Berita sedih bagi para pendaki gunung Indonesia, Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono meninggal di pendakian Carstensz.
Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono meninggal di puncak Carstensz karena diduga mengalami hipotermia akibat cuaca buruk saat pendakian.
Setelah kabar tentang Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono ini terbuka ke publik, banyak orang menyoroti kisah persahabatan antara keduanya.
Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono memang sering mendaki gunung bersama.
Mereka adalah sahabat yang sangat dekat, beberapa momen bersama saat mendaki gunung di Indonesia pun kini dibagikan di media sosial.
Lilie Wijayanti @mamakpendaki menceritakan persahabatan dengan Elsa Laksono melalui akun Instagram pribadinya, yang dimulai ketika mereka masih duduk di bangku SMP.
Keduanya sering mendaki gunung sejak mereka masuk SMA.
Lilie mengakui, rupanya ia dan Elsa pernah berpisah komunikasi karena kuliah di kampus yang berbeda kota.
Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono akhirnya bertemu kembali melalui media sosial.
Pada ulang tahunnya yang ke-50, Elsa Laksono meminta hadiah ulang tahun pada Lilie Wijayanti berupa mendaki gunung.
“Tak percaya atau tidak, Mak Gigi (Elsa Laksono) ini adalah penyebab kami melakukan pendakian lagi. Saat itu dia ulang tahun ke-50, dan ketika ditanya apa yang diinginkannya sebagai hadiah? Jawabannya adalah hiking ke Gunung Semeru,” tulis Lilie Wijayanti dalam postingan yang dibagikan pada 8 November 2024.
Sayangnya, pendakian mereka di usia kelima tahun berakhir gagal.
Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono pun menghadapi perjalanan yang tidak mudah.
“Jadi kami jadi susah payah sangat penuh drama mendaki gunung Semeru dan gagal,” kata Lilie Wijayanti.
Tidak kehilangan harapan, Lilie dan Elsa kemudian membentuk grup pendakian hingga beranggota banyak seperti sekarang.
“Dari situlah kami berdua dan seorang teman membentuk grup Kura-Kura Gunung dan beranak pinak sampai sekarang,” katanya.
Di usia yang tidak muda lagi, Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono berhasil menaklukkan puluhan gunung.
“Saya telah mendaki puluhan gunung di dalam dan beberapa di luar negeri,” kata dia.
Kronologi
Fiersa Besari lalu menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa dia, sehingga dua pendaki wanita, Bu Lilie dan Elsa, mengalami kematian.
Melalui keterangannya, Fiersa Besari juga mengabarkan bahwa ia saat ini dalam keadaan sehat, baik-baik saja setelah mengikuti pendakian ke Puncak Carstensz atau Puncak Jaya di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Puncak Carstensz memang diketahui ekstrem dan merupakan salah satu dari tujuh puncak dunia atau Seven Summits.
Dua pendaki bernama Lilie Wijayati Poegiono (Bu Lilie) dan Elsa Laksono (Elsa) tewas saat mendaki ke Puncak Carstensz Pyramid di Papua.
Dua pendaki yang meninggal dunia dikabarkan mengalami kondisi hipotermia karena cuaca buruk saat mereka melakukan pendakian.
Fiersa Besari mengungkapkan kronologi singkat peristiwa tersebut melalui Instagram pribadinya.
Pada awal postingannya, Fiersa tampaknya mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Bu Lilie dan Elsa.
“Mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Ibu Lilie Wijayanti Poegiono (Mamak Pendaki) dan Ibu Elsa Laksono. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan kekuatan. Semoga Ibu Lilie dan Ibu Elsa mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” tulisnya.
Dalam keterangan, Fiersa menjelaskan bahwa ia berbeda grup bersama Bu Lilie dan Elsa.
“Saya bergabung dalam tim yang terdiri dari tiga orang, sedangkan Bu Lilie dan Bu Elsa bergabung dalam tim yang terdiri dari empat orang (tour operator yang berbeda),” lanjutnya.
Fiersa juga menyebutkan nama pendaki lainnya yang turut serta dalam perjalanan itu.
“Selain kami dan tamu-tamu asing, pada hari itu (28 Februari 2025) juga ada tamu dari Balai Taman Nasional yang turut mendaki,” tulisnya.
Fiersa mengakui bahwa puncak Carstensz memang memiliki medan yang sulit dan juga berbeda dengan pendakian biasanya.
Mungkin, yang tidak diketahui teman-teman yang kurang familiar dengan dunia pendakian, Gunung Carstensz berbeda dengan gunung di Indonesia pada umumnya.
“Medan tebing curam dengan ketinggian 600-an meter (basecamp YV 4200-an MDPL – Puncak Jaya 4884 MDPL),” tulisnya.
“Sebagai catatan di ketinggian di atas 4000 meter di atas permukaan laut, apalagi dalam cuaca buruk, kita memang tidak boleh diam terlalu lama, karena rentang terkena hipotemia,” jelasnya lagi.
Fiersa menjelaskan kondisi Bu Lilie dan Elsa yang dia ketahui setelah sampai di basecamp.
“Rangkaian tragedi yang menimpa Bu Lilie dan Bu Elsa, serta tiga korban lainnya yang masih terjebak di tebing itu,” jelasnya lagi.