Peran 2 Mr X Bikin Brigadir Esco Tampak Bunuh Diri, Briptu Rizka Menolak Adegan Rekonstruksi Ini

Posted on

Peran Mr X dalam Kematian Brigadir Esco Terungkap

Pada proses rekonstruksi kematian Brigadir Esco Fasca Rely, terungkap adanya peran orang lain yang disebut sebagai Mr X. Proses ini dilakukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP), dan menjadi fakta penting dalam penyelidikan kasus tersebut. Selain istri korban, Briptu Rizka Sintiyani, ternyata ada dua orang yang disebut Mr X yang turut serta dalam adegan rekonstruksi.

Dalam adegan rekonstruksi, Mr X terlihat memindahkan jasad Brigadir Esco dari rumah ke kebun belakang. Adegan ini menggambarkan bahwa korban diperlakukan seolah-olah mengakhiri hidupnya sendiri dengan mengikat lehernya di batang pohon. Namun, hasil penyidikan menunjukkan bahwa kematian Brigadir Esco bukanlah akibat bunuh diri, melainkan pembunuhan.

Kasubdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB AKBP Catur Erwin Setiawan menyatakan bahwa pihaknya masih mendalami peran Mr X dalam kasus ini. Meski sampai saat ini hanya Briptu Rizka Sintiyani yang ditetapkan sebagai tersangka, penegak hukum tetap mencari tahu apakah ada tersangka lain yang terlibat.

Penolakan Briptu Rizka dalam Rekonstruksi

Selama proses rekonstruksi, Briptu Rizka menolak untuk menjalani beberapa adegan, termasuk saat harus memperagakan bagaimana ia membawa jasad Brigadir Esco ke kebun belakang. Hal ini membuat polisi menggunakan pengganti untuk memperagakan adegan tersebut. Namun, meskipun menolak, Briptu Rizka tetap kooperatif dalam menjalani proses rekonstruksi.

Kuasa hukum keluarga Esco, Lalu Anton Heriawan, menyatakan bahwa korban sempat dipukul di bagian kepala oleh pelaku. Ia juga menyebut adanya luka sayatan di wajah dan tangan korban, yang diduga merupakan bentuk perlindungan diri. Anton percaya bahwa ada tersangka lain yang terlibat dalam kasus ini.

Bukti-Bukti yang Ditemukan

Dari hasil penyidikan, polisi telah mengamankan berbagai barang bukti terkait kematian Brigadir Esco. Mulai dari kayu, handuk milik anak pasangan tersebut, hingga benda tajam seperti gunting. Salah satu yang mengejutkan adalah temuan bercak darah di handuk anak korban, yang diduga berasal dari Brigadir Esco. Hal ini menambah keraguan terhadap kebenaran kasus tersebut.

Samsul Herawadi, ayah dari Brigadir Esco, menyatakan bahwa awalnya ia hanya mengetahui barang bukti yang melekat pada tubuh korban, seperti jaket, celana, HP, kunci motor, dan jam tangan. Namun, kini ia mulai meragukan apakah semua informasi yang diberikan polisi benar-benar akurat.

Penyelidikan Polisi dan Isu Perselingkuhan

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Nusa Tenggara Barat, Kombes Pol Syarif Hidayat, menyatakan bahwa penyelidikan masih terus dilakukan. Pihaknya akan menganalisis kesesuaian keterangan saksi dan nomor HP korban. Menurutnya, ada dugaan kekerasan yang menyebabkan kematian Brigadir Esco.

Meski tidak ada bukti konkret, isu perselingkuhan sering muncul dalam spekulasi. Namun, pengacara Briptu Rizka, Syarifuddin, membantah tuduhan tersebut. Ia menyatakan bahwa informasi tentang perselingkuhan hanya gosip liar yang tidak terbukti. Ia meminta agar masyarakat menunggu fakta yang akan diungkap dalam persidangan.

Lokasi dan Potensi Sekotong

Brigadir Esco Fasca Rely adalah anggota Polsek Sekotong, Lombok Barat. Sekotong merupakan kecamatan yang terletak di bagian barat daya Pulau Lombok. Wilayah ini memiliki potensi pariwisata yang besar, dengan banyak pantai dan gugusan pulau kecil (gili) yang indah. Selain pariwisata, masyarakat setempat juga aktif dalam sektor perikanan dan pertanian. Pemerintah daerah melihat Sekotong sebagai kawasan strategis untuk pengembangan masa depan Kabupaten Lombok Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *