Pidato Powell Jadi Pemicu, Ethereum Tembus Rekor Baru

Posted on

Pidato Powell di Jackson Hole Memicu Kenaikan Pasar Kripto

Pada Jumat (22/8) malam WIB, pidato Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di simposium Jackson Hole menjadi titik balik bagi pasar kripto. Sebelumnya, pasar cenderung bearish, namun tiba-tiba mengalami lonjakan signifikan. Ethereum langsung mencetak all time high di USD 4.891 atau sekitar Rp 79,6 juta, sementara Bitcoin sempat menembus USD 117.377 atau sekitar Rp 1,9 miliar.

Momentum ini terjadi hanya beberapa jam setelah Powell menyampaikan pidatonya di depan para ekonom dan bankir sentral dunia di Jackson Hole, Wyoming, pada pukul 10.00 waktu setempat atau malam WIB. Dalam pidatonya, Powell memberi sinyal bahwa The Fed siap mengubah arah kebijakan. “Waktunya kebijakan disesuaikan. Arah kebijakan sudah jelas, dan waktu serta laju penurunan suku bunga akan bergantung pada data,” ujarnya. Pernyataan ini dibaca oleh pasar sebagai sinyal dovish.

Selama dua tahun terakhir, The Fed menahan suku bunga tinggi untuk menekan inflasi. Akibatnya, investor cenderung menghindari aset berisiko, termasuk saham teknologi dan kripto. Namun, Powell kini menegaskan bahwa inflasi telah turun signifikan ke 2,5 persen, mendekati target 2 persen. Ia semakin yakin inflasi bisa ditekan tanpa harus mengorbankan tenaga kerja.

Sinyal ini penting karena kripto sangat sensitif terhadap likuiditas global. Ketika bunga tinggi, investor lebih memilih obligasi atau deposito dolar yang aman. Sebaliknya, ketika The Fed membuka ruang pemangkasan bunga, dana besar mencari peluang ke aset berisiko dengan imbal hasil tinggi, dan kripto jadi salah satu sasaran utama.

Reaksi pasar kripto jauh lebih cepat dibanding pasar saham. Beberapa jam usai pidato, Ethereum langsung menembus rekor baru USD 4.891 (Rp 79,6 juta). Ini melampaui puncak sebelumnya pada November 2021. Bitcoin, yang sempat stagnan di kisaran USD 110.000, melonjak ke USD 117.377 (Rp 1,9 miliar).

Powell juga menyinggung perjalanan panjang The Fed sejak pandemi. Awalnya, ia menyebut inflasi bersifat transitory (sementara), namun ternyata lebih bertahan lama. The Fed lalu menaikkan suku bunga dengan agresif, total 525 basis poin sejak 2022. Kini, setelah inflasi melandai dan pasar tenaga kerja relatif stabil, Powell membuka opsi sebaliknya: pemangkasan bunga.

Inilah yang membuat pasar kripto begitu cepat merespons. Sejarah mencatat, setiap kali The Fed melonggarkan kebijakan, kripto cenderung mencatat reli besar. Contohnya adalah Jackson Hole 2020, diikuti bull run Bitcoin dari USD 10.000 menjadi lebih dari USD 60.000 setahun kemudian.

Mengapa Kripto Begitu Terpengaruh?

Berbeda dengan saham atau obligasi, kripto tidak punya arus kas atau pendapatan. Nilainya sangat dipengaruhi sentimen dan aliran dana global. Ketika likuiditas bertambah, investor mencari aset dengan potensi kenaikan terbesar. Bitcoin, sebagai aset digital terpopuler, biasanya menjadi tujuan pertama. Ethereum menyusul karena punya ekosistem aplikasi terdesentralisasi (DeFi dan NFT) yang semakin matang.

Sinyal dovish Powell menjadi katalis sempurna karena menggabungkan dua hal: ekspektasi bunga turun dan keyakinan ekonomi Amerika tidak jatuh resesi. “Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung pasar tenaga kerja yang kuat sambil terus membuat kemajuan menuju stabilitas harga,” tegasnya.

Meski euforia tinggi, pasar tetap menunggu kepastian. The Fed akan rapat lagi pada September untuk memutuskan suku bunga. Jika benar dipangkas, arus dana global bisa semakin deras masuk ke kripto. Namun, investor juga diingatkan agar tetap waspada. Powell menegaskan keputusan akan berbasis data. Jika inflasi kembali naik, arah bisa berubah. “Waktu dan laju penurunan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk,” katanya.

Untuk sementara, pasar kripto menikmati angin segar. Bitcoin Hari Ini dan Ethereum bukan hanya mencatat rebound, tapi juga menorehkan sejarah baru. Dengan The Fed mulai melunak, banyak analis memperkirakan bull run kripto bisa berlanjut, bahkan membuka jalan menuju altseason.