Pemicu Daftar Sekolah di SD Negeri Sleman dan Kulon Progo Menurun

Posted on

Fenomena Penurunan Minat Orang Tua terhadap Sekolah Negeri

Minat orang tua untuk menyekolahkan anak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) menunjukkan penurunan yang signifikan. Hal ini mencerminkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah negeri. Dosen Administrasi Publik Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Gerry Katon Mahendra, menjelaskan bahwa fenomena ini menunjukkan adanya pola krisis kepercayaan yang berdampak pada menurunnya minat masyarakat terhadap SD Negeri.

Menurut Gerry, ada tiga faktor utama yang menjadi penyebab penurunan minat tersebut. Pertama, kualitas layanan pendidikan yang tidak merata, bahkan dalam satu kota atau kabupaten. Kedua, lemahnya inovasi manajemen sekolah dalam menjawab kebutuhan siswa dan orang tua serta tuntutan perkembangan zaman. Ketiga, rendahnya kepercayaan publik akibat kurangnya promosi tentang keunggulan SD Negeri.

Gerry menambahkan bahwa orang tua saat ini sangat aware dan ingin anaknya mendapatkan pendidikan yang berkualitas, aman, dan nyaman. Oleh karena itu, SD Negeri perlu melakukan perbaikan secara menyeluruh, terutama dalam hal fasilitas dan konsistensi kualitas pengajaran. Selain itu, ketimpangan promosi antara sekolah negeri dan swasta juga menjadi salah satu penyebab penurunan minat.

Sekolah swasta memiliki inisiatif dan modal lebih untuk melengkapi fasilitas dan meningkatkan SDM guru, ditambah dengan promosi yang gencar. Meski biayanya mahal, orang tua merasa hal tersebut sepadan. Sementara itu, sekolah negeri terikat regulasi dan birokrasi yang membatasi inovasi.

Gerry menilai kebijakan zonasi belum cukup efektif mengatasi masalah ini. Menurutnya, orang tua lebih memilih sekolah yang berkualitas meskipun harus membayar lebih mahal. Kata kuncinya adalah kebijakan dan alokasi anggaran yang memadai untuk peningkatan kualitas secara komprehensif.

Pemerintah daerah memiliki peran kunci untuk memastikan layanan pendidikan dasar tetap merata dan berkualitas. Hal ini termasuk pemerataan guru, peningkatan fasilitas sekolah negeri, serta kebijakan afirmasi dan promosi bagi sekolah yang kekurangan murid. Dinas pendidikan dan sekolah perlu fokus pada peningkatan kualitas pengajaran, pembaruan fasilitas, serta membangun citra positif melalui komunikasi yang transparan dan aktif.

Gerry menyarankan agar branding dan komunikasi publik sekolah negeri ditingkatkan dengan menunjukkan keunggulan dan prestasi secara terbuka, memanfaatkan media sosial sekolah, serta membangun komunikasi aktif dengan orang tua dan masyarakat. Strategi jangka pendeknya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dan fasilitas sekolah negeri agar menarik perhatian masyarakat. Sedangkan strategi jangka panjang adalah reformasi manajemen pendidikan dan inovasi kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Kondisi di Sleman

Di Kabupaten Sleman, banyak SD Negeri mengalami penurunan jumlah murid yang cukup signifikan. Pada tahun ajaran 2025/2026 ini, banyak sekolah hanya menerima kurang dari 10 anak sebagai murid baru. Jumlah anak usia masuk SD sedikit, sementara jumlah satuan pendidikan semakin banyak, ditambah pilihan orang tua yang cenderung menyekolahkan anak ke sekolah swasta yang dianggap lebih unggul menjadi faktor minimnya pendaftar ke SD Negeri.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Sri Adi Marsanto mengatakan ada 374 SD Negeri di Sleman. Dari jumlah tersebut, 76 sekolah menerima murid baru kurang dari 10 anak. Salah satunya adalah SD Negeri Taraman di Kelurahan Sinduharjo Ngaglik yang tahun ini hanya menerima 3 murid baru. Meski demikian, ia memastikan kegiatan pembelajaran tetap berjalan.

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan jumlah murid baru antara lain karena usia anak masuk SD di sekitar lokasi sekolah minim, atau relatif tidak banyak. Selain itu, banyak orang tua yang cenderung menyekolahkan anaknya ke swasta karena lebih memilih sekolah yang memiliki basis agama atau kualitas yang lebih baik.

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan SD negeri di Kabupaten Sleman selalu dilakukan. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan (PTK). Ini sudah dilakukan setiap tahun berkolaborasi dengan PGRI. Juga dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendukungnya.

Peningkatan sarpras ini menjadi urgen agar sekolah negeri mampu bersaing dengan sekolah lain. Sebab, sekolah swasta yang berbasis Yayasan kuat mampu menyediakan infrastruktur yang kuat. Hal ini tentu menjadi nilai tambah yang menarik minat orangtua menyekolahkan anaknya ke swasta. Sedangkan sekolah negeri hanya mengandalkan bantuan dari APBN maupun APBD.

Kepala Sekolah SD Taraman, Patna Sutiwi menyampaikan bahwa orangtua menyekolahkan anak terkadang bukan hanya faktor sekolah semata melainkan juga kecenderungan berbasis agama. Ia menyebut ada anak dari Taraman yang justru sekolahnya di SD Muhamadiyah 1 Ngaglik yang lokasinya berada di Kelurahan Sukoharjo. Padahal jaraknya lumayan jauh.

Meskipun hanya mendapat 3 siswa baru di tahun ini, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dipastikan tetap berjalan. Rencananya, besok guru dan tenaga kependidikan akan mulai menyiapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi murid baru. Ia pastikan kegiatan belajar mengajar tetap akan berjalan meskipun jumlah siswa barunya relatif sedikit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *