Pidato Megawati di Kongres PDIP: Presiden, Kudatuli, dan Pemilu Jateng

Posted on

Pidato Megawati Soekarnoputri di Kongres VI PDIP: Dari Kasus Hasto hingga Tantangan Geopolitik

Kongres VI Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center, Sabtu (2/8), menjadi momen penting dalam sejarah partai. Selama acara tersebut, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, memberikan pidato yang penuh makna dan menggambarkan berbagai isu strategis yang sedang dihadapi partai maupun bangsa Indonesia.

Menyoroti Kasus Hasto Kristiyanto

Dalam pidatonya, Megawati menyampaikan kekecewaannya terhadap KPK yang menahan Hasto Kristiyanto. Ia menegaskan bahwa kasus ini bukanlah hal yang perlu disibukkan oleh presiden. “Masa urusan begini saja presiden harus turun tangan? Coba pikirkan,” ujarnya.

Megawati juga mengungkapkan bahwa Hasto kini telah bebas setelah mendapat amnesti dari Presiden Joko Widodo. Meski begitu, ia menekankan bahwa penanganan kasus seperti ini harus dilakukan secara adil dan tidak memperlihatkan ketidakadilan. “Kita harus ingat bahwa keadilan itu harus tegak lurus,” tambahnya.

Tantangan Geopolitik yang Mengancam

Selain itu, Megawati juga menyentil kondisi geopolitik dunia yang semakin tidak pasti. Ia mengkhawatirkan dampak negatif dari konflik global yang bisa merambat ke Indonesia. “Ketegangan geopolitik yang tak menentu bisa berdampak ke mana-mana, termasuk ke Indonesia,” katanya.

Ia menyoroti munculnya blok-blok kekuatan besar serta meningkatnya unilateralisme dan proteksionisme. Hal ini, menurutnya, akan membawa guncangan pada ekonomi global. “Perkembangan ekonomi global mengalami guncangan,” ujarnya.

Memperingati Peristiwa Kudatuli

Sebagai bagian dari sejarah partai, Megawati juga mengingatkan tentang peristiwa penyerangan DPP PDIP pada 27 Juli 1996. Ia menuntut keadilan atas peristiwa tersebut, termasuk untuk tiga orang yang dinyatakan hilang dan belum ditemukan hingga saat ini. “Sampai hari ini, saya masih bertanya-tanya di mana keadilan itu,” kata Megawati.

Membangun Demokrasi yang Berdasarkan Kedaulatan Rakyat

Megawati juga menjelaskan bahwa dalam sistem presidensial Indonesia, istilah oposisi dan koalisi tidak dikenal. Ia menegaskan bahwa demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang bertumpu pada kedaulatan rakyat dan konstitusi. “Kita bukan demokrasi blok kekuasaan,” tegasnya.

Menurutnya, PDIP adalah partai yang berdiri di atas kebenaran dan menjadi penyeimbang dalam pembangunan nasional. “Kita adalah partai ideologis yang berpihak pada rakyat,” jelasnya.

Pesan Mendiang Paus Fransiskus

Selain isu politik, Megawati juga berbagi cerita tentang pesan khusus dari mendiang Paus Fransiskus. Saat berkunjung ke Vatikan pada Februari 2025 lalu, Paus Fransiskus meminta dia untuk membangun sekolah bagi anak-anak miskin dan cacat. Meski sudah menugaskan beberapa orang, hingga saat ini proyek tersebut belum terealisasi karena masalah perizinan.

Hasil Pemilu Jawa Tengah dan Penunjukan Bambang Pacul

Megawati juga menyentil hasil pemilu di Jawa Tengah, yang selama tiga kali berturut-turut dimenangkan oleh PDIP. Ia menunjuk Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul sebagai Ketua DPD PDIP Jawa Tengah. “Awas, jangan memalukan saya lagi,” ujarnya dengan nada keras.

Meski PDIP berhasil menang dalam pemilu legislatif, dalam pemilu presiden, calon yang diusung, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, kalah dari pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

PDIP Tidak Gentar Menghadapi Badai

Pada akhir pidatonya, Megawati bercerita pengalamannya pergi ke sebuah pulau di Maluku. Di sana, masyarakat menghadapi kesulitan logistik karena gelombang laut yang tinggi. Para kader PDIP di sana berani menembus ombak untuk membawa bantuan.

“Tidak gentar menerjang badai, gelombang. Aduh masak gitu aja takut,” ujarnya dengan penuh semangat.

Pidato Megawati di Kongres VI PDIP mencerminkan visi dan komitmen partai untuk terus berjuang demi kepentingan rakyat, menjaga keadilan, serta menghadapi tantangan baik dalam negeri maupun internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *