Penerbangan Rute Pendek di Bandara Adisutjipto Kian Ramai

Posted on

Bandara Adisutjipto Yogyakarta kini semakin dinamis dengan kehadiran dua maskapai baru yang membuka rute penerbangan pendek dalam waktu kurang dari sepekan. Maskapai tersebut adalah Susi Air dan FlyJaya Air, yang masing-masing menawarkan layanan unik untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Susi Air telah memulai operasionalnya dengan dua rute utama: Yogyakarta–Karimunjawa dan Yogyakarta–Bandung. Sementara itu, FlyJaya Air mengambil fokus pada rute Yogyakarta–Jakarta. Hadirnya kedua maskapai ini tidak hanya memberikan alternatif perjalanan bagi penumpang, tetapi juga menjadi bagian dari upaya memperkuat konektivitas antar destinasi wisata strategis di Indonesia.

Menurut Tri Saktiyana, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta, keberadaan rute-rute baru ini sangat berpotensi meningkatkan arus kunjungan wisatawan serta memperkuat ekosistem pariwisata lokal. “Yogyakarta bisa menjadi hub wisata dengan keterhubungan yang lebih efektif, mendorong wisatawan untuk tinggal lebih lama dan akhirnya memperkuat roda ekonomi daerah,” ujar Saktiyana.

Sensasi Perjalanan Lebih Intim

Berbeda dengan penerbangan komersial besar yang biasanya menggunakan pesawat berbadan lebar, kedua maskapai ini menggunakan armada berukuran lebih kecil. Hal ini menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih privat dan eksklusif. Pesawat-pesawat seperti Cessna C208B Grand Caravan (milik Susi Air) dan ATR 72 (milik FlyJaya Air) memang dirancang untuk melayani rute pendek dengan kapasitas penumpang terbatas.

Dengan desain seperti ini, para penumpang dapat merasakan suasana yang lebih tenang, prosedur boarding yang cepat, dan akses langsung ke bandara-bandara kecil atau regional yang tidak selalu dilayani oleh maskapai besar.

Rute Karimunjawa Kini Lebih Mudah Diakses

Salah satu highlight dari hadirnya Susi Air adalah pembukaan rute Yogyakarta–Karimunjawa. Wilayah kepulauan ini selama ini dikenal memiliki akses laut yang seringkali terganggu karena kondisi cuaca buruk. Dengan adanya penerbangan reguler tiga kali dalam seminggu (Senin, Jumat, dan Minggu), warga maupun wisatawan kini bisa menuju Karimunjawa dalam waktu hanya sekitar 55 menit saja.

Penerbangan dimulai dari Bandara Adisutjipto pukul 07.30 WIB dan tiba di Karimunjawa pukul 08.25 WIB. Untuk jadwal keberangkatan dari Karimunjawa sendiri dilakukan pukul 10.35 WIB dan sampai di Yogyakarta sekitar pukul 11.30 WIB. Tiket sekali jalan berkisar Rp 1 juta, harga yang cukup kompetitif jika dibandingkan dengan biaya transportasi laut yang lebih lama dan tidak pasti.

Salah satu penumpang perdana, Panji Purnandaru, menyampaikan bahwa pengalamannya menggunakan Susi Air sangat positif. “Perjalanan hanya sekitar 55 menit dan sangat nyaman. Ini jauh lebih cepat dibandingkan perjalanan lewat darat dan laut,” katanya.

Jakarta-Yogyakarta dengan Layanan Baru

FlyJaya Air pun tak kalah menarik. Maskapai ini membuka rute Yogyakarta–Jakarta dengan frekuensi harian menggunakan pesawat turboprop ATR 72. Penerbangan pertama setiap hari berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta pukul 06.20 WIB dan kembali dari Yogyakarta pukul 15.55 WIB.

Lokasi Bandara Adisutjipto yang dekat dengan pusat kota menjadi nilai tambah tersendiri. Hal ini memudahkan mobilitas penumpang, baik yang melakukan perjalanan bisnis maupun wisata. Ary Mercyanto, Chief Commercial Officer FlyJaya, menjelaskan bahwa peluncuran rute ini merupakan langkah awal untuk mendukung konektivitas yang lebih baik di Indonesia.

“Kami ingin memberikan fleksibilitas waktu yang maksimal bagi pelaku bisnis dan wisatawan. Rute ini bisa menjadi pilihan ideal untuk mereka yang ingin bepergian secara efisien dan cepat,” ucap Ary.

Dampak Ekonomi dan Potensi Wisata

Selain memberikan kemudahan akses, kehadiran kedua maskapai ini juga diharapkan akan berdampak positif pada perekonomian daerah. Dengan semakin mudahnya akses ke lokasi-lokasi wisata seperti Karimunjawa dan Yogyakarta, jumlah kunjungan wisatawan diperkirakan akan meningkat. Hal ini tentunya akan memberikan dorongan signifikan pada sektor UMKM, hotel, restoran, dan industri kreatif lainnya.

Tri Saktiyana menambahkan bahwa rute-rute baru ini bukan hanya soal transportasi semata, tetapi juga tentang membangun ekosistem pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan. “Ini adalah langkah penting dalam menciptakan rantai ekonomi yang kuat antar wilayah,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *