Berikut adalah kunci jawaban untuk pelajaran Bahasa Indonesia kelas 12 di halaman 161 sesuai dengan kurikulum Merdeka.
Kunci dari pertanyaan Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/SMK kelas XII di halaman 161, nomor 2 dalam buku Kurikulum Merdeka gunakan untuk menyelesaikan latihan yang ada di bagian Ayo Berlatih.
Di halaman 161 pertanyaan nomor 2, pelajar tingkat 12 mencatat elemen-elemen faktual, hipotesis, serta pendapat dari teks berjudul Mengikuti Jejak Sejarah Masakan Nusantara.
Berikut adalah kunci jawaban untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 12 SMA atau SMK yang terdapat di halaman 161, menjawab pertanyaan nomor 2 dari buku dengan kurikulum Merdeka:
Kunci Jawaban untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 12 di Halaman 161 Sesuai dengan Kurikulum Merdeka
2. Di dalam tulisan “Menjejaki Sejarah Kuliner Nusantara,” tentukan elemen-elemen berupa fakta, asumsi, serta pendapat yang ada di sana.
Unsur Teks:
Fakta
Asumsi
Opini
Jawaban:
Fakta
Sebagaimana terlihat pada pameran dunia World Expo Milan 2015. Di sana, Malaysia mempersembahkan hidangan rendang dan sate di stan negaranya.
Peluncuran buku baru Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia, berlangsung di Kedai Tjikini, Jakarta pada hari Sabtu, 17 Desember 2016.
Fadly merupakan ahli sejarah dari Universitas Padjadjaran yang khusus mengkaji tentang sejarah masakan di Indonesia.
Beberapa hal utama yang dikupas dalam buku ini mencakup asal-usul pembentukan makanan di Indonesia dari zaman dahulu sampai era Presiden Sukarno, dampak globalisasi yang menghidupkan kekayaan ragam hidang nusantara, kemajuan dalam bidang pengetahuan pangan serta gastro-nomini, hingga proses penyusunannya menjadi sebuah buku masakan Indonesia.
Asumsi
Hubungan antara Indonesia dan Malaysia pernah memanas berulang kali akibat klaim Malaysia atas sejumlah warisan budaya dari Indonesia. Salah satunya adalah makanan tradisional rendang yang sempat dipandang sebagai masakan khas Malaysia.
Phenomenon “food tourism” dan industri makanan di Indonesia sedang tumbuh dengan sangat menarik dalam beberapa tahun terakhir.
Itu adalah tujuan di balik terbitnya buku oleh Fadly berjudul Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia.
Berkat berat isiannya, Andreas menyatakan buku tersebut merupakan karya yang signifikan dalam membongkar sejarah masakan di Indonesia.
Opini
“Pernyataan-pernyataan tentang masak-masakan tersebut sejatinya lucu, bukannya memprihatinkan. Sebab, hidangan merupakan hasil budaya yang dapat ditiru, diperbaharui, serta dikembangkan oleh siapapun,” jelas Fadly Rahman.
Menurut dia, sikap yang hanya bereaksi terhadap klaim tentang masakan tersebut mencerminkan rendahnya pemahaman masyarakat kita mengenai budaya mereka sendiri. Apalagi ketika disertai dengan kurangnya pengetahuan dalam mempelajari aspek-aspek budaya kuliner, khususnya riwayat dan sejarahnya, hal ini menjadi semakin ironis.
“Menurut Andreas, dia yang awalnya menulis tentang masakan ini mengungkapkan perasaan kesepiannya. Sepertinya, tak ada orang lain yang tertarik untuk menulis tentang masakan Indonesia,” katanya.
Namun, jarang bukan berarti tak memiliki sumber sama sekali. Sejarah kita sebagai sumber, seperti teks serat, bersifat tersirat. Akan tetapi, sesungguhnya serat tersebut jauh lebih kaya akan nuansanya. Selain mencatat peristiwa, mereka juga menangkap atmosfer saat itu. Inilah yang kurang dapat ditemui pada sumber-sumber dari Barat,” tambahnya.
Disclaimer:
Jawaban tersebut hanya dipakai oleh para orangtua sebagai panduan dalam membantu proses pembelajaran sang anak.
Pertanyaan ini bersifat terbuka, sehingga memungkinkan untuk memiliki beberapa jawaban tanpa batasan layaknya contoh sebelumnya.
Artikel ini sudah dipublikasikan di
Tribunnews.com