Strategi Pabrikan Kendaraan Niaga dalam Menghadapi Tantangan Pasar
Pasar kendaraan niaga di Indonesia terus mengalami perubahan, baik dari segi permintaan maupun strategi pabrikan. Berbagai merek seperti Isuzu, Daihatsu, dan Suzuki saling bersaing untuk mempertahankan posisi mereka dalam pasar yang sedang melemah. Di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, para produsen ini melakukan berbagai inovasi dan strategi agar tetap bisa memenuhi kebutuhan konsumen.
Isuzu: Meluncurkan Edisi Khusus untuk Menarik Minat Konsumen
PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), yang merupakan bagian dari PT Astra International Tbk., mengungkapkan bahwa penjualan kendaraan niaga mengalami penurunan seiring dengan lesunya pasar otomotif secara keseluruhan. Menurut Puti Annisa Moeloek, Head of Communication Management Division IAMI, kondisi ini sangat berkaitan erat dengan situasi ekonomi makro. “Jika bisnis menurun, maka permintaan kendaraan komersial juga akan turun lebih dulu dibanding kendaraan penumpang,” jelasnya.
Untuk menghadapi tantangan ini, Isuzu meluncurkan Isuzu Traga edisi spesial dalam ajang GIIAS 2025. Hanya ada 50 unit yang tersedia dan hanya dijual selama pameran tersebut. Selain itu, Isuzu juga bekerja sama dengan instansi pemerintahan untuk menyediakan model Isuzu Elf sebagai bus.
Suzuki: Mengandalkan Kendaraan Rakitan Lokal
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengandalkan kendaraan rakitan lokal untuk meningkatkan penjualan. Randy R. Murdoko, Dept. Head of 4W Sales SIS, menjelaskan bahwa 81% dari total penjualan ritel pada Mei 2025 berasal dari mobil produksi dalam negeri seperti New Carry, New XL7, All New Ertiga, dan APV. Produk-produk ini tidak hanya diminati di pasar domestik, tetapi juga diekspor ke lebih dari 70 negara.
Selain itu, Suzuki juga memperkuat layanan purnajual melalui 302 dealer dan 217 bengkel resmi di seluruh Indonesia. Penjualan ritel Suzuki banyak dipengaruhi oleh pelaku usaha yang membutuhkan kendaraan operasional yang hemat bahan bakar dan tangguh.
Daihatsu: Gran Max Jadi Tulang Punggung Penjualan
PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengandalkan model Gran Max untuk memperkuat posisinya di pasar kendaraan niaga. Tri Mulyono, Marketing & Customer Relations Division Head ADM, menyatakan bahwa Gran Max menjadi tulang punggung penjualan saat industri otomotif Tanah Air melemah.
Di segmen pikap, Gran Max Pick Up memimpin pasar dengan penjualan sebesar 3.283 unit pada Mei 2025. Ini naik 119% secara bulanan dibandingkan April 2025. Di urutan kedua ada Suzuki New Carry dengan 2.392 unit, disusul Mitsubishi L300 dengan 1.124 unit.
Truk Fuso Ungguli Hino dan Isuzu
Di pasar truk, Mitsubishi Fuso masih memimpin dengan total penjualan sebanyak 1.889 unit pada Mei 2025. Hino menempati posisi kedua dengan 1.435 unit, sedangkan Isuzu mencatatkan 807 unit. UD Trucks dan FAW masing-masing mencatatkan 169 dan 57 unit.
Secara keseluruhan, penjualan truk sepanjang Januari-Mei 2025 turun 16% YoY menjadi 20.955 unit. Meski begitu, penjualan truk mengalami kenaikan 24% secara bulanan dibandingkan April 2025.
Perkembangan Pasar Kendaraan Niaga
Dalam beberapa bulan terakhir, penjualan mobil wholesales turun 5,5% YoY menjadi 316.981 unit, sementara penjualan ritel turun 9,2% menjadi 328.852 unit. Hal ini menunjukkan bahwa pasar kendaraan niaga masih menghadapi tantangan, meskipun beberapa merek berhasil bertahan dan bahkan meningkatkan penjualan.
Dengan berbagai strategi dan inovasi, para pabrikan kendaraan niaga berusaha memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Dari produk lokal hingga inovasi baru, mereka terus berkompetisi untuk memperkuat posisi di pasar yang dinamis.
