Melihat Bogor Melalui Strategi dan Ramuan Wali Kota Dedie Rachim

Posted on

Visi Besar Dedie Rachim untuk Transformasi Kota Bogor

Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim, memiliki visi besar untuk mengubah kota yang dikenal dengan kemacetan dan seribu angkot menjadi kota hijau, cerdas, dan berkelanjutan. Pengalaman 13 tahun di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta masa jabatannya sebagai Wakil Wali Kota Bogor mendampingi Bima Arya memberikan dasar kuat bagi perubahan ini. Dedie kini fokus pada reformasi transportasi, termasuk program reduksi, konversi, dan rerouting angkot serta integrasi moda dengan LRT Jabodebek. Selain itu, ia juga mendorong pemekaran Bogor Timur, pemindahan pusat pemerintahan, dan pengembangan kampung tematik untuk pariwisata.

Dalam Rakernas JKPI, Bogor bahkan diajukan sebagai kota hijau pertama di Asia versi UNESCO. Dedie menekankan bahwa identitas orang Bogor sangat kuat, yang menjadi modal sosial penting dalam mendorong kemajuan kota. Visi Bogor 2045 diarahkan menjadi kota sains kreatif, maju, dan berkelanjutan berbasis sejarah dan potensi lokal.

Jejak Karier Dedie Rachim: Dari KPK Hingga Menjabat Wali Kota

Sebelum menjadi Wali Kota, Dedie pernah bekerja di KPK selama 13 tahun, dari tahun 2005 hingga 2018. Ia memegang dua jabatan definitif, yaitu Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat serta Direktur Pembinaan Jaringan Antar Komisi dan Instansi. Pengalamannya di KPK memberinya wawasan tentang pencegahan korupsi, termasuk pendidikan antikorupsi di berbagai jenjang pendidikan. Dedie menyadari bahwa upaya mencegah korupsi tidak hanya retorika, tetapi harus terimplementasi secara nyata.

Pengalaman di KPK membentuk cara Dedie mengelola birokrasi dan membangun karakter antikorupsi. Ia juga belajar bagaimana mengajak partisipasi masyarakat serta mengelola anggaran agar bisa mewujudkan harapan dan impian masyarakat.

Pelajaran Mendampingi Bima Arya

Dedie mengatakan bahwa ia banyak belajar dari Kang Bima, tokoh yang memiliki visi luar biasa dan cinta terhadap Kota Bogor. Ia belajar bagaimana mengelola birokrasi, mengajak partisipasi masyarakat, dan memastikan anggaran mendukung proses pembangunan. Pelajaran ini kini diterapkannya dalam kepemimpinannya sebagai Wali Kota Bogor.

Strategi Mengubah Citra Kota Bogor

Bogor dikenal dengan kemacetan dan jumlah angkot yang banyak. Untuk mengubah citra ini, Dedie meluncurkan program reduksi, konversi, dan rerouting angkot. Tujuannya adalah mengurangi jumlah kendaraan di jalur-jalur utama dan mengganti angkot dengan sistem transportasi yang lebih efisien. Contohnya, program Biskita (bus sedang) yang diluncurkan untuk mereduksi tiga angkot setiap satu Biskita. Program ini sudah berjalan di empat koridor dan akan diperluas ke enam atau delapan koridor.

Selain itu, integrasi dengan LRT Jabodebek juga menjadi prioritas. Dedie menekankan pentingnya persamaan standar layanan transportasi antara Bogor dan daerah lain seperti Jakarta dan Tangerang. Ini bertujuan agar mobilitas warga tetap lancar dan tidak ada kesenjangan dalam layanan transportasi publik.

Strategi Fasilitasi Mobilitas Warga Komuter

Mayoritas warga Bogor merupakan komuter yang siang hari bekerja di Jakarta dan kembali ke Bogor di malam hari. Untuk memastikan mobilitas lebih lancar, Pemkot Bogor telah memperkenalkan TransJakarta Blok M–Bogor. Komunikasi antara Pemkot Bogor dan Gubernur DKI Jakarta dilakukan secara intensif untuk memastikan layanan transportasi yang seimbang. Harapan ke depan adalah adanya jalur lain seperti Blok M–Senayan–Bubulak agar semua komuter dapat terakomodir.

Progres LRT Jabodebek

LRT Jabodebek menjadi proyek besar yang tengah dikembangkan. Meskipun saat ini masih dalam proses penungguan, Pemkot Bogor telah mempersiapkan diri. Konsep Trem Pakuan diusulkan sebagai sistem transportasi lanjutan yang akan beririsan dengan LRT Jabodebek. Proses ini direncanakan selesai pada 2030. Pemkot Bogor juga melakukan komunikasi intensif dengan kementerian terkait untuk memastikan konsep transportasi yang berkelanjutan.

Pemekaran Bogor Timur dan Pemindahan Kantor Wali Kota

Pemekaran Bogor Timur menjadi salah satu prioritas Dedie. Pemindahan pusat pemerintahan diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas di tengah kota. Bangunan lama Balai Kota yang bernilai heritage akan dipertahankan, namun rencana pemindahan ini bertujuan untuk menciptakan kota hijau dan berkelanjutan. Lahan untuk kantor baru telah disiapkan, dan proses pembangunan akan dimulai secara bertahap.

Strategi Pengembangan Kampung Tematik

Bogor juga dikenal sebagai kota wisata dan jasa. Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan, Pemkot Bogor mengembangkan kampung-kampung tematik. Visi 2045 menjadikan Bogor sebagai kota sains kreatif, maju, dan berkelanjutan. Kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian menjadi kunci dalam pengembangan destinasi wisata baru seperti Kebun Penelitian CIFOR.

Bogor Diajukan sebagai Kota Hijau Pertama di Asia oleh UNESCO

Dedie mengajukan Bogor sebagai kota hijau pertama di Asia versi UNESCO. Alasan utamanya adalah sejarah panjang Bogor sebagai green city, dengan Kebun Raya sebagai pusat kota. Pemkot Bogor juga berkomitmen untuk memperluas ruang terbuka hijau dan membangun taman hutan wisata. Identitas orang Bogor yang bangga akan kota mereka menjadi faktor penting dalam upaya ini.

Hal Paling Menyenangkan dari Kota Bogor

Secara pribadi, Dedie menyukai identitas unik orang Bogor yang tetap bangga akan kota mereka. Meski memiliki berbagai latar belakang, orang Bogor tetap memiliki ikatan kekeluargaan dan kebanggaan terhadap daerahnya. Ini menjadi modal sosial penting dalam mendorong kemajuan kota.