Persebaya Surabaya dan Peran Dime Dimov yang Tak Terlihat
PasarModern.com — Persebaya Surabaya kembali memperlihatkan performa gemilang setelah mengalahkan Bali United dengan skor 5-2 di Stadion Gelora Bung Tomo. Kemenangan ini menjadi momen penting bagi Green Force, yang sedang berada dalam tren positif. Namun, di balik kegembiraan tersebut, salah satu pemain bertahan, Dime Dimov, menjadi sorotan karena penampilannya yang dinilai tidak sepenuhnya sesuai ekspektasi.
Meski begitu, data statistik menunjukkan bahwa Dimov merupakan salah satu pemain penting di lini belakang Persebaya Surabaya. Ia tercatat sebagai raja passing nomor dua di skuad Eduardo Perez, dengan rata-rata 32,7 umpan akurat per pertandingan dan persentase keberhasilan sebesar 86 persen. Hanya Risto Mitrevski yang unggul dalam hal ini, dengan rata-rata 35,7 umpan per pertandingan.
Dimov memiliki peran vital dalam membangun serangan dari lini belakang. Keberadaannya menjadi penyeimbang saat Persebaya mencoba menerapkan pola bola-bola panjang yang diusung pelatih. Meskipun tidak selalu mendapat perhatian utama, ia bekerja secara diam-diam untuk menghubungkan lini pertahanan dengan lini tengah secara konsisten.
Lahir di Skopje, Makedonia Utara pada 25 Juli 1994, Dimov kini berusia 31 tahun. Ia memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu Makedonia Utara dan Bulgaria, serta posisi natural sebagai bek tengah berkaki kanan. Karier profesionalnya dimulai pada 2013 bersama Metalurg Skopje. Setelah itu, ia berkelana ke beberapa klub domestik seperti Kozuf Miravci, Gostivar, hingga FK Horizont Turnovo.
Selama membela Horizont Turnovo, Dimov tampil 15 kali dan mencatatkan 1 assist. Ia juga mengoleksi 3 kartu kuning dalam periode singkatnya bersama klub tersebut. Perjalanan panjangnya kemudian membawanya ke Akademija Pandev, yang kini berganti nama menjadi AP Brera Strumica.
Bersama AP Brera, Dimov mencapai puncak performa dengan catatan 145 pertandingan, 2 gol, 1 assist, serta 23 kartu kuning. Selain itu, ia meraih gelar Macedonian Football Cup musim 2018/2019. Catatan prestasi ini membuat namanya semakin dikenal hingga akhirnya dilirik klub luar negeri.
Pada 2023, ia bergabung dengan Lokomotiv Sofia di Bulgaria. Selama dua musim di sana, Dimov tampil 57 kali dan mendapat 8 kartu kuning. Persebaya Surabaya akhirnya memboyong Dimov pada 5 Januari 2025. Hingga kini, ia telah memainkan 20 pertandingan dengan total 1.601 menit bermain serta mencatatkan 2 kartu kuning.
Kehadirannya di skuad Green Force menambah opsi kokoh di jantung pertahanan. Meski bukan yang paling menonjol, ia memberikan kestabilan yang sangat dibutuhkan lini belakang Persebaya Surabaya. Statistik membuktikan bahwa Dimov tidak hanya piawai dalam urusan passing. Ia juga mencatatkan 11,7 recovery bola per pertandingan, 3 clearance per laga, serta 0,7 kali memenangkan duel udara rata-rata.
Dari tiga pertandingan awal Super League 2025/2026, ia tampil penuh 90 menit di semua laga. Bahkan, ia mencatatkan 1 clean sheet yang ikut membantu Persebaya Surabaya menjaga momentum.
Namun, kritik dari Bonek tidak bisa dipungkiri. Beberapa menilai fisiknya kurang bertenaga dan beberapa kali membuat lini belakang Green Force kerepotan menghadapi pressing lawan. Seruan seperti “Dimov out” hingga “Dimov istirahat dulu” ramai terdengar di media sosial. Namun, ada juga yang menyadari perannya dalam menjaga distribusi bola agar permainan Persebaya Surabaya lebih rapi.
Data passing menunjukkan peran vital Dimov. Dengan 2,7 umpan jauh akurat per pertandingan, ia menjadi salah satu penghubung utama transisi dari belakang ke depan. Selain itu, meski hanya memenangkan 37 persen duel darat dan 42 persen duel udara, kontribusinya dalam sirkulasi bola membuat Persebaya Surabaya bisa lebih dominan dalam penguasaan.
Rating rata-rata 6,80 juga menempatkannya pada level cukup stabil. Persebaya Surabaya saat ini memang sedang berada di jalur positif di bawah arahan Eduardo Perez. Untuk menjaga konsistensi, peran pemain seperti Dimov yang mungkin tak banyak mendapat sorotan tetap menjadi faktor penting.
Dimov bisa dibilang sebagai unsung hero Persebaya Surabaya, pemain yang bekerja keras meski kerap dipandang sebelah mata. Tanpa kontribusinya dalam distribusi bola, skema bermain Green Force tak akan berjalan semulus yang terlihat di lapangan.


