Pelukan Terakhir Mpok Alpa untuk Ajie Darmaji, Malam yang Gelisah dan Nafas yang Tidak Kuat

Posted on

Kenangan Haru dari Ajie Darmaji tentang Detik-Detik Terakhir Mpok Alpa

Mpok Alpa, sosok yang dikenal dengan gaya khas Betawinya dan selalu memberikan tawa serta kehangatan bagi penontonnya, meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, sahabat, dan para penggemarnya. Di balik senyum dan candaannya yang selalu menghibur, ternyata ia berjuang melawan penyakit kanker payudara. Tidak banyak orang yang mengetahui kondisi kesehatannya karena ia memilih untuk menyembunyikannya dari publik. Suaminya, Ajie Darmaji, akhirnya menceritakan alasan di balik keputusan Mpok Alpa untuk merahasiakan penyakitnya, serta momen-momen haru sebelum kepergiannya.

1. Mpok Alpa Tidak Ingin Menjadi Beban

Ajie Darmaji menyebut bahwa sang istri adalah sosok yang tidak ingin menjadi beban bagi siapa pun. Bahkan ketika mengetahui dirinya mengidap kanker payudara, Mpok Alpa tetap memilih merahasiakannya dari banyak orang, termasuk sahabat-sahabat dekatnya. Ia memiliki prinsip bahwa jika bisa sendiri menghadapi sakitnya, maka ia memilih untuk tidak mengungkapkannya kepada siapa pun. Ajie menjelaskan bahwa Mpok Alpa tidak pernah ingin dikasih tahu oleh orang lain, meskipun beberapa teman menyarankan agar penyakit itu diumumkan agar bisa mendapatkan bantuan. Namun, ia tetap menolak. “Katanya selagi kita masih bisa, mampu, kita aja,” ujar Ajie. Sikap mandiri ini membuat Ajie bangga namun juga sedih, karena di saat kritis pun Mpok Alpa tetap memilih untuk tidak merepotkan siapa pun.

2. Lebih Suka Memberi Daripada Menerima

Selain itu, Ajie juga mengungkap filosofi hidup yang dipegang teguh oleh Mpok Alpa. Baginya, ia adalah pribadi yang dermawan dan lebih suka memberi daripada menerima. Hal ini terlihat dalam cara ia menjalani hidup dan menyikapi penyakitnya. Ajie mengatakan bahwa ia pernah mengajarkan sesuatu kepada Mpok Alpa, yaitu bahwa harus lebih banyak memberi daripada menerima. Prinsip ini dipegang kuat oleh Mpok Alpa hingga akhir hayatnya. Bahkan, ia pernah berkata, “Kata lu lebih baik kita memberi daripada menerima.” Pandangan hidup ini membuat Mpok Alpa tidak pernah mengeluh meski tengah mengalami penderitaan. Ia tetap menjalani hari-harinya dengan tawa dan energi yang selama ini dikenal publik.

3. Detik-Detik Akhir Sebelum Kepergian

Ajie juga menceritakan momen-momen terakhir bersama Mpok Alpa sebelum ia berpulang pada Jumat (15/8/2025) pagi. Ia mengatakan bahwa Mpok Alpa mulai menunjukkan tanda-tanda gelisah sejak malam sebelumnya, termasuk keluhan sesak napas yang semakin parah. “Pa, ini copotin ya. Mama udah enggak kuat napasnya, sudah di sini (dada),” ujar Ajie menirukan permintaan istrinya. Saat itu, mereka berada di RS Dharmais, tempat Mpok Alpa dirawat intensif. Ajie menambahkan bahwa kondisi tubuh istrinya mulai dingin sejak dini hari. Meski begitu, Mpok Alpa sempat meminta Ajie untuk tidur di sebelahnya. “Tapi saya enggak mau, takut ganggu,” kata Ajie. Pada pukul 07.00 WIB, kondisi semakin memburuk. Mpok Alpa kembali meminta oksigennya dilepas. “Jam 8 minta copotin oksigen. ‘Pa ini copotin ya, Mama enggak kuat, napas sudah di sini.’ Kita selimutin, tapi dibuang sama dia,” ungkap Ajie.

4. Pelukan Terakhir dan Kalimat Syahadat

Momen paling emosional terjadi saat Mpok Alpa mengembuskan napas terakhir di pelukan sang suami. Ajie dengan penuh cinta dan kesedihan membimbing istrinya mengucapkan kalimat syahadat sebagai pengantar kepergian. “Saya peluk, saya bilang ‘Ikutin ya.’ Sampai ‘Laa ilaaha illallah’, cuma sampai ‘Allah’… lalu merem, sudah habis (napasnya),” kata Ajie. Suasana haru menyelimuti ruangan saat itu, menyaksikan perjuangan akhir seorang istri, ibu, dan figur publik yang dicintai banyak orang. Mpok Alpa dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (15/8/2025) pukul 08.31 WIB di RS Dharmais, Jakarta. Usianya baru 38 tahun, dan ia meninggalkan seorang suami serta empat anak yang masih kecil. Jenazah Mpok Alpa telah dimakamkan pada hari yang sama di Pemakaman Wakaf Kujaran, Jakarta Selatan.