasil ada rasa mengganjal dan kebocoran sering terjadi.
Rasa tersebut mungkin masih bisa ditoleransi, tetapi menjadi risih lagi ketika kulit sudah mengalami iritasi. Kebersihan sudah sangat dijaga, ganti rutin sudah pasti, hingga mencoba berganti ke beberapa merk pun sudah dilakukan. Hasilnya masih tetap iritasi, disisi lain karena memang memiliki kulit yang amat sensitif.
Lalu, ada masalah lainnya?
Keresahan juga semakin bertambah, khususnya mengenai limbah.
Awalnya tidak pernah terpikirkan, tetapi menjadi bertanya-tanya sendiri ketika bolak-balik mencuci dan membuangnya di hari menstruasi, “sehari aja bisa ganti segini banyaknya (3-4 pembalut), apa kabar setahun? limbah akhirnya gimana ya, emang terurai cepet?”
Akhirnya saya melirik 2 riset, dari Menstrual Health Alliance India dan Sustaination melalui blog Widyasty, bahwa satu pembalut ‘sekali pakai’ membutuhkan waktu 500 sampai 800 tahun untuk bisa terurai. Menjadi waktu yang sangat lama, bahkan jauh lebih lama lho dari botol plastik yang berada dikisaran waktu 70 sampai 450 tahun.
Mewarta dari EcoNusantara, di masa periode haid/menstruasi setiap perempuan bisa mengganti 3-5 pembalut sehari (tergantung pada volume dan durasi pendarahan). Jika kita kalikan, ada sekitar 300+ pembalut yang digunakan oleh setiap perempuan dalam satu tahunnya. Limbah pembalut yang terus bertumpuk inilah pada kurun waktu tertentu akan melepas gas metana yang memiliki peran besar pada pemanasan global.
Memutuskan Beralih Ke Menstrual Pad atau Pembalut Kain
Dua keresehan di atas, bagi saya pribadi menjadi berat untuk bisa dilanjutkan dan dinormalisasi. Tetapi, saat itu juga saya kembali bertanya-tanya sendiri, “emang ada yang bisa menggantikan pembalut sekali pakai? Apalagi perannya besar banget.”
Karena kekeuh dan menginginkan perubahan (ikut mengurangi limbah bulanan), akhirnya saya mencari alternatif untuk mencoba beralih perlahan dari pembalut sekali pakai. Bermodal melihat review nyata dari beberapa tokoh di media sosial dan riset, maka bertemulah dengan menstrual pad.
Menstrual pad sendiri ialah pengganti dari pembalut sekali pakai atau disposable sanitary pad, bisa dipakai berulang (reusable) dan dapat dicuci. Jadi, bukan yang langsung dicuci lalu dibuang begitu saja menjadi limbah.
Sempat merasa bingung saat ingin menggunakan? Tentunya! Tetapi, kalau belum mencoba langsung menurut saya nggak akan pernah tahu rasa aslinya bagaimana dan terus berputar pada rasa kebingungan + ketakutan.
Saya membeli menstrual pad melalui marketplace dengan memilih toko terpercaya, yang lengkap memberikan informasi pengenalan hingga cara-cara dan saran pemakaian. Plusnya, bisa berkonsultasi bebas sebelum dan sesudah mencoba, jadi kalau ada hal yang ingin ditanyakan bisa langsung diskusi saja melalui chat.
Berikut saya rangkum kegunaan, kelebihan, dan pengalaman penggunaan menstrual pad setelah mencobanya selama satu tahun:
1. Keamanan dan Kenyamanan Penggunaan
Berbahan kain, menstrual pad jauh lebih aman khususnya untuk kesehatan organ intim. Selain bebas dari kandungan bahan kimia, yang saya rasakan ketika menggunakan menstrual pad yakni sama sekali tidak membuat bagian organ intim lembab.
Soal kenyamanan, menstrual pad hadir serupa pembalut sekali pakai, yakni memiliki varian bentuk dan ukuran; dari mulai wings dan non-wings, ada ukuran panty (-/+ 21 cm), day (-/+ 24 cm), dan Nite (-/+ 29 cm). Jadi, bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Bahan/lapisan yang digunakan baik inner + insert + kain luar sama-sama berbahan lembut, alhasil sama sekali tidak menyebabkan biang iritasi.
2. Daya Serapnya Cukup Tinggi
Cukup kaget ketika kali pertama mencoba menstrual pad, sebab bukan hanya menyerap jauh lebih banyak darah saja, melainkan serasa enteng karena darah langsung terserap tanpa menimbulkan rasa aliran haid.
Terkadang bukan enteng saja yang saya rasakan, tetapi serasa tidak ada darah yang keluar karena benar-benar langsung terserap. Saya selalu menggunakan ukuran Nite, jadi saat sedang tiduran sekalipun tetap aman dan tetap terserap dengan baik.
3. Kemudahan Penggunaan dan Proses Membersihkan
Menstrual pad amat mudah dipakai, karena bukan lem yang menjadi perekatnya, melainkan kancing pada bagian sayap dan setiap ukurannya sudah disesuaikan dengan bentuk/lekukan celana dalam. Jadi, terhindar dari posisi yang mudah menggeser ataupun bahan terlipat.
Proses membersihkannya pun juga cukup mudah, yakni bisa menggunakan lerak ataupun sabun mandi. Catatan yang diberikan saat saya berkonsultasi, ialah tidak disarankan menggunakan detergen plus pelembut, tidak boleh disikat dan disetrika karena bisa merusak lapisan waterproof pembalut.
Sejauh saya menggunakan, menstrual pad sangat mudah dibersihkan dan tidak meninggalkan bau amis. Seperti pada umumnya saja, dikucek satu arah dan diperas berulang sampai benar-benar bersih, lalu tinggal direndam beberapa saat menggunakan sabun mandi / detergen biasa dan dijemur.
4. Sangat Ramah Lingkungan dan Hemat Pengeluaran
Menstrual pad sangat ramah lingkungan yang bisa membantu mengurangi limbah, sebab mampu digunakan berulang kali dengan masa pakai sampai 2-3 tahun (soal keawetan kembali pula pada perawatan masing-masing pengguna).
Terlebih sangat menghemat pengeluaran, tidak perlu lagi membeli setiap bulannya seperti versi sekali pakai. Untuk harga menstrual pad sendiri tergantung merek dan ukuran yang kita pilih, dari mulai 40 rb – 200 rb (biasanya dijual dalam bentuk pack, seperti misal 1 pack berisi 4-6 pcs).
Banyak Kelebihan, Lantas Adakah Kekurangan Menstrual Pad?
Sedikit kekurangan yang saya rasakan ketika menggunakan menstrual pad, diantaranya:
1. Praktis di Rumah, Tidak Praktis di Luar Rumah
Untuk penggunaan di dalam rumah, menstrual pad agaknya jauh lebih aman dan bikin tenang. Sebab terkadang, untuk perjalanan jauh atau aktivitas yang padat (di luar rumah) harus menyesuaikan dengan kondisi toilet, kalau memadai aman-aman saja tetapi kalau tidak memadai agaknya jadi merepotkan saat ingin menggantinya.
2. Modal Awal dan Proses Penjemuran
Memilih menstrual pad agaknya kurang cocok buat yang tidak mau ribet, sebab 2 hal (pertama) membutuhkan modal di awal pembelian untuk menyetok beberapa pcs sekaligus (guna ganti-ganti setiap harinya).
(Kedua) diproses pencucian memang gampang, tetapi pada proses penjemurannya membutuhkan waktu cukup lama apalagi di musim penghujan, kecuali jika cuaca benar-benar terik/panas (untuk ketebalan menstrual pad sendiri tergantung merek ya). Alhasil, yang dibutuhkan adalah kembali pada modal stok yang cukup untuk berjaga-jaga.
Itulah pengalaman saya menggunakan menstrual pad. Buat yang ingin beralih bisa dicoba! Tapi, yang perlu diingat adalah coba dan lakukanlah jika memang diri kita sudah benar-benar siap. Sebaiknya hindari jika hanya bermodal ikut-ikutan, karena jika tidak dipelajari lebih dulu informasi dan caranya khawatir memakainya menjadi kurang tepat/asal.
Ingat, setiap produk pasti memiliki plus dan minus, tetapi berkah dari menggunakan menstrual pad bukan hanya berdampak baik pada diri sendiri melainkan juga lingkungan!
Terima kasih yaa sudah membaca artikel ini. Semoga bermanfaat, salam sehat dan bahagia selalu untuk dirimu yang lagi membaca.
Tambahan Referensi Pendamping:
Menstrual Health Alliance India (2022). Sanitary Napkin Disposal – A Growing Concern. Initial.
EcoNusantara. (2022). Transformasi Pembalut Sekali Pakai: Dari Penyelamat Wanita Menjadi Monster Limbah. EcoNusantara org.
Asty, Widyanty. (2019). Review: Pengalaman Menggunakan Menstrual Pad. Sustanation melalui Widyasty – blog.
