Lihat Rekomendasi Saham, IHSG Diprediksi Naik Selasa (15/7)

Posted on

Proyeksi Penguatan IHSG pada Perdagangan Selasa

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan terus menguat dalam perdagangan hari ini, Selasa (15/7). Kondisi penguatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal, termasuk data ekonomi Amerika Serikat yang akan dirilis. Dalam perdagangan kemarin, Senin (14/7), indeks berhasil naik sebesar 49,71 poin atau 0,71% menjadi 7.097,15.

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menyebutkan bahwa penguatan IHSG didorong oleh kenaikan saham-saham milik taipan Prajogo Pangestu. Saat ini, saham-saham tersebut memiliki peluang untuk masuk ke dalam indeks MSCI pada Agustus 2025. Namun, di sisi lain, terjadi tekanan pada saham perbankan besar seperti BMRI (-5,6%), BBRI (-2,58%), BBNI (-3,35%), dan BBCA (-1,16%).

Audi memperkirakan IHSG akan bergerak secara mixed, cenderung menguat terbatas dengan rentang support di level 7.033 dan resistance di 7.160. Indikator MACD menunjukkan zona positif, sejalan dengan RSI yang juga naik. Sentimen untuk pergerakan besok berasal dari rilis data inflasi Amerika Serikat periode Juni 2025 yang diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 2,5% YoY. Konsensus pasar memprediksi inflasi sebesar 2,6% YoY.

Menurut Audi, data ini dapat memberikan sinyal negatif bagi The Fed, karena inflasi masih belum sepenuhnya terkendali. Hal ini ditambah dengan kebijakan tarif resiprokal Trump, yang berpotensi memberikan dampak negatif terhadap saham. Investor cenderung mempertahankan aset low risk.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang juga memiliki pandangan serupa. Menurutnya, penguatan IHSG hari ini terdorong oleh pergerakan saham emiten-emiten Prajogo Pangestu dan rilis data neraca perdagangan Tiongkok bulan Juni 2025. Neraca perdagangan Tiongkok mencatat surplus sebesar US$114,77 miliar, meningkat dari US$103,22 miliar di Mei 2025.

Surplus ini didorong oleh pertumbuhan ekspor Tiongkok sebesar 5,8% YoY, lebih tinggi dari 4,8% YoY di Mei 2025. Sementara itu, pertumbuhan impor hanya 1,1% YoY, meningkat dari minus 3,4% YoY di Mei 2025. Surplus perdagangan Tiongkok dengan Amerika Serikat pada Juni 2025 juga meningkat menjadi US$26,57 miliar dari US$18 miliar di Mei 2025.

Secara teknikal, IHSG telah breakout dari MA200 di sekitar level 7082. Meskipun demikian, indikator Stochastic RSI berada di area overbought dan didukung oleh meningkatnya volume jual. Alrich melihat bahwa meski ada potensi pullback jangka pendek untuk menutup gap di sekitar level 7.055, momentum positif dari MACD tetap terjaga.

Investor tengah menantikan data pertumbuhan ekonomi Tiongkok kuartal II-2025 yang diperkirakan tumbuh melambat menjadi 5,1% YoY dari 5,4% YoY di kuartal I-2025. Data penjualan ritel Tiongkok bulan Juni diperkirakan mencapai 5,6% YoY dari 6,4% YoY di Mei 2025. Sementara itu, data industrial production bulan Juni 2025 diperkirakan melambat menjadi 5,6% YoY dari 5,8% YoY di Mei 2025.

Di sisi AS, investor juga menantikan rilis data CPI (indeks harga konsumen) bulan Juni 2025 yang diperkirakan meningkat menjadi 2,7% YoY dari 2,4% YoY di Mei 2025. Untuk core CPI AS, diperkirakan naik menjadi 3% YoY dari 2,8% YoY di Mei 2025.

Audi merekomendasikan investor untuk melakukan trading buy pada saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan level support Rp 410 dan resistance Rp 496. Selain itu, ia juga menyarankan saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dengan support Rp 2.470 dan resistance Rp 3.070.

Sementara itu, Alrich merekomendasikan investor untuk mencermati saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).