Macet TB Simatupang, MRT Fatmawati-Kampung Rambutan Jadi Solusi Cepat

Posted on

Solusi Jangka Panjang untuk Mengatasi Kemacetan di Jalan TB Simatupang

Jalan TB Simatupang di Jakarta Selatan terus menjadi sorotan karena kemacetannya yang semakin parah. Banyak warga dan pengguna jalan mengeluhkan kondisi ini, terutama karena volume kendaraan yang meningkat dan lebar jalan yang tidak bisa diperluas. Dalam situasi seperti ini, pemerintah dan berbagai instansi terkait mencari solusi jangka panjang untuk mengurangi beban lalu lintas.

Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menilai bahwa pembangunan MRT Fatmawati-Kampung Rambutan bisa menjadi solusi efektif dalam mengatasi kemacetan tersebut. Sekretaris DTKJ, Adrianus Satrio Adi Nugroho, menekankan bahwa tidak cukup hanya mengandalkan Transjakarta sebagai transportasi umum. Ia menegaskan bahwa langkah strategis seperti pembangunan MRT perlu segera dilakukan.

“Untuk jangka panjang kemacetan bisa ditekan dengan pembangunan MRT Fatmawati-Kampung Rambutan. Tidak bisa lagi hanya mengandalkan Transjakarta,” ujar Adrianus. Pemerintah saat ini sedang mencari skema pendanaan yang tepat untuk mewujudkan proyek tersebut. Salah satu opsi yang muncul adalah kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Selain itu, DTKJ juga menyoroti pentingnya upaya mitigasi jangka pendek seperti penataan bedeng proyek, rekayasa lalu lintas, hingga penertiban kegiatan yang mengganggu lalu lintas. “Kemacetan di Jalan TB Simatupang jangan terus berkepanjangan,” tambah Adrianus.

Rencana Pembangunan MRT Lingkar Luar

Dalam sesi ”Media Fellowship Program MRT Jakarta 2025”, Direktur Konstruksi MRT Jakarta, Weni Maulina, menjelaskan rencana pembangunan MRT rute Fatmawati-Kampung Rambutan yang disebut sebagai MRT Lingkar Luar. Rute ini akan melalui jalur bawah tanah sepanjang 10,9 kilometer dengan 10 stasiun dan satu depo. Jalur ini akan terkoneksi langsung dengan Stasiun MRT Fatmawati, yang sebelumnya merupakan bagian dari fase 1 Lebak Bulus–Bundaran HI.

Menurut Weni, pembangunan MRT Lingkar Luar membutuhkan anggaran sebesar Rp21,3 triliun. Estimasi jumlah penumpang harian mencapai 97.000 orang. Proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi beban lalu lintas di kawasan tersebut.

Pekerjaan Infrastruktur dan Rekayasa Lalu Lintas

Sementara itu, pekerjaan infrastruktur seperti pemasangan pipa air limbah di Jalan TB Simatupang juga berlangsung sejak Juli hingga Desember 2025. Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa tahap, termasuk persiapan, penggalian, pemasangan pipa metode jacking, pembuatan manhole, hingga reinstatement.

Untuk mendukung kelancaran proyek dan mengurangi dampak kemacetan, rekayasa lalu lintas dilakukan. Syafrin mengimbau masyarakat mengatur ulang perjalanan selama periode pekerjaan. Pengguna jalan diminta memanfaatkan jalur alternatif atau beralih menggunakan transportasi umum seperti Transjakarta dan MRT Jakarta.

“Kami menyarankan pengendara untuk menghindari Jalan TB Simatupang pada jam-jam sibuk, guna mengurangi potensi penumpukan kendaraan yang dapat memperparah kemacetan,” ujarnya. Meski saat ini ada galian dan pengurangan lajur, hasil pekerjaan akan membawa manfaat jangka panjang, khususnya dalam peningkatan sistem pengelolaan air limbah yang lebih baik dan ramah lingkungan bagi warga Jakarta.

Detail Lokasi Pengerjaan dan Rekayasa Lalulintas

Selama pekerjaan, sejumlah ruas Jalan TB Simatupang akan mengalami pengurangan lajur, dari dua menjadi satu atau dari tiga menjadi dua lajur. Berikut detail lokasi pengerjaan proyek dan rekayasa lalu lintas:

  • Section 1, 2, dan 3 berada di area lahan privat, taman/trotoar (sudah berjalan)
  • Section 4:
  • Pit MS-4 starting pit: tanggal 5 Juli 2025–21 November 2025, Jalan TB Simatupang sisi Selatan seberang pintu keluar gedung Cibis. Lalu lintas yang semula dua lajur menjadi satu lajur.
  • Pit MS-6 arriving pit: tanggal 5 Juli 2025–17 Oktober 2025, Jalan TB Simatupang sisi Selatan depan SBBU. Lalu lintas yang semula dua lajur menjadi satu lajur.
  • Pit MS-7 arriving pit: tanggal 5 Juli 2025–21 November 2025, Jalan TB Simatupang sisi Selatan depan warung makan sunda. Lalu lintas yang semula dua lajur menjadi satu lajur.
  • Selama pekerjaan akan terjadi pengurangan lebar jalan.
  • Section 5:
  • PIT MU-42 arriving pit: tanggal 20 September 2025–26 Desember 2025, Jalan TB Simatupang sisi Utara depan gedung Ratu Prabu. Lalu lintas yang semula tiga lajur menjadi dua lajur.
  • PIT MU-43 starting pit: tanggal 19 Juli 2025–26 Desember 2025, Jalan TB Simatupang sisi Utara depan gedung Ratu Prabu. Lalu lintas yang semula tiga lajur menjadi dua lajur.
  • PIT MU-44 arriving pit: tanggal 19 Juli 2025–17 Oktober 2025, Jalan TB Simatupang sisi Utara depan gedung Wisma Raharja. Lalu lintas yang semula tiga lajur menjadi dua lajur.

Pekerjaan ini diharapkan dapat membantu mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta secara keseluruhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *