Penyelidikan Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN
Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta (37), kini sedang dalam penyelidikan pihak berwajib. Polisi Militer Kodam Jaya telah menetapkan Kopda FH, seorang oknum TNI, sebagai tersangka setelah diduga terlibat dalam kasus ini. Saat ini, Kopda FH telah dilakukan penahanan.
Dalam penyelidikan yang sedang berlangsung, Kopda FH diduga bertindak sebagai perantara dalam mencari orang-orang yang ditugaskan untuk melakukan penjemputan paksa terhadap korban. Peran perantara sendiri merujuk pada seseorang atau pihak yang menjadi penghubung antara dua pihak atau lebih dalam suatu urusan, seperti jual beli, perundingan, komunikasi, atau penyelesaian masalah.
Adrianus Agal, kuasa hukum dari Eras, salah satu pelaku dalam klaster penculikan, memberikan informasi mengenai kronologi kejadian tersebut. Menurutnya, semua bermula saat Eras menerima telepon dari Kopda FH pada Senin (18/8/2025). Dalam panggilan itu, F menawarkan pekerjaan dan mengajak Eras untuk bertemu di sebuah kantin wilayah Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Selasa (19/8/2025).
Eras disebut sudah mengenal F sebelum kejadian, dan F diketahui merupakan oknum aparat. Pertemuan antara Eras dan kawan-kawannya dengan F berlangsung di kantin daerah Cijantung pukul 09.00 WIB. Dalam pertemuan tersebut, F menjelaskan bahwa pekerjaan yang dimaksud adalah untuk menjemput paksa korban.
Pada Rabu (20/8/2025), hari eksekusi penculikan, Eras dan kawan-kawan kembali bertemu dengan F di Kafe Kungkung, Jalan Percetakan Negara, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pukul 09.00 WIB. Di sana, F menjelaskan rencana jemput paksa terhadap Ilham. Jika rencana berhasil, Eras diminta menyerahkan korban kepada seseorang yang disebut sebagai “tangan kanan bos”.
Pada hari yang sama sekitar pukul 10.00 WIB, F menerima informasi dari tim pengintai tentang keberadaan Ilham di supermarket wilayah Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Oleh karena itu, F memerintahkan Eras dan kawan-kawan segera bergerak menuju lokasi. Kelompok pelaku tiba di TKP sekitar pukul 11.30 WIB dan menunggu korban di area parkir selama kurang lebih empat jam.
Sekitar pukul 16.00 WIB, korban berjalan menuju mobilnya. Saat Ilham hendak masuk ke kendaraan, Eras dan kawan-kawan langsung menariknya lalu memaksa korban masuk ke mobil yang telah diparkir para pelaku di samping kendaraan korban. Setelah itu mereka bergegas keluar dari area parkir supermarket.
Awalnya, korban akan diserahkan kepada oknum F dan tangan kanan Bos di daerah Fatmawati, akan tetapi oknum F mengarahkan ke daerah Tanjung Priok. Namun, Eras tidak menyetujui penyerahan korban di wilayah tersebut dan bertolak ke wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sekitar pukul 18.40 WIB, Eras sudah sampai di lokasi penukaran, dan korban diserahkan kepada oknum F dan tangan kanan bos sekitar pukul 18.55 WIB. Korban kemudian dibawa oleh tangan kanan bos sekitar pukul 19.00 WIB. Eras dan kawan-kawan serta F bergerak menuju sebuah Sport Center di wilayah Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Setiba di sana, F menyerahkan uang senilai Rp 45 juta kepada Eras sebagai imbalan pekerjaan. Usai menerima jatah, Eras dan teman-temannya kembali ke tempat tinggal.
Menurut Agal, Eras meninggalkan Jakarta karena ingin mengikuti acara adat, bukan karena ditangkap polisi pada Kamis (22/8/2025) saat hendak melarikan diri ke kampung halamannya. Eras mengetahui korban meninggal usai Satuan Reskrim Polres Manggarai Barat menunjukkan foto bahwa orang yang mereka jemput paksa sudah meninggal.
Sebelumnya, sejumlah prajurit disebut tengah menjalani pemeriksaan terkait kasus penculikan yang berujung pada pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37). Hal ini dibenarkan Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya) melalui Danpomdam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto.
Korban ditemukan tewas di area persawahan Kabupaten Bekasi. Jasad kepala cabang bank BUMN itu dibuang setelah diculik. Pelaku mengakui telah menculik Ilham. Berdasarkan rekaman CCTV yang beredar, korban terlihat mengenakan kemeja cokelat dan celana panjang krem saat berada di parkiran. Ia tampak menutupi kepalanya dengan tangan kiri karena rintik hujan.
Mayat korban ditemukan oleh seorang warga yang tengah menggembala sapi di area persawahan. Saat ditemukan, warga melihat mayat itu kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban. Mayat itu kemudian ditemukan oleh petugas kepolisian dan diperiksa. Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyebut MIP tewas akibat hantaman benda tumpul di bagian dada dan leher sehingga kekurangan oksigen.