Perempuan Bisa Segalanya, Tapi Tidak Bisa Memilih Laki-Laki yang Benar?
Sebuah twit yang menyentuh isu perempuan yang dianggap mampu dalam berbagai aspek kehidupan namun dianggap tidak mampu memilih pasangan hidup yang tepat menjadi viral di media sosial. Twit ini menyoroti bahwa perempuan bisa memasak, merias diri, bahkan mencari penghasilan sendiri, tetapi ketika tiba waktunya memilih pasangan, mereka dianggap gagal.
Twit tersebut diunggah oleh akun X @emak* pada hari Sabtu (23/8/2025). Isinya berbunyi:
“Cewe jaman sekarang tuh kenapa ya, padahal masak bisa, make up bisa, cari duit juga bisa. Tapi giliran cari cowo yang bener gabisa.”
Hingga hari Senin (25/8/2025), twit itu telah mendapatkan 24.000 kali suka dan ditayangkan sebanyak 964.100 kali oleh pengguna lain. Pertanyaannya, mengapa ada anggapan bahwa perempuan yang bisa segalanya, tetapi tidak bisa memilih laki-laki yang benar?
Penyebab Stereotip Perempuan Tidak Bisa Memilih Pasangan
Menanggapi isu ini, psikolog dan dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Ratna Yunita Setiyani Subardjo, menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan stereotip ini muncul di masyarakat. Salah satunya adalah peran perempuan dalam mengatur kemampuan diri.
Menurutnya, pandangan bahwa perempuan memiliki kelebihan dalam berbagai aspek kehidupan seperti karier dan urusan rumah tangga, tetapi masih dianggap kurang mampu dalam membuat keputusan tentang pasangan hidup, sering muncul dari pemikiran yang terbatas.
“Perempuan sering dianggap lebih fokus pada peran domestik, sehingga kemampuan mereka dalam mengambil keputusan rasional soal hubungan kerap dipandang sebelah mata,” ujarnya.
Selain itu, faktor budaya dan pola asuh juga turut memperkuat stereotip ini. Dalam budaya patriarkis, perempuan sering diharapkan untuk lebih patuh dan tidak terlalu banyak mempertanyakan keputusan laki-laki. Sementara itu, pola asuh yang menekankan peran domestik pada perempuan juga dapat memperkuat pandangan patriarki tersebut.
“Ada anggapan bahwa perempuan ‘pintar’ secara karier dan urusan rumah tangga, tapi kurang pintar memilih pasangan. Hal ini memperkuat pandangan bahwa perempuan tidak mampu membuat keputusan yang tepat tentang hubungan,” tambah Ratna.
Dengan adanya stereotip ini, maka seolah-olah perempuan lemah dalam mengambil keputusan. Padahal, secara ilmu pengetahuan, perempuan bisa saja memiliki pendidikan yang lebih tinggi daripada laki-laki.
Dampak Psikologis dari Stereotip Ini
Ratna juga menyoroti dampak psikologis yang bisa terjadi jika stereotip ini terus-menerus diberikan kepada perempuan. Beberapa dampak yang muncul antara lain:
-
Kurangnya kepercayaan diri
Perempuan bisa merasa kurang percaya diri dalam membuat keputusan tentang hubungan dan pasangan, meskipun mereka sukses di bidang lain. -
Rasa tidak aman
Perempuan merasa tidak aman dalam hubungan dan pasangan karena merasa tidak mampu membuat keputusan yang tepat. -
Stres dan kecemasan
Mereka cenderung mengalami stres dan kecemasan yang lebih tinggi dalam hubungan, karena merasa harus memenuhi harapan orang lain. -
Kesulitan dalam mengembangkan hubungan yang sehat
Perempuan bisa mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan pasangan karena merasa tidak mampu membuat keputusan atau merasa tidak cukup baik.
Perempuan yang Bisa Segalanya, Tapi Masih Dianggap Kurang
Dalam konteks anggapan bahwa perempuan “pintar” secara karier dan urusan rumah tangga, tapi kurang pintar memilih pasangan, Ratna menambahkan bahwa perempuan bisa merasa harus membuktikan diri dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, mereka tetap dianggap kurang mampu dalam membuat keputusan tentang hubungan.
Jika pembuktian ini harus dilakukan, maka hal tersebut bisa memperkuat stereotip dan membatasi potensi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian, penting bagi masyarakat untuk mulai melihat perempuan sebagai individu yang mampu mengambil keputusan, bukan hanya sebagai subjek yang selalu dianggap tidak mampu.
