Kondisi Anak Kembar Mpok Alpa Setelah Kehilangan Ibu
Kondisi yang dialami oleh anak kembar laki-laki Mpok Alpa, Raffa Ahmad dan Raffi Ahmad, setelah ibunya meninggal pada Jumat lalu menimbulkan kepedihan yang mendalam. Kedua bayi tersebut dikabarkan dalam kondisi memprihatinkan, terutama karena mereka jatuh sakit setelah kepergian sang ibu. Mereka terus menangis di malam hari setelah kematian Mpok Alpa.
Bayi kembar yang lahir pada Oktober 2024 ini belum genap berusia satu tahun ketika harus menghadapi duka yang sangat berat. Mereka kehilangan sosok yang sangat dekat, yaitu Mpok Alpa. Nama lengkapnya adalah Nina Carolina, seorang komedian yang viral karena ucapannya dengan logat Betawi yang khas.
Mpok Alpa meninggal dunia pada Jumat (15/8/2025) dengan meninggalkan empat orang anak, termasuk si kembar serta putra bungsunya. Ayah dari kedua bayi tersebut, Ajie Darmaji atau yang akrab dipanggil Idung, mengungkapkan kesedihan yang dirasakan oleh Raffa dan Raffi.
“Semalem agak rewel,” kata Ajie Darmaji saat diwawancara oleh awak media di rumahnya, kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan. Ia menyebut bahwa Raffa dan Raffi terus menangis setelah kepergian ibunya.
Nina Carolina, yang berusia 38 tahun, meninggal dunia dalam usia muda. Kondisi kesehatan Raffa, salah satu dari dua bayi kembar, semakin memprihatinkan hingga akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit. Ia mengalami diare disertai muntah-muntah. Menurut Ajie Darmaji, Raffa masuk ke rumah sakit pada pukul satu pagi. Namun, ia akan diperbolehkan pulang jika tidak lagi muntah atau BAB.
Perasaan Putri Sulung Mpok Alpa
Selain Raffa dan Raffi, putri sulung Mpok Alpa, Sherly, juga dikabarkan jatuh pingsan setelah mendengar kabar duka tersebut. Idung menjelaskan bahwa Sherly cukup dekat dengan ibunya dan sering bercerita tentang hal-hal pribadi. “Iya si Sherly udah beberapa kali pingsan terus, karena memang deket sama Mamanya kan, apa-apa cerita sama Mamanya, kalau sama Bapaknya kan orang laki, kalau sama Mamanya ya ngobrol secara wanita ya.”
Idung mencoba memberikan dukungan kepada putrinya agar bisa lebih sabar dan ikhlas. Ia mengatakan, “Saya bilang ‘sabar kak, kita masa depan cuma satu, kematian, masa depan nggak ada lagi selain kematian kak’, gitu. Nanti kita juga ketemu lagi sama Mama di sana, mungkin Allah lebih sayang, saat ini Mama dipanggil duluan, sabar, ikhlasin.”
Jaket Mpok Alpa sebagai Penenang
Tidak hanya itu, Ajie Darmaji juga menceritakan bagaimana jaket kesayangan Mpok Alpa menjadi penenang bagi tangisan Raffa dan Raffi. Awalnya, ia merasa bingung karena anak-anaknya rewel. Namun, ia mendapatkan saran dari keluarga untuk memberikan pakaian milik Mpok Alpa kepada bayi kembar tersebut. Ternyata, cara itu berhasil meredakan tangisan mereka.
“Pas ditempelin (baju Mpok Alpa), bener berhenti nangis,” katanya. Ia juga menjelaskan bahwa ketika anak-anak dipakaikan jaket kesayangan Mpok Alpa, mereka menjadi tenang dan diam. “Kan ada jaket yang Mpok sayang, jaket yang Mpok pakai mulu tuh, dipelukin jaket itu, baru (anak-anak) diem.”
Ajie Darmaji masih sulit menerima kenyataan bahwa istri tercintanya telah pergi. Ia bahkan belum ingin membuka ponselnya yang masih menyimpan banyak kenangan bersama Mpok Alpa. “Makannya saya nggak mau tidur, kalau merem masih kebayang mukanya. Makannya foto ini sebagian saya (turunin) karena baru kehilangan ya, nggak kuat ngeliat foto Mama, makannya nggak buka-buka HP juga,” ungkapnya.
