Pertarungan Laba Bank Buku IV di Semester I/2025

Posted on

Kinerja Keuangan Bank-Bank Jumbo di Semester I Tahun 2025

Pada semester pertama tahun 2025, tiga bank besar di Indonesia, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), telah merilis laporan kinerja keuangan mereka. Ketiga bank ini termasuk dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV dan mencatatkan pertumbuhan dalam intermediasi dan aset. Namun, dua dari ketiganya mengalami penurunan laba bersih.

BCA: Pertumbuhan Laba yang Menjadi Penyelamat

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menjadi satu-satunya bank jumbo yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih. Pada semester I/2025, BCA membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp29 triliun, meningkat 8% secara tahunan (year-on-year/YoY). Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong, menjelaskan bahwa kinerja positif ini didorong oleh pendapatan bunga dan pendapatan selain bunga.

Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA mencapai 7% YoY menjadi Rp42,5 triliun pada semester I 2025. Sementara itu, pendapatan selain bunga naik 10,6% YoY menjadi Rp13,7 triliun. Total pendapatan operasional BBCA tercatat senilai Rp56,2 triliun, naik 7,8% YoY. Rasio cost to income (CIR) juga turun menjadi 29,1%, dari sebelumnya 30,5%.

BNI: Laba Bersih Turun Meski Pendapatan Bunga Naik

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) atau BNI mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp10,09 triliun pada semester I/2025. Pada periode sama tahun sebelumnya, BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp10,69 triliun, sehingga terjadi penurunan 5,58% secara tahunan.

Pendapatan bunga bersih BNI tumbuh 2,33% YoY dari Rp19,07 triliun menjadi Rp19,51 triliun hingga paruh pertama tahun ini. Namun, beberapa pos pendapatan seperti komisi turun 2,20% YoY ke angka Rp4,84 triliun, sementara pendapatan lainnya menyusut 1,01% YoY menjadi Rp2,83 triliun. Beban pencadangan alias impairment juga naik 9,82% menjadi Rp3,71 triliun.

BRI: Laba Bersih Turun, Tapi Pertumbuhan Kredit Tetap Positif

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) atau BRI membukukan laba bersih konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp26,28 triliun pada semester I/2025. Pada periode sama tahun sebelumnya, BRI mencetak laba bersih sebesar Rp29,7 triliun, sehingga terjadi penurunan 11,53% secara tahunan.

Pendapatan bunga bersih BRI tumbuh 2,8% YoY dari Rp71,28 triliun menjadi Rp73,27 triliun hingga paruh pertama tahun ini. Meski demikian, BRI mencatatkan kenaikan sejumlah pos beban, seperti kerugian terkait risiko operasional yang naik dari Rp63,89 miliar menjadi Rp686,73 miliar. Beban pencadangan atau impairment juga naik 25,8% menjadi Rp23,27 triliun.

Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga Tetap Positif

Meskipun ada tekanan pada laba bersih, ketiga bank tetap mencatatkan pertumbuhan positif dalam penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).

BRI menyalurkan total kredit sebesar Rp1.416,62 triliun per semester I/2025, meningkat 5,97% YoY dari Rp1.336,78 triliun. Komposisi kredit UMKM mencapai 80,32% dari portofolio pembiayaan perseroan. Dari sisi kualitas, rasio NPL gross BRI stabil pada level 3,23%, sedangkan NPL net bergerak dari 0,86% menjadi 0,99%.

Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BRI meningkat 6,65% YoY menjadi Rp1.482,12 triliun. Dana murah alias CASA naik 10,6% YoY menjadi Rp970,94 triliun, dengan rasio CASA sebesar 65,51% dari total simpanan BRI.

BCA mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp959 triliun, tumbuh 12,9% YoY. Kredit korporasi BCA tumbuh 16,1% YoY mencapai Rp451,8 triliun, sedangkan kredit komersial naik 12,6% YoY menjadi Rp143,6 triliun. Rasio NPL BCA berada pada level 2,2%. Dana giro dan tabungan (CASA) secara konsolidasi berkontribusi sekitar 82,5% dari total DPK, tumbuh 7,3% menjadi Rp982 triliun.

BBNI tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp778,68 triliun per semester I/2025, meningkat 7,11% YoY. Aset bank pelat merah ini pun terkerek naik 12,05% YoY menjadi Rp1.201,65 triliun. Dari sisi kualitas aset, NPL gross BNI membaik dari 1,98% menjadi 1,95%. Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BNI meningkat 16,51% YoY menjadi Rp899,86 triliun. Dana murah alias CASA naik 18,67% YoY menjadi Rp647,55 triliun, sedangkan deposito tumbuh 11,33% YoY ke angka Rp252,31 triliun.