Menafsir Ulang “Dimensi” Karya Ahmad Band

Posted on

Kucoba ‘tuk menembus dimensi..

Menembus ruang dan waktu..

Mencoba meraihMu..

Mepaskan jubah yang gerahkanku..

Sejenak lepaskan gaun itu..

Ahmad Band adalah proyek sampingan Ahmad Dhani Prasetyo (ADP) yang didirikan pada tahun 1997 ketika Sang Pemilik memutuskan bahwa Dewa19 hiatus sementara menunggu Ari Lasso menjalani proses pemulihan dari narkoba.

Seorang pengagum Soekarno mengajak Andra Ramadhan dari Dewa 19 untuk menjadi gitaris, kemudian merekrut Bimo mantan anggota Netral sebagai drummer dan dua mantan anggota Slank, yaitu Pay sebagai gitaris dan Bonky sebagai bassis.

Lengkap sudah formasi kelima musisi jempolan tanah air ini membentuk sebuah band, dan layak kita sebut sebagai supergrup karena di dalamnya terdapat nama-nama terkenal dari band-band papan atas tanah air.

Ahmad Band hingga tahun 2022 melakukan reuni dengan menampilkan formasi baru dengan mempertahankan 2 anggota tetapnya, yaitu Ahmad Dhani dan Andra Ramadhan. Ahmad Band tampil dengan 3 anggota tambahan, yakni Thomas Ramdan GIGI, Yoyo mantan anggota Padi, dan Stephan Santoso.

Nama terakhir kita lebih mengenalnya sebagai gitaris Ari Lasso Band dan juga sebagai juru rambu tata suara produksi rekaman Padi dan Sheila On 7.

Grup super ini hanya merilis 1 album studio pada tahun 1998 di bawah label Aquarius Musikindo dan ADP yang bertindak sebagai produser dan pemain solo. Album berjudul “Ideologi Sikap Otak” dirilis ke pasaran pada 3 Juli 1998 dengan memanfaatkan single seperti “Distorsi”, “Bidadari di Kesunyian” dan “Aku Cinta Kau dan Dia”.

Kala itu era 1998 merupakan era peralihan kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada Presiden Habibie, sejarah mencatatnya dengan sebutan era reformasi, Ahmad Band turut melemparkan kritik sosial-politik pada beberapa lirik lagunya seperti terdapat dalam nomor Distorsi, Impotent, Interupsi, dan Ode Buat Ekstrimis.

Selain lagu di atas, ada juga lagu yang memiliki makna tasawuf alias ilmu kebatinan Islam, ADP seperti mencoba menampilkan sisi Ideologi, Sikap dan Otaknya yang bermazhab sufisme.

Karya tersebut terdapat dalam track nomor 2 dengan judul Dimensi, lagu dengan nuansa grunge tersebut ternyata menyiratkan bait-bait ketuhanan, terbukti ini adalah sisi jenius ADP dimana ia berbicara tentang kerinduan akan Tuhan tanpa harus terjebak dalam balutan irama menye-menye. Pada masa itu ia masih berusia 26 tahun namun karyanya telah berbicara tentang cinta dan kebatinan kepada Tuhan ketika ia berada di posisi yang diimpikan banyak musisi, tenar dan kaya.

Paragraf ini tidak ditemukan dalam percakapan yang disediakan.

Kucoba tuk menembus dimensi..

Menembus ruang dan waktu..

Mencoba meraihMu..

Muhammad SAW ketika diperjalankan Tuhan dalam peristiwa Isra Mi’raj, ia dibawa Jibril AS dari Makkah menuju Al-Aqsa di Yerusalem, Palestina. Lalu, dari Al-Aqsa ia dibawa Tuhan menuju Sidratul Muntaha tempat di mana terdapat pohon lotus.

Muhammad SAW beserta Jibril AS diperjalankan Allah menembus dimensi ruang dan waktu, dan perjalanan tersebut dilakukan hanya dalam kurun waktu 1 malam saja. Dan peristiwa tersebut dicatat dalam QS Bani Israil ayat 1. Maha Suci Allah SWT atas segala mukjizat untuk umatNya.

Pada suatu titik perjalanan, Jibril harus berhenti, padahal ia diciptakan dari cahaya, ia tidak dapat melanjutkan perjalanan untuk menemani Nabi bertemu dengan Allah Yang Maha Satu.

Aku tidak bisa mendekati Allah sedikit pun.

Aku membutuhkan 60.000 tahun lagi sebelum aku dapat terbang.

Bahwa itu adalah jarak antara aku dengan Allah yang dapat aku capai.

Jika aku terus berlanjut ke atas, maka aku pasti akan hancur luluh.

https://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/artikel/jibril-alaihis-salam

kembali ke topik Dimensi Ahmad Band, kemudian larik dilanjutkan dengan

Melepas jubah yang gerahkanku..

Sejenak lepaskan gaun itu..

Hari ini, Mi’raj sebagai hamba adalah shalat. Ketika kita melakukan Mi’raj, seharusnya kita meninggalkan semua “jubah” dunia yang kita kenakan, “jubah” itu bisa berarti keangkuh, kebanggaan, gelar, jabatan, pangkat dan segala hal yang membuat “gerah” dan membebani.

Iblis yang telah beribadah selama ratusan juta tahun saja ditolak ketika ia merasa lebih dari Adam, apakah kita yang datang menunduk kepada Tuhan sambil masih membawa banyaknya “gaun” dunia.

Sujud adalah saat hamba berada dalam posisi yang paling rendah, sujud adalah ketika kepala, sebagai simbol kehormatan dan isi kepala yang kita banggakan, berada di titik terendah, bahkan lebih rendah dari organ pencernaan dan saluran pembuangan kotoran manusia.

Lalu jika kita sudah bersujud dan tetap memakai “jubah” dan “gaun” dunia yang membuat “gerah”, apakah sujud-sujud kita masih bermakna?

Seperti ibadah haji, kita datang untuk menjawab panggilan Tuhan dengan meninggalkan semua hiasan dunia. Kita semua sama di hadapan Tuhan, hanya berpakaian 2 lembar kain dan tidak ada tanda pangkat atau lanyard yang menunjukkan kita bekerja di SCBD dan sebagainya.

Sebenarnya kita adalah hamba, maka wajarlah berlaku sebagai hamba yang bersedih hati ketika berjalan di dunia. Karena sebenarnya kesombongan adalah jubah Sang Maha Kaya.

Larik bait selanjutnya adalah hook paling menarik yang terdapat dalam lagu Dimensi, disana tertulis kata:

Reguk uraian waktu..

Tak ada yang mampu memimpinmu menuju Aku..

Muhammad berada di tingkat yang berbeda, meskipun ia seorang manusia yang diciptakan dari tanah, namun ia dapat melanjutkan perjalanan dari Sidratul Muntaha dan bertemu dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan Jibril meskipun ia diciptakan dari cahaya, ia tidak dapat melanjutkan perjalanan. Tuhan Maha Kuasa sedang makhluk tidak.

Kita bukanlah malaikat Jibril yang diciptakan dari cahaya dan menjadi pemimpin di kalangan malaikat, tapi terkadang kita terlalu sombong dengan mengatakan aku telah beribadah kepada Tuhan seolah-olah Tuhan membutuhkan kita untuk menyembahNya. Seolah-olah ibadah kita dilakukan atas kehendak kita sendiri.

Kita mengatakan kita malas beribadah, tapi bagaimana jika Tuhan yang enggan bertemu dengan kita, enggan menerima doa dan sujud kita karena segala dosa yang kita lakukan?

Berbah, Sleman, Yogyakarta. 9 Ramadhan 1446 H.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *