Litbang Kompas: Dukungan Publik Jabar untuk Monorel Bandung Raya dan Reaktivasi Kereta

Posted on

Persepsi Masyarakat Jawa Barat terhadap Kinerja Gubernur dan Program Transportasi

Beberapa isu penting terkait kinerja pemerintah daerah dan pengembangan infrastruktur transportasi kembali menjadi perhatian publik. Survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Barat memberikan penilaian yang cukup positif terhadap berbagai program yang sedang dijalankan, termasuk dalam hal pengembangan sistem transportasi massal.

Salah satu proyek yang mendapat apresiasi adalah pembangunan monorel di kawasan Bandung Raya. Proyek ini dirancang untuk menghubungkan kawasan utara dan selatan Bandung, sementara rute barat ke timur akan menggunakan sistem Bus Rapid Transit (BRT). Meskipun rute masih dalam proses evaluasi, mayoritas warga menyatakan puas dengan wacana tersebut. Sebanyak 80,4 persen responden menyatakan kepuasan terhadap rencana pengembangan moda transportasi modern ini.

Selain itu, reaktivasi jalur kereta api juga menjadi salah satu fokus pemerintah daerah. Ada lima jalur yang sedang dipertimbangkan untuk direaktivasi, seperti Banjar-Pangandaran-Cijulang, Garut-Cikajang, Bandung-Banjaran-Soreang-Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari, serta jalur Cipatat-Padalarang yang sempat terputus akibat bencana. Meski begitu, tidak semua masyarakat merasa puas. Sebagian dari mereka menyatakan ketidakpuasan terhadap beberapa aspek, seperti jam masuk sekolah yang terlalu dini dan pengelolaan layanan transportasi umum.

Penilaian Umum terhadap Kinerja Pemimpin Daerah

Survei juga mencakup penilaian terhadap kinerja gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat. Secara keseluruhan, duet kepemimpinan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan mendapatkan skor rata-rata sebesar 8,5 dari warga. Mayoritas responden menilai kepemimpinan gubernur secara positif. Sebanyak 97,2 persen warga Jabar menyatakan puas, 98,9 persen menilai citra gubernur sangat baik, dan 99 persen menganggap kepemimpinan KDM peduli, merakyat, serta responsif.

Skor penilaian berdasarkan skala 1–10 menunjukkan tren dominasi skor tinggi. Sebanyak 35,7 persen responden memberikan nilai sempurna (10), 25,3 persen memberi skor 8, dan 19,2 persen menilai 9. Skor menengah juga terlihat, di mana 11 persen memilih angka 7, sedangkan nilai 5 dan 6 masing-masing dipilih oleh 3,3 persen dan 3,4 persen. Hanya sekitar 2 persen responden yang memberikan skor rendah (1–4).

Masalah Infrastruktur dan Isu Ekonomi

Meskipun penilaian terhadap transportasi relatif positif, survei juga menunjukkan bahwa ada tantangan lain di sektor infrastruktur. Layanan transportasi publik hanya meraih 53,5 persen kepuasan, sementara pengelolaan sampah mencatatkan kepuasan yang lebih rendah, yakni 58,8 persen responden menyatakan ketidakpuasan. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam bidang infrastruktur.

Di sisi lain, isu-isu ekonomi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi persepsi publik. Penyediaan lapangan kerja mendapat catatan serius, dengan hanya 31,4 persen responden yang puas, sedangkan 67,2 persen menyatakan ketidakpuasan. Tingkat kepuasan terhadap isu kemiskinan juga rendah, dengan 37,9 persen menyatakan puas dan 60,4 persen tidak puas.

Masih ada kritik terhadap penyediaan bantuan sosial. Sebanyak 48,8 persen responden menilai penyaluran bantuan kesejahteraan masyarakat belum optimal, meskipun 50,4 persen menyatakan puas. Data ini menunjukkan bahwa diperlukan perbaikan dalam tata kelola distribusi bantuan agar lebih tepat sasaran.

Metode dan Validitas Survei

Survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas menggunakan metode wawancara tatap muka pada tanggal 1–5 Juli 2025. Sebanyak 400 responden dipilih melalui sistem pencuplikan bertingkat secara acak di Jawa Barat. Survei ini dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara) dan memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error ±4,9 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.