Perluasan Kemitraan Internasional UTM dalam Pengabdian Masyarakat
Universitas Trunojoyo Madura (UTM) telah menjelma menjadi kampus yang ramah bagi mahasiswa asing dalam beberapa tahun terakhir. Kini, UTM memperluas jangkauan pengajaran dan pengabdian masyarakat hingga ke luar negeri. Kerja sama ini diwujudkan melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur untuk Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional Mengajar dan Pengabdian Masyarakat.
Penandatanganan PKS dilakukan oleh Rektor UTM, Prof Dr Safi, SH, MH bersama Duta Besar RI untuk Malaysia, Datuk Hermono di Kantor KBRI Kuala Lumpur. Acara ini turut dihadiri oleh pimpinan perguruan tinggi dan jajaran pejabat dari kedua institusi. Prof Safi menyatakan bahwa kerjasama ini menjadi langkah strategis UTM dalam memperluas jangkauan pengabdian masyarakat ke tingkat internasional sekaligus memperkuat diplomasi pendidikan Indonesia di luar negeri.
Sejak 2016, UTM menjadi pilihan kegiatan magang budaya mahasiswa dari Palacky University, Republik Ceko. Pada pertengahan September 2025 lalu, sejumlah 11 mahasiswa pertukaran dari Palacky University Olomouc, Republik Ceko terlibat dalam pelatihan Unplugged Coding dengan konsep pembelajaran computational thinking tanpa menggunakan perangkat komputer di SDIT Ulil Albab. Pelatihan ini bertujuan mengenalkan logika dasar pemrograman kepada siswa sekolah dasar dengan metode permainan edukatif. Para siswa diajak berinteraksi melalui aktivitas sederhana, seperti mewarnai baris dan kolom berdasarkan instruksi dalam bahasa Inggris yang diberikan mahasiswa Palacky University. Dengan pendekatan interaktif, anak-anak tidak hanya belajar berpikir sistematis, tetapi juga terlatih meningkatkan keterampilan bahasa asing mereka.
Selain itu, 11 mahasiswa Palacky University Olomouc juga diperkenalkan UTM tentang produk hilirisasi garam terbaru bertajuk Isotonic Bittern. Minuman kesehatan berbasis larutan sisa produksi garam ini dipamerkan dalam kegiatan International Short Course hasil kreasi Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam (PSDA) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Kegiatan berskala internasional ini digelar dengan dukungan penuh International Relation Office (IRO) UTM, mengusung tema “Via Salaria: From The Sea to The Desk”. Tema tersebut merefleksikan perjalanan panjang garam dari laut hingga akhirnya tersaji di meja makan yang kini bertransformasi menjadi produk inovatif bernilai tambah.
Kerja Sama dengan Universitas Thailand
Sejak tahun 2018, UTM juga telah menjalin kemitraan strategis dengan Walailak University (WU), Thailand. Kerja sama ini bermula dari hubungan personal dua akademisi; Dr Wanda Ramansyah, MPd dari UTM dan Pensri Panich, MPd dari WU yang pernah menempuh pendidikan doktoral di Universitas Negeri Malang. Bentuk kerja sama yang dibangun mencakup program pertukaran mahasiswa (student exchange), kolaborasi riset, hingga kuliah tamu (guest lecturer).
Pada tahun 2025, sebanyak 7 dosen dan 6 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UTM berkesempatan melaksanakan program guest lecturer, teaching assistant, dan short class di tiga fakultas WU, yaitu School of Education, School of Informatics, serta School of Political Science and Public Administration. Program tersebut berlangsung pada 7–30 September 2025.
Peran Kerja Sama Internasional dalam Pembangunan
Prof Safi’ menjelaskan, semua yang telah dilakukan UTM sejauh ini merupakan upaya perguruan tinggi untuk mengembangkan Tri Dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang semakin menuntut keterlibatan aktif dalam kerja sama lintas negara. Kolaborasi internasional bukan hanya meningkatkan produktivitas akademik, tetapi juga mengangkat citra dan peringkat kampus di kancah global. UTM menjadi salah satu contoh nyata bagaimana daya jelajah dosen dan mahasiswa mampu membuka jalan bagi kampus untuk semakin dikenal dunia. Melalui hubungan kelembagaan global, kami terus mempererat ikatan antar perguruan tinggi lintas negara. Kini, kerja sama tersebut telah menjelma menjadi wadah kolaborasi yang melibatkan banyak pihak, melahirkan luaran akademis, serta membuka ruang interaksi budaya.
Inisiatif Pendidikan Anak Pekerja Migran
Sebelumnya, Konsulat Jenderal Australia di Surabaya menjadikan UTM sebagai kampus pertama di Pulau Madura untuk memperkenalkan perpustakaan, ‘AussieBanget Corner’ pada 18 Februari 2025. Ruang pojok baca itu ditempatkan di Lantai 3 Gedung Perpustakaan Utama Cakra UTM. Kampus negeri yang berlokasi di Desa Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur dalam dua tahun terakhir juga telah membuka jalur afirmasi untuk mahasiswa asing.
Saat ini puluhan mahasiswa asing dari sepuluh negara tengah fokus menimba ilmu meliputi Tajikistan, Pakistan, Malaysia, Nigeria, Sudan, Ethiopia, Pakistan, Bangladesh, Afganistan, dan Timor Leste. Prof Safi’ menambahkan, UTM dan KBRI Kuala Lumpur bersepakat untuk mengembangkan berbagai kegiatan bersama. Meliputi pelaksanaan KKN Internasional Mengajar dan Pengabdian kepada Masyarakat di Sanggar Bimbingan, pembinaan dan pendampingan mahasiswa selama masa pengabdian, program pertukaran dan kolaborasi di bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan, serta promosi nilai-nilai budaya, bahasa, dan pendidikan Indonesia di lingkungan masyarakat diaspora.
Program KKN Internasional UTM di Malaysia akan dilaksanakan secara rutin dan terstruktur dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas. Dengan harapan, nantinya tidak hanya memberi manfaat langsung bagi masyarakat Indonesia di luar negeri, tetapi juga memperkaya wawasan dan pengalaman global mahasiswa UTM.
Peran Mahasiswa dalam Pendidikan Anak Pekerja Migran
Duta Besar RI di Malaysia, Datuk Indera Hermono dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada UTM atas komitmennya dalam mendukung pendidikan anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia. Selama ini, banyak anak imigran di Semenanjung Malaysia masih belum memiliki akses pendidikan memadai karena keterbatasan guru dan fasilitas belajar. Pemerintah Indonesia bisa mengirim bahan ajar, tapi siapa yang mengajar? Anak-anak kita tersebar di berbagai daerah dan selama ini mereka tidak punya guru. Karena itu, kita tidak bisa menunggu semua siap. Kita mulai dulu, gotong royong. Dan para mahasiswa yang datang lewat program KKN inilah tulang punggung pendidikan mereka.
Ia menegaskan bahwa dalam tiga tahun terakhir, kehadiran mahasiswa KKN dari berbagai universitas telah menjadi solusi nyata atas keterbatasan tenaga pengajar di lapangan. Hingga kini, KBRI Kuala Lumpur telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 100 universitas di Indonesia. Jumlah itu disebut Hermono masih akan bertambah lebih dari 50 universitas lain yang berkomitmen mendukung akses pendidikan bagi anak-anak pekerja migran. Kami berterima kasih kepada lebih dari 150 universitas yang telah membantu, mengawal, dan mendampingi anak-anak pekerja migran. Bahkan beberapa kampus juga berkomitmen memberikan beasiswa bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan. Semoga ini menjadi amal jariyah bagi kita semua.
Hermono menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam perlindungan pekerja migran dan keluarganya sesuai Amanat Undang-undang Nomor 18 Tahun 2017. Menurutnya, tanggung jawab besar berada di tingkat desa dan kabupaten/kota, terutama dalam memastikan pendidikan dan kesejahteraan keluarga pekerja migran di tanah air tetap terjaga. Selama ini kita sering bicara soal devisa, tapi lupa menghitung biaya sosial dari migrasi: keluarga yang retak, anak-anak yang kehilangan bimbingan. Karena itu, pendidikan menjadi kunci perubahan dan perlindungan sejati.


