Remaja di Palmerah Jakbar Jadi Korban Pelecehan saat Tidur, Pelakunya Anggota Karang Taruna

Posted on


, JAKARTA –

Seorang remaja putri berinisial F (13) mendapat pelecehan seksual dari tetangga saat sedang tidur di dalam rumah kontrakannya di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (24/6/2025) dini hari.

Pelaku berinisial B (20) bisa masuk ke dalam rumah kontrakan korban karena pintunya tidak dikunci.

Kebetulan ketika itu ayah dan ibu korban sedang menginap di rumah orangtuanya yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Melihat remaja tersebut tidur bersama adiknya yang berusia 6 tahun, pelaku langsung melancarkan aksinya.

Awalnya pelaku secara perlahan meremas bagian salah satu anggota tubuh korban, dan berlanjut ke kemaluan hingga remaja itu tersadar ada yang menggerayangi.

Ayah korban, UAR menjelaskan, ketika sadar ada yang menggerayangi, anaknya langsung terbangun dari mimpinya.

Korban mengenali wajah salah satu pemuda yang biasa berkumpul di depan rumah kontrakan tengah membekap mulutnya.

“Anak saya mau teriak, terus dibekap sama pelaku, habis gitu pelaku langsung lari ke kontrakannya di atas,” kata UAR kepada Warta Kota saat ditemui di Polsek Palmerah, Selasa sore.

UAR melanjutkan, setelah mengalami pelecehan seksual, anaknya hanya bisa menangis seorang diri dan tak bisa tidur sampai pagi.

Ia pulang ke rumah kontrakan bersama istrinya pukul 05.00 WIB dan melihat anaknya sudah rapih mengenakan seragam sekolah.

“Saya heran, tumben-tumbenan dia sudah bangun, tapi di situ dia belum cerita kalau habis dilecehin sama tetangga saya,” ucapnya.

Di sekolah, lanjut UAR, anaknya sempat cerita kepada teman sekelasnya dan ketika pulang sekolah baru membeberkan semua aksi pelaku.

Ia baru tinggal di kontrakan tersebut sekitar dua bulan, sehingga anaknya tidak mengenal nama pelaku.

“Terus ada yang sebut nama B, saya yakin ke dia karena kan yang biasa nongkrong di depan rumah saya ada tiga orang, saya enggak curiga ke dua ini, langsung feeling ke B,” jelasnya.

Meski sebagai ayah sambung, UAR tetap tak bisa terima putrinya dilecehkan oleh pemuda pengangguran tersebut.

Ia meminta agar orangtuanya segera bangunkan anaknya untuk turun ke kamar kontrakannya.

Pria bertopi ini langsung kalap dan sempat main hakim sendiri karena kesal dengan ulah B.

Sebab, anaknya saat ini mengalami trauma usai kejadian tersebut.

“Sempat mau diselesaikan kekeluargaan, pas ditanya sama istri saya, B enggak mau ngaku, akhirnya saya bawa ke kantor polisi ke Polres Jakarta Barat unit PPA, dari sana di limpahkan ke Polsek Palmerah,” tuturnya.

Ia meminta keadilan karena anaknya telah menjadi korban pelecehan dan ketika di kantor polisi B mengakui semua perbuatannya.

“Kalau di negara ini enggak ada hukum, mungkin sudah saya bunuh,” tegasnya.

Sementara itu, pengurus rumah kontrakan bernama Ningsih mengaku datang ke Polsek Palmerah sebagai saksi atas apa yang menimpa remaja putri 13 tahun tersebut.

Menurutnya, pemuda pengangguran itu sudah tinggal bersama orangtuanya cukup lama dan dikenal sebagai anak pendiam.

“Dia pernah kerja di tempat galon, dapat uang Rp 50.000 dikasihin semua ke ibunya, dia itu anak yang sayang sama ibunya banget,” terangnya.

Ningsih melanjutkan, B juga aktif di karang taruna tempatnya tinggal dan sering dimintai tolong untuk berbelanja oleh warga sekitar.

Kontrakan tempat tinggalnya memang sering jadi tempat kumpul remaja, namun ia memandang selama ini B tidak pernah melalukan hal aneh-aneh.

Berbeda dengan saudara tiri B yang pernah ditangkap Polsek Kebon Jeruk karena terlibat aksi tawuran beberapa waktu lalu.

“Kalau dia mah selama ini baik saja, enggak pernah mencuri. Dia sempat tinggal di Bekasi sejak ibunya nikah dia ikut karena mau jagain ibunya,” ujar Ningsih.

“Ibunya itu dulu asisten rumah tangga (ART) di daerah Cibubur (Wilayah Bekasi), terus nikah sama bapak tirinya tinggal di kontrakan itu,” katanya.

“Bapak tirinya gojek berangkat pagi pulang malam, orang tidak mampu lah dia,” sambungnya.

Baca berita lainnya di
Google News

Ikuti saluran di WhatsApp:
https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09