Bupati Sragen Minta Dapur SPPG Hentikan Distribusi Makanan Sementara
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas mengambil kebijakan untuk menghentikan sementara distribusi makanan bergizi gratis dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setelah dugaan keracunan terjadi pada 251 siswa, karyawan, dan orang tua siswa dari dua sekolah di Kecamatan Gemolong. Kebijakan ini diambil setelah adanya laporan tentang gejala seperti mual, muntah, diare, hingga pusing yang dialami para pengguna layanan tersebut.
Kebijakan pertama yang diambil oleh Bupati adalah menunda pendistribusian makanan bergizi gratis selama minimal dua hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada risiko tambahan akibat makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan. Selain itu, pihak pemerintah juga melakukan tindakan medis terhadap siswa-siswi yang terkena dampak keracunan. Seluruh proses penanganan dilakukan dengan membentuk pusat krisis dan menyiagakan Puskesmas 24 jam untuk merespons laporan masyarakat terkait kemungkinan adanya gejala serupa.
Selain itu, sampel makanan yang dikonsumsi siswa akan dikirim ke laboratorium di Semarang untuk dianalisis. Sampel tersebut mencakup menu MBG yang disajikan pada tanggal 11 Agustus, yaitu nasi kuning, telur suwir, orek tempe, timun, dan susu kotak. Hasil analisis ini akan menjadi dasar dalam menentukan penyebab pasti dari dugaan keracunan tersebut.
Pada hari Selasa sore, kondisi para siswa sudah mulai membaik. Tidak ada siswa atau guru yang harus menjalani perawatan di rumah sakit. Semua korban kini berada di rumah masing-masing, dengan kondisi yang stabil.
Pemeriksaan Kondisi Dapur SPPG
Bupati Sigit Pamungkas langsung melakukan inspeksi terhadap dapur SPPG di Kecamatan Gemolong setelah adanya dugaan keracunan. Ia memeriksa berbagai aspek, termasuk tempat memasak, pengolahan bahan makanan, dan tempat mencuci alat-alat makan. Salah satu hal yang mendapat perhatian khusus adalah kondisi tempat mencuci alat makan.
Menurut Bupati, meskipun beberapa area perlu diperbaiki, secara keseluruhan dapur tersebut memiliki kondisi yang cukup baik. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan standar sanitasi agar tidak terjadi lagi kejadian serupa.
Ia juga menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada kasus yang membutuhkan rawat inap. Para siswa yang terkena dampak keracunan telah pulang ke rumah masing-masing. Meski jumlah korban mencapai 251 orang, Bupati menyatakan bahwa status kejadian luar biasa belum diperlukan.
Peluncuran Program Makan Bergizi Gratis
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi dimulai pada 17 Februari 2025, setelah sebelumnya melalui tahap uji coba pada Januari 2025. Program ini bertujuan untuk memberikan makanan bergizi kepada peserta didik dari tingkat TK/RA hingga SMP/MTs di Kabupaten Sragen.
Dalam pelaksanaan awal, sebanyak 5.274 porsi makanan dibagikan ke berbagai sekolah penerima. Distribusi dilakukan secara serentak di seluruh kecamatan dengan pengawasan ketat untuk memastikan kualitas dan gizi sesuai standar. Sebelum peluncuran resmi, uji coba telah dilakukan pada 11 Januari 2025 di SDN 3 Sragen, dengan pembagian 321 paket makanan bergizi.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup para siswa, serta memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi yang cukup untuk perkembangan optimal.
