Kota yang indah bernama Iepers (Ypres) di wilayah West Flanders Belgia menyimpan rahasia gelap dari masa lalunya yang berabad-abad silam. Destinasi yang menawan di dekat perbatasan Prancis, yang kini dikenal karena budaya cintanya terhadap kucing, pernah melakukan pembunuhan sistematis kucing dari menara gereja. Transformasi dari penindasan feline ke perayaan mewakili salah satu perubahan budaya paling dramatis dalam sejarah.
Hari ini, ribuan pengunjung membanjiri Ieper untuk acara terkenal Kattenstoet (Festival Kucing)nya, di mana kota dengan gembira menghormati makhluk yang pernah dikutuknya. Perjalanan luar biasa dari kepercayaan supranatural ke perayaan ini memberikan wawasan menarik tentang bagaimana masyarakat berkembang, mengatasi sejarah kelam mereka, dan menciptakan tradisi baru yang menyembuhkan luka lama.
Zaman Gelap Pembunuhan Kucing
Image by
pexels
Selama Abad Pertengahan, Ieper dikenal dengan reputasi suram karena tradisi tahunan mereka membuang kucing dari menara Hal Kain. Praktik ini, yang berasal dari abad ke-12, melihat kucing hidup dilempar dari menara belfry bertinggi 70 meter selama pesta Hari Kenaikan Tuhan. Ritual ini berlanjut selama berabad-abad, menjadi bentuk hiburan publik yang terdistorsi.
Alasan pembunuhan kucing bervariasi, berakar pada kepercayaan kuno Abad Pertengahan dan pertimbangan praktis. Kucing dikaitkan dengan sihir dan penyembahan setan, menjadikannya sasaran penindasan agama. Sifat mereka yang aktif di malam hari dan mata yang bersinar menakuti penduduk kota yang superstitius yang melihat mereka sebagai makhluk supranatural.
Faktor ekonomi juga memainkan peran. Gudang Kain menyimpan tekstil berharga yang menarik tikus. Meskipun kucing awalnya membantu mengendalikan populasi hama, jumlah mereka yang semakin bertambah menjadi masalah. Penyembelihan kucing tahunan bertindak sebagai kontrol populasi yang kejam, dibalut dalam ritual agama.
Praktik tersebut mencerminkan sikap Eropa yang lebih luas terhadap kucing selama tahun-tahun wabah penyakit. Banyak yang menyalahkan kucing karena menyebarkan penyakit, tidak memahami bahwa sebenarnya kucing membantu dengan memburu tikus pembawa penyakit. Ironi tragis ini mengarah pada peningkatan populasi tikus dan potensi wabah penyakit yang lebih buruk.
Dari Persecution hingga Celebration
Insiden pembunuhan kucing terakhir yang direkam di Iepers terjadi pada tahun 1817. Sikap sosial yang berubah dan kesadaran yang semakin meningkat tentang kekejaman terhadap hewan akhirnya mengakhiri tradisi barbar tersebut. Kota itu memulai perjalanannya yang panjang menuju penyucian dan perdamaian dengan korban kucingnya.
Pada tahun 1938, Ieper meluncurkan Kattenstoet modern pertama, mengubah rasa malu menjadi perayaan. Festival awalnya bertujuan sebagai pengakuan terhadap masa lalu kelam kota tersebut. Pengorganisasi mengganti kucing hidup dengan versi mainan yang dilemparkan dari menara, secara simbolis melanjutkan tradisi tanpa kekejaman.
Rekonstruksi pasca Perang Dunia II memberikan Ieper kesempatan untuk total reinvensi. Kota tersebut memeluk peran barunya sebagai pelindung kucing bukan pengejar. Kattenstoet berkembang menjadi perayaan yang megah dengan float kucing raksasa, penampil tercostum, dan aktivitas bertemakan kucing.
Festival hari ini terjadi setiap tiga tahun sekali, menarik lebih dari 50.000 pengunjung. Perayaan ini mencakup rekonstruksi sejarah yang mendidik tentang kekejaman masa lalu sambil merayakan pencerahan saat ini. Ini telah menjadi cara Belgia yang unik untuk menghadapi kesalahan sejarah.
Kebudayaan Kucing Modern di Ieper
Gambar oleh pexels
Ieper kontemporer telah sepenuhnya membalikkan hubungannya dengan kucing. Kucing-kucing berkeliaran bebas di jalanan bersejarah abad pertengahan, disambut hangat di toko dan kafe. Usaha lokal menampilkan gambaran kucing, dan oleh-oleh bertemakan kucing mendominasi toko-toko wisata.
Penebusan dosa kota ini melebihi festival. Organisasi perlindungan hewan berkembang, dan perlindungan ketat memastikan keselamatan kucing. Program pendidikan mengajarkan anak-anak untuk menghormati hewan dan belajar dari kesalahan sejarah.
Transformasi dari pembunuhan kucing menjadi memeliharanya menunjukkan kapabilitas masyarakat untuk berubah. Iepers tidak menyembunyikan sejarah gelapnya tetapi menggunakannya sebagai alat pengajaran. Kota tersebut membuktikan bahwa mengakui kesalahan masa lalu dapat mengarah pada evolusi budaya yang bermakna dan penyembuhan.
The post
Kota Belgia Mengubah Diri dari Membunuh Kucing ke Memperingati Mereka
muncul pertama di
.
