Mohamed Salah Pecahkan Rekor Andy Cole, Arne Slot Diuji Lini Belakang Saat Liverpool Kalahkan Bournemouth

Posted on

Mohamed Salah Menyamai Rekor Legendaris, Tapi Liverpool Masih Menghadapi Tantangan Besar

Mohamed Salah kembali menorehkan tinta emas dalam sejarah Premier League. Golnya ke gawang Bournemouth pada laga pembuka musim 2025/2026, Jumat (15/8), membuat bintang asal Mesir itu menyamai catatan legendaris Andrew Cole dengan koleksi 187 gol. Ini menjadi momen penting bagi Salah yang kini berusia 33 tahun.

Meski timnya meraih kemenangan 4-2 di Anfield, pertandingan ini justru memunculkan keraguan terhadap soliditas pertahanan Liverpool. Sang juara bertahan dua kali sempat membuang keunggulan 2-0 sebelum akhirnya diselamatkan oleh gol telat Federico Chiesa dan Salah. Gol keempat Liverpool di menit ke-94 bukan sekadar pengunci kemenangan, tetapi juga bersejarah. Dengan 187 gol, Salah kini menempati peringkat keempat pencetak gol terbanyak sepanjang masa Premier League, sejajar dengan Andy Cole.

Hanya ada tiga nama di atasnya, Wayne Rooney (208), Harry Kane (213), dan Alan Shearer (260). Jika konsistensinya tetap terjaga, bukan mustahil Salah menyalip Kane bahkan Rooney dalam dua musim ke depan. Sejak bergabung dari AS Roma pada 2017, Salah selalu mencetak minimal 18 gol di liga setiap musim. Musim lalu, dia bahkan mencatatkan 29 gol – musim tersuburnya kedua setelah musim debut 2017/18.

Dengan kontrak baru yang mengikatnya hingga 2027, perhitungan sederhana menunjukkan ia bisa menambah sekitar 48 gol lagi (berdasarkan rata-rata 0,64 gol per 90 menit di Premier League). Itu cukup untuk menggeser Kane dan Rooney, sekaligus membuka peluang menantang rekor Shearer.

Drama Di Anfield

Liverpool sejatinya memulai laga dengan meyakinkan. Hugo Ekitike, striker muda yang baru direkrut dari PSG, langsung mencetak gol debutnya. Federico Chiesa kemudian menggandakan keunggulan, membuat publik Anfield yakin laga akan berjalan mulus. Namun, Bournemouth menunjukkan perlawanan sengit. Mereka memanfaatkan kelemahan Liverpool dalam transisi bertahan. Dua kali serangan balik cepat membuat skor imbang 2-2, dan atmosfer Anfield sempat menegang.

Slot akhirnya menyelamatkan muka berkat gol kedua Chiesa di menit ke-88 dan penyelesaian dingin Salah di masa injury time. Hasil akhir 4-2 memang manis, tetapi proses menuju kemenangan jelas meninggalkan pekerjaan rumah besar.

Masalah Di Belakang

Seusai laga, banyak sorotan diarahkan pada lini belakang Liverpool. Duet bek tengah Virgil van Dijk dan Ibrahima Konaté beberapa kali terlihat kewalahan menghadapi kecepatan serangan balik Bournemouth. Arne Slot, pelatih anyar yang menggantikan Jürgen Klopp, memang lebih menekankan permainan menyerang cepat dan menekan tinggi. Namun, sistem ini memperlihatkan celah besar saat lawan bisa keluar dari tekanan.

“Bournemouth menunjukkan di mana kami harus berkembang. Kami terlalu mudah ditembus ketika kehilangan bola,” ujar Slot dalam konferensi pers pasca laga.

Sejauh ini, Liverpool lebih sibuk memperkuat lini serang. Selain Ekitike, mereka juga sukses mendatangkan gelandang serang berbakat asal Jerman, Florian Wirtz. Namun, banyak pihak menilai Liverpool justru butuh tambahan tenaga di belakang. Rekrutan anyar Giovanni Leoni dari Parma memang potensial, tapi di usia 18 tahun jelas belum siap jadi andalan reguler.

Nama Marc Guehi dari Crystal Palace kembali masuk daftar buruan. Bek berusia 25 tahun itu sudah matang di Premier League dan bisa langsung mengangkat kualitas pertahanan. Liverpool juga disebut masih memantau opsi lain, meski harga Guehi diprediksi tidak murah.

Salah Abadi, Slot Diuji

Kemenangan atas Bournemouth mungkin akan dikenang sebagai malam bersejarah bagi Mohamed Salah – ikon Anfield yang terus menulis rekor. Tapi bagi Arne Slot, itu sekaligus alarm keras. Menang dengan kebobolan dua gol di kandang jelas bukan standar tim juara. Jika masalah pertahanan tidak segera diatasi, Liverpool berisiko tersandung di laga-laga besar berikutnya.

Musim memang baru dimulai, tetapi satu hal sudah pasti. Selama Salah tetap tajam, Liverpool akan selalu punya senjata mematikan. Pertanyaannya, apakah lini belakang bisa memberi fondasi kokoh untuk ambisi besar Merseyside Merah?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *