Profil Immanuel Ebenezer: Dari Aktivis ’98 ke Wakil Menteri, Berakhir di Tangan KPK

Posted on

Perjalanan Politik Immanuel Ebenezer: Dari Aktivis ke Tersangka Korupsi

Immanuel Ebenezer, yang akrab disapa Noel, kembali menjadi sorotan publik setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan pemerasan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kejadian ini menandai perubahan drastis dalam kariernya yang sebelumnya penuh dengan idealisme dan perjuangan.

Awal Kiprah Sebagai Aktivis 1998

Lahir di Riau pada 22 Juli 1975, Immanuel Ebenezer tumbuh sebagai bagian dari generasi aktivis yang berperan penting dalam reformasi tahun 1998. Ia terlibat langsung dalam gerakan perubahan yang menggulingkan rezim lama dan membuka ruang bagi demokrasi. Kiprahnya di dunia pergerakan membentuk kepribadiannya yang vokal dan konfrontatif, ciri khas yang akan ia bawa ke panggung politik.

Pada 2016, ia sempat bekerja sebagai pengemudi ojek online. Fase hidup ini ia anggap sebagai pengingat bahwa kehidupan rakyat kecil tidak mudah. Pengalaman ini memperkuat keyakinannya bahwa politik harus berakar pada kepentingan rakyat.

Loyalitas pada Jokowi dan Peran sebagai Relawan

Noel mulai dikenal luas saat memimpin kelompok relawan Jokowi Mania (JoMan) pada Pilpres 2019. Ia menjadi salah satu pendukung utama Joko Widodo, sering kali bertemu dengan kelompok oposisi seperti Alumni 212. Sikapnya yang tegas dan kontroversial membuatnya menjadi figur yang banyak disoroti media.

Pada 2021, ia diangkat sebagai Komisaris Utama PT Mega Eltra, anak usaha BUMN Pupuk Indonesia. Namun, jabatannya berakhir lebih awal pada Maret 2022, diduga karena keterlibatannya sebagai saksi meringankan dalam kasus terorisme Munarman.

Dari Caleg Gagal ke Jabatan Wakil Menteri

Menjelang Pemilu 2024, Noel mendukung Ganjar Pranowo melalui Gerakan Ganjar Mania, sebelum akhirnya bergeser ke Prabowo Subianto dan membentuk Prabowo Mania 08. Ia maju sebagai calon legislatif (caleg) dari Partai Gerindra di daerah pemilihan Kalimantan Utara, namun gagal lolos ke Senayan.

Meski demikian, Presiden Prabowo Subianto menunjuknya sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan pada Oktober 2024. Di posisi ini, ia aktif melakukan sidak ke perusahaan yang menahan ijazah karyawan dan meluncurkan aplikasi aduan pekerja. Namun, pernyataannya tentang tren #KaburAjaDulu pada Februari 2025 memicu kontroversi besar di media sosial.

Kasus Pemerasan Sertifikasi K3

Pada 20 Agustus 2025, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Kementerian Ketenagakerjaan. Dua hari kemudian, Noel resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan sertifikasi K3. Ia diduga menerima uang sebesar Rp3 miliar pada Desember 2024, hanya dua bulan setelah dilantik sebagai Wakil Menteri.

KPK menyita uang tunai, mata uang asing, serta 22 kendaraan mewah termasuk Nissan GTR dan Ducati. Total kerugian negara diperkirakan mencapai Rp81 miliar.

Dari Idealisme ke Realitas Kekuasaan

Perjalanan Immanuel Ebenezer menjadi cerminan bagaimana idealisme aktivis bisa berubah ketika bersentuhan dengan kekuasaan. Dari relawan Jokowi hingga menjadi pejabat kabinet Prabowo, ia sempat menjadi simbol loyalitas politik.

Namun, penetapan sebagai tersangka oleh KPK menandai titik balik dramatis dalam kariernya. Publik kini menanti proses hukum lanjutan terhadap sosok yang pernah berdiri di garis depan perlawanan, dan kini harus menghadapi konsekuensi dari kekuasaan yang ia perjuangkan.