Inisiatif Dekarbonisasi di Petrokimia Gresik Berikan Peluang Baru bagi Industri Berkelanjutan
Petrokimia Gresik, sebuah perusahaan solusi agroindustri yang menjadi bagian dari holding Pupuk Indonesia, mengumumkan bahwa proyek pilot dekarbonisasi menggunakan teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU) telah memberikan dampak positif terhadap industri berkelanjutan di Indonesia. Teknologi ini tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon tetapi juga mampu menghasilkan bahan baku penting untuk mendukung sektor industri nasional.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, menyampaikan informasi ini dalam forum Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta. Ia menegaskan bahwa teknologi CCU menjadi solusi penting dalam upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE). Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Eko SA Cahyanto, juga memperkuat pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa teknologi ini dapat mengubah emisi karbon menjadi produk bernilai tambah.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam AIGIS 2025 menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang melaksanakan pilot project CCU berbasis hidrometalurgi di Petrokimia Gresik. Menurutnya, teknologi ini bukan hanya mendukung target NZE, tetapi juga memberikan nilai ekonomi yang signifikan.
Proses dan Hasil Pilot Project CCU di Petrokimia Gresik
Pilot project CCU di Petrokimia Gresik telah berjalan selama sekitar satu bulan. Fasilitas ini dirancang untuk mengurangi emisi karbon sekaligus menghasilkan produk samping seperti soda ash dan baking soda. Kebutuhan domestik terhadap kedua produk ini mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun, namun hingga kini masih sepenuhnya dipenuhi melalui impor.
Daconi menambahkan bahwa potensi pengembangan proyek ini sangat besar jika berhasil. Saat ini, pihaknya berupaya meningkatkan kapasitas produksi hingga 50.000 ton soda ash atau menyerap 20.000 ton CO₂ melalui pilot project ini. Dengan capaian tersebut, proyek ini bisa dikembangkan dalam skala yang lebih luas.
Sebagai produsen pupuk dan bahan kimia dengan kapasitas produksi hingga 11 juta ton per tahun, Petrokimia Gresik tidak bisa lepas dari potensi emisi karbon. Tanpa upaya penurunan, emisi karbon yang dihasilkan dapat mencapai 2 juta ton per tahun. Hingga 2025, berbagai program dekarbonisasi yang dijalankan berhasil menurunkan sekitar 400 ribu ton CO₂ ekuivalen, tetapi masih tersisa sekitar 1,6 juta ton CO₂ ekuivalen yang perlu ditangani dengan teknologi rendah karbon seperti CCU.
Strategi dan Tujuan Proyek CCU
Petrokimia Gresik telah mencanangkan peta jalan dekarbonisasi menuju Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030 dan NZE 2050. Beberapa program yang telah diimplementasikan antara lain instalasi solar cell, efisiensi energi di pabrik amonia, serta fuel switch pabrik NPK.
Sekjen Eko menegaskan bahwa pilot project CCU di Petrokimia Gresik membuktikan bahwa emisi karbon dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku bernilai tambah sekaligus mendukung substitusi impor. Ia menambahkan bahwa pemerintah saat ini mempercepat target NZE menjadi 10 tahun lebih cepat dari komitmen sebelumnya, yaitu dari NZE 2060 menjadi NZE 2050. Untuk mengejar target tersebut, pilot project CCU menjadi langkah strategis.
Kerja Sama dengan UWIN
Proyek CCU ini merupakan kerja sama antara Petrokimia Gresik, Kementerian Perindustrian, dan Uwin Resource Regeneration Inc. (UWIN), sebuah perusahaan swasta manufaktur asal Taiwan yang memiliki teknologi penangkapan dan pemanfaatan karbon (Carbon Capture and Utilization).
Dalam kerja sama ini, UWIN menyediakan pilot project teknologi CCU dan bertanggung jawab atas material yang digunakan maupun dihasilkan. Petrokimia Gresik menyediakan lahan untuk pemasangan pilot project CCU serta melengkapi utilitas listrik, air bersih, dan sumber daya lain yang diperlukan selama proyek berlangsung.
Kerja sama ini menunjukkan komitmen Petrokimia Gresik dan mitra untuk mengembangkan teknologi ramah lingkungan dan berkontribusi pada keberlanjutan industri nasional.
