Poin Utama Pidato Trump di PBB: Kecam Imigrasi dan Protes Eskalator Rusak

Posted on

Pidato Presiden Trump di Sidang Umum PBB: Kritik, Kebijakan, dan Sindiran

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan pidato dalam Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Dalam pidato yang berlangsung selama sekitar 56 menit, Trump menyampaikan berbagai pendapatnya terkait isu global, termasuk migrasi, perubahan iklim, serta kinerja PBB.

Zaman Keemasan AS

Trump mengklaim bahwa AS sedang memasuki masa keemasan setelah kembali menjabat sebagai presiden. Ia menyatakan bahwa negara ini menjadi negara terpopuler di dunia, dengan ekonomi yang paling kuat, perbatasan yang paling aman, militer yang paling tangguh, serta persahabatan yang paling kuat. Ia juga menyebut semangat bangsa AS sebagai yang paling luar biasa.

Dalam pidatonya, Trump menyatakan bahwa ia berhasil membalikkan krisis ekonomi yang diwariskan oleh pemerintahan Joe Biden. Menurutnya, biaya energi, harga bensin, dan bahan pangan telah turun, sementara suku bunga kredit kepemilikan rumah juga menurun. Ia juga menyebut bahwa pasar saham AS terus meningkat dan mencatat rekor-rekor baru.

Kritik terhadap Kebijakan Imigrasi

Trump mengecam kebijakan imigrasi dari sejumlah negara, terutama yang dinilai tidak mampu mengendalikan arus migran. Ia menuding PBB mendanai serangan terhadap negara-negara Barat karena lemahnya pengendalian migrasi. Trump memperingatkan bahwa identitas dan warisan Barat tengah hancur akibat gelombang migran. Ia menyarankan agar pemimpin Eropa meniru kebijakan keras AS dalam menahan dan mendeportasi pendatang ilegal.

Isu Lingkungan: Lelucon atau Bukan?

Trump menyebut agenda hijau seperti energi terbarukan dan isu krisis iklim sebagai omong kosong. Ia menjelaskan bahwa sektor energi di AS saat ini sedang berkembang pesat tanpa bergantung pada regulasi dan energi terbarukan. Menurutnya, energi terbarukan tidak efektif dan terlalu mahal. Ia juga menyangkal isu perubahan iklim, menyatakan bahwa tidak ada pemanasan atau pendinginan global. Prediksi-prediksi terkait perubahan iklim, menurutnya, seringkali dibuat oleh orang-orang bodoh dengan niat buruk.

Minim Penjelasan Soal Gaza dan Ukraina

Trump tidak memberikan penjelasan terkait konflik di Ukraina maupun Gaza. Meskipun sebelumnya ia mengklaim kedua konflik itu mudah diselesaikan, ia hanya menyampaikan penyesalan atas dukungan terhadap solusi dua negara di PBB. Ia juga menyerukan gencatan senjata di Gaza, meski upaya tersebut masih sulit tercapai. Terkait Ukraina, ia mengakui bahwa mengakhiri perang lebih sulit dari yang ia perkirakan, meskipun ia memiliki hubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sindiran terhadap PBB

Trump memanfaatkan insiden eskalator rusak dan teleprompter bermasalah di markas PBB untuk menyindir lembaga internasional tersebut. Ia menyatakan bahwa PBB gagal memainkan peran nyata dalam perdamaian global, terutama karena ketidakmampuan Dewan Keamanan dalam mengambil tindakan. Ia juga menyebut bahwa PBB hanya menulis surat dengan kata-kata keras tanpa tindak lanjut. Selama masa kepemimpinannya, Trump memangkas pendanaan AS untuk PBB, termasuk bantuan kemanusiaan dan misi penjaga perdamaian.