Pemkab Bandung Uji Makanan MBG Diduga Picu Keracunan 12 Siswa SD

Posted on

Penyelidikan Kasus Keracunan MBG di SDN Legokhayam

Pemerintah Kabupaten Bandung sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan kasus keracunan yang dialami 12 siswa SDN Legokhayam, Kecamatan Cilengkrang. Saat ini, sampel makanan yang diduga menjadi penyebab kejadian tersebut sedang dalam proses uji laboratorium.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Yuli Irnawati Mosjasari, mengatakan bahwa pihaknya telah menyerahkan sampel makanan kepada Labkes Jawa Barat. Selain itu, laporan mengenai kejadian tersebut juga telah disampaikan kepada Satgas MBG Kabupaten Bandung. Ia menjelaskan bahwa prosedur yang dilakukan sesuai dengan ketentuan Permenkes, yaitu ketika ada dugaan keracunan makanan, petugas akan mengambil sampel makanan yang belum dikonsumsi maupun muntahan dari para korban.

“Kami sudah menyerahkan sampel dan masih menunggu hasil uji laboratorium,” ujar Yuli pada Senin 25 Agustus 2025.

Prosedur penanganan keracunan tertuang dalam Pasal 17 Permenkes Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Hal ini mencakup pemeriksaan sampel dan spesimen yang diperlukan untuk menentukan penyebab pasti dari kejadian tersebut.

Selain itu, pihak Dinas Kesehatan terus melakukan pengawasan berupa inspeksi higiene sanitasi di tempat-tempat pengolahan makanan. Mereka juga memberikan edukasi perihal kesehatan lingkungan dan prosedur kesehatan bagi individu yang menangani makanan.

Yuli menjelaskan bahwa pihaknya terus mengedukasi para penjamah makanan dalam hal membersihkan bahan makanan dan peralatan. Selain itu, mereka juga akan menjadwalkan pelatihan pengelolaan makanan yang baik dan sehat bagi para penjamah makanan.

Koordinasi dengan Satgas MBG

Yuli juga menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Satgas MBG Kabupaten Bandung. Menurutnya, Ketua Satgas MBG telah mengumpulkan organisasi perangkat daerah teknis yang berkaitan dengan urusan tersebut, termasuk koordinator MBG dan SPPG di Kabupaten Bandung, dalam rangka mitigasi risiko.

“Memitigasi tiap-tiap risiko yang berpotensi menjadi permasalahan kesehatan,” ujar Yuli.

Respons Bupati Bandung

Bupati Bandung Dadang Supriatna merespons dugaan keracunan tersebut dengan instruksi kepada aparatur kecamatan setempat untuk segera mengecek secara menyeluruh setelah kejadian tersebut diketahui. Ia mengatakan bahwa penyebab dugaan keracunan belum diketahui secara pasti, tetapi ia menekankan pentingnya higiene sanitasi dalam program MBG.

“Berasal (penyebab dugaan keracunan) dari makanan bergizi gratis atau bukan, kami belum mengetahui. Kami pun tak bisa begitu saja mengambil kesimpulan. Akan tetapi, apa pun itu, kami mengingatkan terus-menerus, termasuk perihal higiene sanitasi ini,” ucap Dadang.

Dadang juga berkomitmen untuk mengawal agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Ia menyatakan bahwa pihaknya terus menyuarakan melalui forum Asosiasi Kabupaten atau Kota Peduli Sanitasi (Akopsi). Selain itu, Kabupaten Bandung dan Badan Gizi Nasional telah membentuk kantor bersama Satgas Percepatan Penyelenggaraan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pengalaman Orang Tua Siswa

Sebelumnya, sebanyak 12 siswa kelas 3 dan 4 SDN Legokhayam, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung diduga mengalami keracunan makanan dari program MBG pada Kamis 21 Agustus 2025. Orang tua siswa menduga hal itu setelah anaknya mengalami gejala seperti mual, pusing, dan muntah.

Feri Sobur, salah satu orang tua siswa kelas 4 SDN Legokhayam, menceritakan bahwa putranya muntah saat sedang di perjalanan dari sekolah ke rumah. Setelah sampai di rumah, anaknya masih muntah dan mengeluh mual serta pusing. Feri dan istrinya langsung membawa anaknya ke klinik terdekat. Anaknya mengatakan kepada dokter bahwa ia hanya mengonsumsi makanan dari program MBG dan tidak mengonsumsi makanan apa pun selain itu.