Peran Kopda FH dalam Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN

Posted on

Penetapan Tersangka Baru dalam Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN

Kasus dugaan penculikan dan pembunuhan terhadap Kacab Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta semakin memanas. Saat ini, jumlah tersangka dalam kasus tersebut meningkat menjadi 15 orang. Salah satu tersangka baru adalah seorang oknum prajurit TNI dengan inisial Kopda FH. Dia diduga berperan sebagai perantara dalam proses penculikan korban.

Pengungkapan keterlibatan Kopda FH dilakukan setelah pemeriksaan oleh Polisi Militer Kodam (Pomdam) Jaya. Setelah diperiksa, Kopda FH ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini sedang ditahan untuk penyidikan lebih lanjut. Komandan Pomdam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto, menjelaskan bahwa Kopda FH sempat tidak hadir tanpa izin dari satuan. Dugaannya, dia terlibat dalam mencari orang-orang yang bertugas melakukan penjemputan paksa terhadap Ilham Pradipta.

“Peran yang bersangkutan sebagai ‘perantara’ untuk mencari orang guna menjemput paksa,” kata Donny.

Dugaan adanya keterlibatan oknum aparat dalam kasus ini diungkap oleh pengacara tersangka klaster penculikan, Adrianus Agal. Menurutnya, ada kemungkinan adanya keterlibatan oknum aparat dengan inisial F yang meminta kliennya untuk menculik korban. Agal juga sebelumnya pernah meminta perlindungan hukum kepada Panglima TNI dan Kapolri karena dugaan keterlibatan tersebut.

Agal mengapresiasi pemeriksaan terhadap Kopda FH yang dilakukan oleh Pomdam Jaya. Meski ia tidak bisa berkomentar secara langsung ke media, ia menyatakan bahwa informasi yang diterima sesuai dengan apa yang terjadi. Ia juga menjelaskan bahwa dari hasil pengembangan kasus, total tersangka yang sudah ditahan mencapai sekitar 15 orang.

Peran Masing-Masing Tersangka

Ke-15 tersangka tersebut terbagi dalam empat klaster berdasarkan perannya masing-masing:

  1. Otak Penculikan dan Pembunuhan

    Terdapat empat dalang dalam kasus ini, yaitu Candy alias Ken, Dwi Hartono, Yohanes Joko, serta Antonius. Salah satu dari mereka, Dwi Hartono, adalah seorang pengusaha Bimbingan Belajar (Bimbel) dan motivator asal Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi.

  2. Pelaku Penganiayaan

    Ada tiga tersangka dalam klaster ini, yaitu Nasir, David, dan Neo.

  3. Tim Pemantau Sebelum Penculikan dan Pembunuhan

    Tim pemantau terdiri atas tiga orang, yakni Rohmat Sukur, Eka, dan Wiranto.

  4. Tim Penculik

    Klaster ini terdiri dari lima orang, yaitu Erasmus Wawo sebagai kapten penculikan, Emanuel Woda Berto, Johanes Ronald Sebenan, Andre Tomatala, serta Reviando. Tim penculik ini merupakan debt collector di Jakarta sekitar. Erasmus Wawo atau biasa disebut Eras, diketahui pernah menjadi residivis dan pernah mendekam di Rutan Cipinang.

Latar Belakang Kejadian

Peristiwa pembunuhan terhadap Mohamad Ilham Pradipta bermula saat korban berada di area parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8/2025). Korban terlihat diculik oleh sejumlah orang saat akan masuk ke mobilnya yang terparkir bersebelahan dengan mobil para pelaku. Selanjutnya, korban dibawa masuk ke dalam mobil para pelaku secara paksa.

Jenazah korban akhirnya ditemukan di sebuah kebun kosong dengan posisi telungkup dan sebagian kemejanya terangkat di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi. Dari hasil penyelidikan, polisi telah menetapkan 15 orang sebagai tersangka. Motif pembunuhan ini diduga terkait dengan penolakan korban terhadap pengajuan kredit fiktif senilai Rp 13 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *