Pesta Pernikahan yang Berujung Kekacauan
Pesta pernikahan putra sulung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Maulana Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, berakhir dengan insiden yang menyedihkan. Acara yang diadakan sebagai bagian dari rangkaian perayaan pernikahan tersebut menimbulkan kekacauan yang mengakibatkan tiga korban jiwa dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka. Tiga warga meninggal dunia, delapan orang menjalani perawatan intensif, sedangkan 19 orang lainnya menjalani rawat jalan.
Maulana Akbar, yang merupakan pengantin pria, menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut. Ia terlihat berusaha menahan air mata saat berbicara tentang insiden yang tidak diinginkan tersebut. Menurutnya, acara pesta rakyat yang diselenggarakan bukanlah niat untuk melukai hati atau menyebabkan kerugian bagi masyarakat.
“Saya memohon maaf kepada semua pihak. Tidak ada niatan jahat dari kami dalam acara ini. Kami hanya ingin berbagi kebahagiaan,” ujarnya.
Menurut Maulana, ide pembagian makanan gratis muncul secara spontan. Banyak warga yang sudah berkumpul sejak siang hari untuk menantikan hiburan malam hari. Melihat situasi tersebut, ia dan keluarganya memutuskan untuk membagikan makanan yang tersedia sebagai bentuk antusiasme masyarakat.
“Tujuan kami adalah memberikan makanan gratis bukan sekadar untuk memberikan sesuatu yang gratis. Saat banyak warga hadir sejak siang dan menunggu acara malam, kami merasa lebih baik memberikan makanan daripada mereka hanya berdiri tanpa aktivitas,” tambahnya.
Namun, Maulana mengaku tidak mengetahui bagaimana kekacauan bisa terjadi. Ia juga mengatakan bahwa konsep acara dilakukan secara terbuka tanpa penutupan atau penyekatan. Ia masih mencari tahu dari mana istilah “makan gratis” muncul setelah jam 1 siang.
“Kami tidak pernah mengumumkan adanya makan gratis. Entah dari mulut siapa istilah itu muncul, itu yang sedang saya dalami,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa makanan yang disediakan hanya untuk warga yang sudah hadir lebih awal. Area pesta juga dijaga oleh petugas keamanan.
“Untuk makanan yang tersedia, hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang sudah datang lebih awal. Kami tidak menghalangi siapa pun untuk makan, dan kebetulan ada petugas keamanan yang bertugas di sana,” jelasnya.
Putri Karlina, istri Maulana Akbar, juga menyampaikan bela sungkawa atas insiden yang terjadi. Ia mengungkapkan kesedihan yang mendalam karena kejadian tersebut terjadi tepat setelah dua hari pernikahannya.
“Tentu saja saya turut berduka atas musibah yang terjadi. Hari ini adalah hari yang sangat bahagia bagi saya, tetapi juga menjadi hari yang penuh kesedihan,” ujarnya.
Putri memastikan bahwa dirinya dan suami tidak memiliki niatan untuk menyebabkan kekacauan. Ia menegaskan bahwa tujuan acara adalah untuk berbagi kebahagiaan dengan masyarakat.
“Tidak ada sedikitpun niatan untuk melukai atau menyakiti siapa pun. Saya bersumpah, tidak ada satu detik pun dalam pikiran saya untuk menyebabkan hal seperti ini,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa sebagai Wakil Bupati Garut, ia ingin memenuhi ekspektasi masyarakat dengan menyelenggarakan pesta rakyat yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
“Beban saya sebagai Wakil Bupati adalah memenuhi harapan masyarakat. Saya berusaha agar acara pernikahan saya tidak mengganggu aktivitas masyarakat. Saya tahu, menciptakan suasana aman di tengah keramaian memang cukup sulit,” pungkasnya.


