Mengatur Keuangan Dengan Bijak; Strategi Untuk Sandwich Generation Dan Anak Tunggal!

Posted on

Generasi sandwich adalah mereka yang harus membiayai atau menanggung keuangan keluarga mereka, seperti orang tua, saudara, dan diri sendiri. Terutama mereka yang sudah memiliki pasangan atau sudah berkeluarga, mereka tetap di tengah-tengah sebagai generasi sandwich.

Mereka memiliki tanggung jawab pada saat yang bersamaan terhadap anak karena sudah menikah atau memiliki keluarga kecil, tapi mereka masih harus menanggung keuangan saudara atau orang tua mereka.

Rekomendasi atau strategi yang dapat dilakukan untuk mengelola keuangan sebagai generasi moderasi :

1. Jangan Mengadakan Perbandingan Diri dengan Orang Lain.

Kunci pertama untuk menjadi generasi sandwich adalah jangan membandingkan hidupmu dengan orang lain, khususnya mereka yang tidak termasuk dalam generasi sandwich. Karena dia akan merasa sangat berat dan selalu memiliki pertanyaan: mengapa mereka bisa memiliki rumah? Mengapa mereka bisa mengganti-mengganti mobil? Mengapa aku tidak bisa?

Dapatkah kamu bayangkan, terus-menerus melibatkan diri dalam perbandingan diri dengan seseorang akan membuatnya terus menjadi kecewa hati. Kamu mungkin awalnya merasa puas dan berdbContext dengan urusan keuangan, hingga nantinya kamu merasa tertekan karena melihat kehidupan seseorang.

2. Jadikan Hal Ini Sebagai Tanggung Jawabmu, Bukan Bebanmu.

Pengaturan pikiran, bukan beban, itu akan sangat berbeda. Kamu akan merasa, oh ya aku bertanggung jawab sekali atas keluargaku, mereka tidak membuat aku bekerja berlebihan.

Setelah memiliki sikap ini mereka akan berpikir, “Jika dia memilih pilihan seperti orang lain untuk tidak menjadi generasi sandwich, maka bagaimana dengan keluarganya? Dengan tanggungan keuangannya?” Pada waktu yang sama, mereka sering memilih untuk tetap menjadi generasi sandwich karena mereka tetap menganggap keluarganya bukanlah pengonta.

3. Jangan Merasa Ini Semua Tanggung Jawablah Kamu!

Terutama bagi anak perempuan pertama, kadang-kadang mereka tidak pernah dipaksa orang tuanya untuk mengalah atau mengurus adik-adiknya. Namun, ketika mereka dewasa, mereka sering mengatakan “Yaudahlah, aku saja.”

Dan intelijen menunjukkan bahwa tidak selalu demikian, loh, bisa kok untuk membiarkan adik-adik kamu atau saudara kamu membagi beban atau biaya. Terkadang kita berpikir bahwa ini beban kita sendiri, ini tanggung jawab kita sendiri. Ternyata tidak, loh.

Semua hal tersebut bukanlah tanggung jawab Anda.

Jadi, bagi mereka yang masih produktif, harus bisa berkontribusi kepada orang tua. Bahkan kepada yang masih adik dan baru memulai bekerja atau baru menamatkan kuliah. Ya, memungkinkan bagi mereka, contohnya, dengan membagi beban.

Adiknya hanya bisa membayar tagihan listrik atau membeli kebutuhan pokok di rumah, ya ampun deh, sisanya urusan rumah, renovasi, atau liburan orang tua atau keluarganya, semua terangkum di tanggung jawab kakaknya. Namun, ini bisa dibilang cara berbagi tugas, ini yang paling penting.

Banyak yang pernah melihat hal seperti ini: anak pertama selalu mengatur kedua atau bahkan seluruh saudaranya untuk fokus pada pendidikannya saja. Pasalnya, orang-orang percaya bahwa mereka memiliki potensi besar untuk mengemban karir dalam bidang akademis, misalnya sebagai Asisten Dosen dan melamar beasiswa. Jadi, sulit untuk melihat adik yang harus menghasilkan uang karena kakaknya sudah menutupi semua kebutuhannya.

Kalau kamu termasuk sandwich generation, silakan berbagi bebanmu dengan saudara-saudaramu supaya merasa lebih santai. Apalagi jika kamu sudah menikah dan memiliki keluarga kecil.

Mencari Sumber Pendapatan Tambahan

Saat mengatur keuangan keluarga, terkadang kita merasa kurang dalam hal biaya atau keuangan. Apalagi untuk anggota “sandwich generation”, uang gajian yang tetap sama, tetapi terkadang pengeluaran atau beban keuangan semakin meningkat.

Fenomena ini seringkali menyebabkan mereka mencoba mendapatkan penghasilan tambahan di luar pekerjaan penuh waktu mereka. Hal ini akan sangat membantu dalam memperkaya penghasilan bagi keluarganya.

5. Mengoptimalkan Pengeluaran.

Tetapkan prioritas belanja kamu, sesuaikan dengan kebutuhan yang sebenarnya.

Bertindaklah dengan memutuskan apa paling penting. Setelah itu, saat kau memiliki uang lebih, kau boleh meningkatkan kau membeli apa pun yang kau inginkan.

Baiklah, itu strategi keuangan untuk orangtua generasi sandwich. Lalu, bagaimana strategi keuangan untuk anak tunggal?

Artinya maka tidak mengizinkan membagi tugas rumah secara langsung, ya?

Tapi, seolah-olah mengatur keuangan generasi sandwich sama dengan memiliki anak tunggal.

Yang paling penting untuk strategi ini adalah komunikasi dengan orang tua.

Biasanya, saat anak-anak masih kecil, orang tuanya masih berada di masa produktif. Nah, bagi orang tua yang masih bekerja, sangat dianjurkan untuk diingatkan apakah mereka telah mempersiapkan pensiun atau tidak ingat. Ini sangat penting. Kenapa?

Karena bisa jadi bukan generasi sandwich, tapi belum menjadi generasi sandwich secara utuh. Ketika orang tua sudah tidak bekerja lagi, biasanya kita harus membiayai orang tua juga. Nah, pertama-tama adalah komunikasi dengan orang tua. Hal itu sangat penting.

Perlu juga ditanyakan atau dihubungi, termasuk ke dalam anggaran apa saja yang sebenarnya dibutuhkan oleh orang tua. Nah, kadang-kadang kita tidak ingin bertanya, dan selalu mengatakan “Entar juga kalau butuh pasti minta.”

Pernyataan menunjukkan bahwa seringkali mereka memerlukan banyak dan mengajukan permintaan yang sering. Hal ini membuat kita kesulitan dalam mengatur anggaran, sedangkan konsep perencanaan keuangan mempertimbangkan anggaran, termasuk untuk orang tua. Namun, dalam budaya kita kebiasaan orang tua adalah harus dihibahkan segera.

Iya jika kamu memiliki uangnya, tetapi jika uangnya masih terbatas, memberikan kepada orang tua juga harus diperhatikan batasnya.

Kita tidak bisa mengorbankan yang tidak kita miliki, karena terakhirnya kita akan mengambil pinjaman atau berutang kepada orang lain, tidaklah nyaman, bukan?

Oleh karena itu, setiap bulan kamu harus tahu dengan jelas apa saja yang dibutuhkan oleh orang tua terutama tentang pengeluaran yang dibutuhkan untuk rumah, sembako, serta biaya untuk membayar listrik komputer.

Apakah Anda mampu mengatur Keuangan keluarga atau memenuhi kebutuhan itu? Jika tidak mampu, tandanya Anda harus menambah penghasilan, seperti strategi sandwic milenial itu. Hampir sama saja.

Dan hal tersebut biasanya tidak diketahui orang bahwa membiayai orang tua itu meningkatkan tanggungan. Hal tersebut juga menandakan perlu penghasilan yang lebih besar. Juga tidak mungkin, misalnya penghasilannya tetap sama, namun tanggungannya banyak, itu bukanlah hal yang rasional.

Jadi, semakin banyak tanggungan, semakin banyak penghasilannya. Jadi tidak usah terbebani sama perkataan “Saya terlalu lelah.” “Saya harus bekerja, saya punya waktu istirahat. ” Atau segala sesuatu yang berbau demikian.

Jadi, nama ini waktu itu dapat dipertukarkan dengan uang. Ketika orang biasanya mengatakan uang bukanlah segalanya. Tapi ketika kamu memiliki waktu, maka itu bisa menjadi uang.

Dalam CFD, kita sering melihat terdapat seseorang yang bekerja sebagai fotografer, mungkin selama hari biasa dia bekerja penuh waktu, tapi pada akhir pekan dia bekerja sebagai fotografer. Atau misalnya saat hari biasa cewek-cewek bekerja penuh waktu, tapi pada akhir pekan dia bekerja sebagai pelopor gaya rias dalam bidang seni.

Banyak sekali potensi-potensi penghasilan yang harusnya bisa kamu eksplorasi, selama kamu mau.

Jadi, bukan “bisa” atau “tidak bisa”. Sebenarnya bisa, tapi apakah kamu mau melakukannya?

Terkadang kita belum memulai kegiatan, namun sudah sepenuhnya menutup diri sendiri dahulu. Kuncinya biasanya dua, yaitu selalu mampu dibuka pikiran dan selalu memiliki kesanggupan berubah. Pikiran dibuka terhadap segala bentuk penghasilan baru. Apa yang sedang menonjol saat ini? Misalnya, menjadi affiliate atau menjadi content creator. Boleh dicoba dengan bijak.

Selanjutnya, Anda juga perlu memiliki mindset pertumbuhan, yaitu bagaimana cara kita evaluasi agar ini bisa menghasilkan lebih banyak uang. Terutama jika punya tanggungan banyak. Kita mungkin berbeda dengan orang lain yang tidak memiliki tanggungan.

Paradigma menguntungkan yang harus berganti dari “ini adalah tanggungan aku” menjadi “ini adalah kesempatan aku untuk memberi hidup yang baik bagi orang tua dan berbakti kepada mereka.”

Itu bisa diterapkan oleh anak satu-satunya atau anak dari generasi sandwichpun. Mental mindset ini sangat penting untuk diterapkan agar kita bisa mengatur keuangan keluarga dengan baik.

Jangan pernah mengharapkan bahwa Anda menguasai sesuatu baru seperti kelompok orang lain dalam dua bulan, empat bulan, atau delapan belas bulan.

Apa itu yang membuat orang tertawa besok? Perbandingan adalah pencuri kebahagiaan. Ini berarti bahwa membandingkan diri kamu sendiri dapat merusak kebahagiaan mu. Jangan lupa juga untuk ikatan sandwich atau anak tunggal atau untuk siapa pun itu, untuk mengatur Keuangan keluarga; tetap harus menyisihkan.

Agar kamu merasakan kebebasan finansial pada masa depan. Itu adalah harapan semua orang, terutama bagi mereka yang merasa beban mengatur keuangan sangat berat. Jangan hanya kamu ingin membelikan reward untuk dirimu sendiri, itu membuat kamu menghabiskan sebagian gaji kamu.

Tunggu sampai bukan kamu kebablasan membeli banyak hal, dan keluarga atau kamu membutuhkan hal yang sangat penting, tapi tidak punya uanglah. Jadi, menabung memang sangat penting. Selain untuk mengatasi stres saat mengatur keuangan keluarga, juga dapat menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *