Subianto untuk kali pertama memberikan instruksi dalam acara rapat pimpinan atau Rapim TNI-Polri Tahun 2025 pada Kamis, 30 Januari 2025. Dalam agenda yang diselenggarakan di The Tribrata, Jakarta, ia menyampaikan sejumlah pernyataan yang cukup menarik.
Di antaranya, Presiden menyinggung soal pentingnya peran TNI dan Polri. Ia meniru pimpinan bagi negara yang gagal tersebut dari kinerja kemiliteran dan kepolisian-nya. Selain itu, Prabowo juga mengingatkan bahwa prajurit TNI dan anggota Polri diupah oleh rakyat.
Rapat tahunan yang diadakan oleh pemimpin TNI dan Polri untuk membahas isu strategis, perkembangan situasi keamanan, serta koordinasi antara kedua instansi untuk menjaga stabilitas dan keamanan negara.
Berikut adalah rangkuman pernyataan Prabowo dalam memberikan arahan di acara rapat pimpinan atau Rapim TNI-Polri Tahun 2025:
1. Menyebutkan pentingnya peran TNI dan Polri, membuktikan penguasaan kedaulatan dan pelaksanaan hukum.
Prabowo menekankan pentingnya peran TNI dan Polri dalam menjaga eksistensi dan menegakkan kedaulatan negara. Menurutnya, TNI dan Polri adalah dua institusi yang merupakan wujud kehadiran negara, wujud penegakan kedaulatan, dan wujud eksistensi negara.
“Undang-Undang Dasar, Undang-Undang Keputusan-Keputusan Presiden, peraturan-peraturan pemerintah, peraturan-peraturan Presiden, dan segala produk-produk dari pemerintah tidak ada artinya kalau tidak ditegakkan,” kata Presiden.
2. Minta TNI-Polri menjalankan tugas dengan dedikasi penuh: Rakyat yang menggaji saudara
Presiden Prabowo mengingatkan bahwa kekuasaan yang diberikan kepada TNI dan Polri menelan tanggung jawab besar dari rakyat. Jika rakyat memberikan kepercayaan kepada TNI dan Polri, maka rakyat berharap kedua institusi tersebut bisa menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi dan pengabdian.
“Pegawai yang diberi gaji oleh kemasyarakatan. Pegawai yang melengkapi kemasyarakatan dari kaki hingga kepalanya, penghuni yang memberikan makan kepada aparat militer dan kepolisian, dan kemasyarakatan memberikan otoritas kepada aparat militer dan kepolisian untuk memiliki monopoli senjata,” katanya.
3. Sebut negara gagal adalah negara yang pasukan dan keamanannya gagal
Prabowo juga menyebut negara yang gagal adalah negara yang tentaranya dan polisiannya gagal. Sebab, menurutnya, tentara dan polisi merupakan dua lembaga yang menjadi manifestasi wujud negara dan penegakan kedaulatan. “Karena itu biasanya cirikhas negara yang gagal adalah tentara dan polisi yang gagal,” ujar Prabowo.
4. Istilah “jabatan dan pangkat” bukan hanya sekadar tanda hormat
Presiden Prabowo menyebutkan bahwa jabatan dan pangkat yang diberikan kepada anggota TNI dan Polri bukan hanya sebagai penghormatan. Melainkan merupakan tanggung jawab besar yang harus dilaksanakan dengan pengorbanan yang besar. Ia menegaskan bahwa TNI dan Polri harus siap mengorbankan jiwa dan badan demi kepentingan bangsa dan negara.
“Jangka yang Saudara miliki, Bintang yang dibawa Saudara, bintang yang ada di bahu Anda, itu artinya adalah penghormatan dari rakyat. Penghormatan dari rakyat karena rakyat menyerahkan nasib keamanan mereka kepada kawan-kawan,” ucapnya.
5. Minta TNI-Polri berkorban jiwa dan raga demi negara tanpa ragu.
Presiden Prabowo juga mengingatkan bahwa jabatan dan pangkat yang beserta oleh para perwira TNI dan Polri harus disertai dengan tanggung jawab yang besar, termasuk kesiapan untuk memberikan pengorbanan tanpa ragu demi negara.
“Bilamana saudara mendapat pangkat, itu berarti saudara seharusnya sadar bahwa pada waktunya bila memang diperlukan saudara harus bersedia mengorbankan jiwa dan raganya tanpa ada keraguan,” ujar Prabowo.
Tiga Perwira Tinggi TNI yaitu: Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Tonny Harjono, dan Secreataris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Saya mohon dengan hormat dan curiga perlu perhatian Anda karena saya tidak dapat menjawab pertanyaan Anda mengenai Teks asli dalam paragraf di atas. Kenapa?