Semangat Nasionalisme di Lapangan Hijau
Di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Sabtu (16/8/2025) sore, suasana kemeriahan dan semangat nasionalisme terasa menggelegar. Laga pekan kedua Super League 2025/2026 antara Madura United FC melawan Persik Kediri menjadi momen yang sangat berkesan. Tidak hanya karena hasil pertandingan, tetapi juga karena selebrasi unik yang dilakukan oleh para pemain Madura United.
Gol cepat yang dicetak oleh Iran Junior ke gawang Persik Kediri menjadi awal dari aksi yang luar biasa. Alih-alih merayakan seperti biasanya, para pemain langsung membentangkan bendera Merah Putih di tengah lapangan. Aksi ini menarik perhatian ribuan penonton yang hadir di stadion. Para pemain seperti Lulinha, Kerim Palic, Pedro Monteiro, Balotelli, Jordy Werhmann, Ruxi, Taufik Hidayat, Ahmad Nufiandani, dan F Rizki Maulana tampak penuh semangat saat mengibarkan sang saka.
Momen tersebut semakin istimewa karena jatuh pada hari setelah perayaan Hari Kemerdekaan ke-80 Indonesia. Selebrasi ini menjadi simbol penghormatan terhadap perjuangan bangsa sekaligus bentuk cinta tanah air. Selain itu, seluruh pemain Madura United juga tampak kompak dalam sesi pemanasan dengan mengenakan ikat kepala berwarna merah putih sebagai tanda persatuan dan kebanggaan terhadap Indonesia.
Manajer Madura United Umar A. Wachdin menjelaskan bahwa selebrasi ini memang direncanakan untuk memeriahkan peringatan 17 Agustus. Ia menegaskan bahwa tim berjuluk Laskar Sape Kerrab ingin menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman. “Kami cinta persatuan. Kami selalu menyuarakan dan menyerukan persatuan. Kita hidup di Indonesia yang majemuk ini, tentu sangat penting menjunjung tinggi persatuan. Ini momen yang tepat,” ujar Umar.
Dia menambahkan bahwa momen peringatan Hari Kemerdekaan sangat tepat untuk menunjukkan bahwa sepak bola bukan sekadar olahraga. Sepak bola juga bisa menjadi medium menyuarakan nilai-nilai nasionalisme. Kapten Madura United, Lulinha, juga ikut menyampaikan pesan kebanggaan meskipun berstatus pemain asing. Penyerang asal Brasil itu menilai penting untuk ikut merayakan kemerdekaan bersama masyarakat Indonesia.
“Sangat penting bagi kami, karena besok perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Karena ini, kami selebrasi seperti itu. Kami juga senang, karena memenangkan pertandingan,” ujar Lulinha. Dia menambahkan bahwa kemenangan semakin membuat perayaan itu lengkap. Lulinha mengaku senang bisa berkontribusi bukan hanya di lapangan, tetapi juga dalam momen yang penuh makna bagi rakyat Indonesia.
Pertandingan itu sendiri berjalan sengit sejak menit awal. Persik Kediri berusaha mengejar ketertinggalan usai gol cepat Iran Junior, namun Madura United tampil disiplin menjaga keunggulan. Di babak kedua, Taufany Muslihuddin memperlebar jarak melalui gol cantik yang membuat skor berubah menjadi 0-2. Gol tersebut semakin memicu sorakan suporter Madura United yang ikut larut dalam nuansa nasionalisme.
Meski Persik sempat membalas lewat gol pada menit-menit akhir, Madura United tetap menutup laga dengan skor 1-2. Kemenangan ini menjadi tiga poin perdana bagi tim asal Pulau Garam tersebut di musim baru. Raihan ini tentu sangat berarti bagi Madura United yang ingin bersaing di papan atas Super League 2025/2026.
Atmosfer di Stadion Gelora Joko Samudro benar-benar berbeda pada malam itu. Sorak penonton, kibaran bendera, hingga ikat kepala merah putih pemain menyatu dalam satu pesan: semangat persatuan Indonesia. Tindakan Madura United mendapat banyak apresiasi dari pecinta sepak bola Tanah Air. Banyak yang menilai aksi itu menunjukkan sepak bola bisa menjadi wadah pemersatu bangsa.
Selebrasi nasionalisme ini juga menjadi pengingat bahwa olahraga memiliki kekuatan lebih dari sekadar kompetisi. Dia bisa menjadi ruang untuk mengekspresikan cinta tanah air sekaligus memperkuat rasa kebersamaan. Dengan semangat yang ditunjukkan, Madura United berharap bisa terus konsisten mengusung nilai persatuan di setiap pertandingan. Pesan yang mereka bawa tidak hanya untuk suporter, tapi juga untuk seluruh rakyat Indonesia.
Aksi kibarkan Merah Putih di tengah euforia gol menjadi bukti nyata nasionalisme tetap hidup di lapangan hijau. Di Joko Samudro, Madura United berhasil menunjukkan bagaimana sepak bola bisa bersatu dengan semangat kemerdekaan.
