Menanti Keajaiban Patrick Kluivert dengan Skema Baru 4-2-3-1

Posted on

Laga Uji Coba Timnas Indonesia vs Lebanon Jadi Tantangan Berat

Laga uji coba antara Timnas Indonesia dan Lebanon akan menjadi momen penting bagi pelatih Patrick Kluivert sebelum menghadapi babak kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan ini digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Senin (8/9/2025) pukul 20.30 WIB. Meski hanya sebagai laga uji coba, pertandingan ini memiliki bobot yang cukup berarti.

Lebanon, yang saat ini menempati peringkat ke-112 dalam daftar FIFA, lebih unggul dibandingkan Timnas Indonesia yang berada di posisi ke-118. Meskipun demikian, Kluivert tidak meremehkan lawan yang akan dihadapi. Ia memandang laga melawan Lebanon sebagai kesempatan untuk menguji strategi dan kesiapan tim sebelum menghadapi Arab Saudi dan Irak pada Oktober mendatang.

Perubahan Skema Permainan

Kluivert baru-baru ini mencoba menerapkan skema permainan baru dalam laga melawan Taiwan. Dalam pertandingan tersebut, ia menggunakan formasi 4-2-3-1, yang jarang digunakan sebelumnya. Formasi ini terlihat sangat efektif karena berhasil membawa kemenangan telak 6-0 atas Taiwan.

Pada laga melawan Taiwan, Rizky Ridho dan Jordi Amat ditempatkan di lini belakang, sementara Yakob Sayuri dan Shayne Pattynama bertugas sebagai pemain sayap. Saat bertahan, formasi berubah menjadi 4-4-2. Kluivert menyatakan bahwa sistem ini adalah gaya bermain yang ingin ia terapkan secara jangka panjang.

“Saya tidak langsung menjawab pertanyaan tentang gaya bermain yang ingin saya terapkan. Namun, ini adalah gaya bermain yang sudah lama saya impikan,” ujarnya setelah pertandingan.

Kesulitan Mengubah Sistem Permainan

Meski begitu, Kluivert mengakui bahwa mengubah sistem permainan secara langsung dalam pemusatan latihan cukup sulit. Hal ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang para pemain yang berasal dari klub dan negara yang berbeda. Menurutnya, hanya ada satu atau dua hari untuk beradaptasi dengan sistem baru.

“Dua pemusatan latihan sebelumnya sangat sulit untuk langsung mengubah sistem. Para pemain datang dari berbagai latar belakang, sehingga sulit menerapkan sistem ini,” katanya.

Kepercayaan Diri Tim

Setelah laga melawan Taiwan, Kluivert mengaku senang melihat respons para pemain. Menurutnya, tim mampu menjalankan instruksi dengan baik. Ia juga menekankan bahwa kepercayaan diri tim adalah hal terpenting yang harus dikembangkan.

“Kami harus fokus pada diri sendiri, tidak peduli melawan siapa pun,” ujarnya.

Strategi Jangka Panjang

Kluivert menegaskan bahwa ia tidak akan mengubah sistem permainan dalam laga melawan Lebanon. Ia hanya akan meminta pemain untuk menyempurnakan sistem yang sudah diterapkan. Meski sistem ini sudah berjalan baik, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.

“Eksekusi sistem ini dan apa yang saya minta dari para pemain dijalankan dengan sangat baik,” tambahnya.

Pandangan Ketua Umum PSSI

Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, menilai laga melawan Lebanon sebagai tes sebenarnya bagi Timnas Indonesia. Ia menyatakan bahwa laga melawan Lebanon lebih relevan daripada laga melawan Taiwan dalam persiapan menuju babak kualifikasi Piala Dunia 2026.

“Tes sebenarnya memang lawan Lebanon, bukan Taiwan,” ujarnya setelah laga kontra Taiwan.