Menelusuri Program Makan Gratis Pemerintah yang Menarik Perhatian Bill Gates

Posted on

YLKI Mendorong Peningkatan Pengawasan Kualitas Sarana dan Prasarana dalam Program MBG

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Niti Emiliana, menyoroti pentingnya pengawasan yang lebih menyeluruh terhadap program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Ia menekankan bahwa fokus pemerintah tidak hanya pada kualitas gizi makanan, tetapi juga pada kelayakan sarana dan prasarana yang digunakan. Hal ini muncul setelah ditemukan adanya dugaan food tray berkualitas rendah yang digunakan dalam pelaksanaan program tersebut.

Menurut Niti, kualitas wadah makanan sama pentingnya dengan bahan pangan karena keduanya berdampak langsung terhadap kesehatan penerima manfaat. “Jangan sampai tujuan pemerintah untuk meningkatkan kesehatan, memperbaiki gizi, dan menurunkan angka stunting justru bergeser menjadi risiko keracunan,” ujarnya kepada wartawan.

Apresiasi dari Berbagai Tokoh dan Dunia Internasional

Program MBG mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk tokoh-tokoh nasional maupun internasional. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Ahmad Muzani, menilai bahwa program MBG bukan sekadar kegiatan memberi makan, tetapi sebuah investasi masa depan bangsa. Ia menegaskan bahwa program ini memiliki dampak besar terhadap ekonomi lokal.

“Makan bergizi gratis, program ini bukan sekedar memberi makan tetapi sebuah investasi besar bagi masa depan bangsa,” kata Muzani dalam pidato Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2025 di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8).

Selain itu, Muzani juga mengatakan bahwa kehadiran MBG tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat secara langsung, tetapi juga berdampak pada perekonomian lokal. Dukungan tak hanya datang dari dalam negeri. Pebisnis ternama asal Brasil, Joesley Batista, menilai bahwa program MBG bisa membawa dampak besar jika dijalankan secara optimal. Menurutnya, program ini layak dilanjutkan.

Sebagai pengusaha yang berpengaruh di Amerika Latin, Joesley mengungkapkan kekagumannya terhadap program MBG yang mampu menjangkau puluhan juta anak. Ia sudah melihat langsung dapur MBG di Bali dan membagikan pengalamannya melalui akun Instagram pribadinya @joesleybatista.

“Saya berada di Indonesia dan berkesempatan mengunjungi sebuah proyek yang sudah membawa dampak nyata, terinspirasi dari program makan sekolah di Brasil. Di unit yang saya kunjungi, mereka menyajikan 3.500 makanan per hari untuk 8 sekolah, dengan perencanaan, efisiensi, dan tujuan yang jelas,” katanya.

Dukungan dari Bill Gates dan UNICEF

Apresiasi terhadap program MBG juga datang dari dunia internasional. Bill Gates, tokoh filantropi dunia, menunjukkan ketertarikannya pada pelaksanaan MBG. Ia rela terbang jauh-jauh ke Indonesia untuk melihat langsung implementasi program tersebut. Kunjungan ini dilakukan bersama Presiden Prabowo Subianto di SD Jati 03, Jakarta, pada Rabu, 7 Mei 2025 lalu. Kunjungan ini menjadi bagian dari agenda kerja sama di bidang kesehatan antara Pemerintah Indonesia dan Gates Foundation.

Dalam kunjungan tersebut, Bill Gates memperhatikan distribusi makanan bergizi untuk siswa sekolah dasar serta pemeriksaan kesehatan dasar bagi anak-anak. Kepala BGN Dadan Hindayana menyampaikan bahwa Bill Gates sangat mengapresiasi dan terkesan dengan apa yang dilakukan.

“Alhamdulillah hari ini Pak Presiden menerima kunjungan dari Bill Gates yang kelihatannya ada beberapa agenda yang dilakukan terutama terkait dengan kesehatan dan sekalian kemudian meninjau program pelaksanaan makan bergizi gratis di sekolah SD Jati 03 ini. Dan tadi Pak Bill Gates sangat appreciate dan impressed dengan apa yang dilakukan,” ujar Dadan.

Bill Gates juga menaruh perhatian pada pentingnya asupan gizi terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. Menurutnya, program MBG merupakan bagian integral dari upaya jangka panjang pemerintah dalam menciptakan generasi yang sehat dan produktif.

Selain Bill Gates, UNICEF juga menyatakan dukungan terhadap program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto, MBG. Dengan target Indonesia Emas 2045, program seperti ini perlu dijalankan oleh pemerintah Indonesia.

Wakil Direktur Eksekutif Kemitraan UNICEF, Kitty van der Heijden, menyampaikan hal tersebut dalam forum bertajuk Feeding the future: Leveraging multisectoral efforts for productive human capital and engaging women participation (HLPF 2025 Side Event) UN-High Level Political Forum on Sustainable Development 2025.

“Saya tahu dalam visi untuk Indonesia Emas 2045, jika saya tidak salah ingat, ide dasarnya adalah agar setiap anak dapat mencapai potensi penuh mereka,” ujar Kitty Selasa (29/7).