Pramono Beberkan Penyebab Banjir Jakarta, Masih Ada Wilayah Terendam

Posted on

Tiga Faktor Penyebab Banjir Jakarta dan Upaya Pemprov DKI

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan tiga faktor utama yang menyebabkan banjir di Jakarta pada Minggu (6/7). Menurutnya, banjir kali ini merupakan yang paling kompleks selama empat bulan masa jabatannya, karena disebabkan oleh kombinasi tiga hal sekaligus.

Pertama adalah banjir kiriman, yaitu air dari luar Jakarta yang masuk ke wilayah ibu kota. Kedua, banjir akibat curah hujan yang tinggi di Jakarta sendiri. Ketiga, terjadi bersamaan dengan rob atau naiknya permukaan air laut.

Pramono menjelaskan bahwa air laut baru surut pada pukul 22.30 WIB, sehingga pompa air hanya bisa dioperasikan secara optimal setelah waktu tersebut. Akibat volume air yang sangat besar, sebanyak 10 dari 600 pompa milik Pemprov DKI rusak.

“Pasti masyarakat Jakarta banyak yang tidak mengetahui bahwa permukaan air laut Jakarta baru turun jam 22.30 tadi malam. Sehingga baru saat itu lah kemudian kita menggunakan pompa yang dimiliki oleh pemerintah Jakarta, kurang lebih 600. Dari 600 pompa itu karena airnya begitu banyak, akhirnya 10 pompa terbakar,” ujarnya.

Sejak malam hari tanggal 6 Juli, Pramono terus berkoordinasi dengan lima wali kota di Jakarta untuk memantau perkembangan kondisi banjir hingga pukul 03.00 dini hari. Ia menyebut, kini banjir tersisa di sebagian kecil wilayah Jakarta Timur dan Barat.

“Dan alhamdulilah kalau melihat apa yang dilakukan di Jakarta, sekarang ini banjir tinggal sedikit ada di Jakarta Timur dan sedikit di Barat,” tambahnya.

Potensi Banjir dalam 1-2 Hari ke Depan

Pramono mengingatkan bahwa potensi banjir masih mungkin terjadi dalam satu-dua hari ke depan. Karena itu, ia telah meminta jajarannya untuk siaga penuh.

“Praktis yang lain sudah tertangani dengan baik. Dan dari ramalan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, ada kemungkinan satu-dua hari ini ada rob, permukaan air naik dan sekaligus ada hujan,” ujar Pramono.

Ia juga menceritakan bagaimana Pemprov DKI mengusahakan pemompaan air, meski kondisi belum ideal demi melindungi kawasan strategis seperti Bundaran HI dan Istana.

“Karena jam 22.30 itu sebenarnya belum bisa dipompa, tapi kalau tidak dipompa, mohon maaf, semalam itu beberapa daerah yang strategis pasti akan tergenang. Tetapi akhirnya dipompa pelan-pelan daerah-daerah strategis seperti Bundaran HI, Istana dan sebagainya yang kita rawat jangan sampai kena banjir sedikit pun,” kata Pramono.

“Dan Alhamdulilah dengan pengaturan yang ada sampai dengan malam kurang lebih jam 12-an lah. Itu mulai tertangani dengan baik dan pagi ini semuanya berjalan lancar,” tambahnya.

Pompa Air Bekerja Maksimal

Ika Agustin, Kadis SDA DKI Jakarta, mengatakan bahwa sejak hujan deras membanjiri Jakarta, 605 unit pompa di seluruh wilayah telah bekerja maksimal. Meskipun ada yang mengalami kerusakan, saat ini sudah diperbaiki dan bisa difungsikan lagi.

“Ya, memang karena kejadian tadi malam, pompa kita 100 persen full izin Pak Gubernur, berjalan semua. Pagi ini beberapa mengalami perawatan, maintenance. Kami upayakan sore ini sudah bisa berjalan semuanya,” jelasnya.

“Namun Bapak Ibu sekalian jangan khawatir, walaupun ada kendala beberapa di pompa. Pompa mobil kami 100 persen masih aktif. Jadi ter-backup karena pompa mobil dengan kapasitas yang sama dengan pompa stasioner,” sambung Ika.

Saat ini Pemprov DKI memiliki 202 lokasi pompa stasioner yang berjumlah 605 unit. Selain itu, terdapat juga pompa mobil di 5 wilayah. Masing-masing wilayah dibagi tadi malam 100-100. Totalnya sekitar ada 500, baik itu pompa mobil kapasitas 250-500.

Pemprov DKI juga memiliki lebih dari 200 unit alat berat yang bekerja saat musim kemarau dan musim hujan. “Sekarang musim hujan, musim kering, semuanya berjalan,” tutupnya.