Berikut adalah rute karir Elisa Kambu sebagai Gubernur Papua Barat Daya yang diangkat oleh Prabowo Subianto.
Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau tercatat sebagai pemenang dalam pemilihan kepala daerah di Papua Barat Daya tahun 2024 menurut data yang disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Sebagaimana telah disampaikan, pasangan Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau berhasil memenangkan pemilihan karena mendapatkan dukungan sebesar 144.598 suara dari warga Papua.
Maka, bagaimana petualangan karir Elisa Kambu berlangsung? Inilah penjelasannya yang mendetail.
Elisa Kambu dilahirkan pada tanggal 12 Maret 1964 di desa Tolak Ayamaru, kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya.
Dia adalah anak laki-laki dari Almarhum Hendrik Kambu dan Y. Kambuaya.
Walau Elisa kehilangan bapaknya ketika dia masih bersekolah dasar, namun ia terus mengikuti pembelajaran secara sungguh-sungguh sampai meraih pendidikan lanjutan.
Elisa menyelesaikan pendidikannya yang lebih dini di SD YPK Arus dan berhasil lulus pada tahun 1981.
Dia lanjutan studinya dilanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Negeri Ayamaru dan selesai pada tahun 1984.
Selanjutnya, Elisa melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 413 Kampung Baru, Kota Sorong, yang adalah salah satu sekolah menengah atas terkemuka di Papua, dan berhasil lulus pada tahun 1987.
Elisa seterusnya meneruskan studi lanjutan di Universitas Cenderawasih (Uncen) yang berlokasi di Jayapura.
Dia mengejar studi dalam bidang Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Saat menempuh pendidikan tinggi, Elisa terlibat secara aktif di beberapa kelompok mahasiswa dan pernah menjadi Ketua Badan Perwakilan MahasiswaJurusan Ilmu Pemerintahan.
Dia pernah menjadi Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa FISIP, serta Ketua Senat Mahasiswa Uncen.
Kegiatannya di organisasi menyebabkannya lulus dengan keterlambatan, dan dia baru mendapatkan gelarnya pada tahun 1994.
Setelah menyelesaikan studinya, Elisa mengawali karirnya sebagai pengajar dalam Program Sarjana Pendamping Purna Waktu (SP2W) yang dikelola oleh Bappenas.
Dia diposisikan di Kecamatan Mindiptana, Kabupaten Merauke (kini disebut Boven Digoel) selama hampir dua tahun.
Tahun 1996, dia mendaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil dan diterima di Merauke.
Elisa berfungsi sebagai Kasubag Tata Usaha di Bidang Umum Sekretariat Daerah Merauke.
Segera setelah itu, dia dipromosikan sebagai Kepala Distrik Fayit, dan kemudian menjabat sebagai Kepala Distrik Agats selama kurun waktu enam tahun.
Performa yang memuaskan menjadikannya kepala Bawasda Asmat sebelum akhirnya menjabat sebagai sekretaris daerah Asmat pada tahun 2010.
Pada tahun 2013, Elisa pernah mengalami pemutusan hubungan kerja akibat dinamika politik yang berubah.
Tetapi, hal itu tidak menghambat semangatnya.
Pada tahun 2015, Elisa memilih untuk masuk ke bidang politik dan bertarung dalam pemilihan bupati Asmat bersama pasangannya, Thomas Eppe Safanpo.
Mereka sukses mengamankan kemenangan dalam pemilihan kepala daerah di Asmat pada tahun 2015 dengan mendapatkan sebanyak 53% dukungan dari suara yang ada.
Sebagai Bupati Asmat, Elisa mengutamakan pengembangan sarana prasarana, meningkatkan fasilitas kesehatan, serta memperbaiki sistem pendidikan di daerah yang sulit dijangkau.
Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Asmat tahun 2020, Elisa mengajukan dirinya sebagai calon lagi dan berhasil dipilih untuk masa jabatan kedua. Ia mendapat dukungan dari sembilan partai politik yang meliputi PDI Perjuangan, Gerindra, PKB, serta Golkar.
Persentase suara resmi yang mereka peroleh adalah 55%.
Setelah mengabdi selama dua masa jabatan sebagai Bupati Asmat, Elisa memilih untuk berlaga sebagai Kandidat Gubernur Papua Barat Daya dalam pemilihan yang akan datang tahun 2024.
Dia bertandem dengan Ahmad Nausrau dalam pemilihan kepala daerah untuk wilayah Papua Barat Daya tahun 2024.
Pasangan tersebut mendapat dukungan dari Partai Gerindra, PAN, serta PKB.
Elisa menjalani hidupa senderhana.
(/TribunBatam.id)