Pasar Burung Barito Tetap Beroperasi Meski Dihimbau Pindah
Pasar Burung Barito di Kebayoran, Jakarta Selatan, hari ini, Minggu (3/7), masih tetap beroperasi seperti biasa. Para pedagang yang terdiri dari 137 toko masih memenuhi toko mereka dan siap melayani pelanggan. Namun, mereka belum menunjukkan tanda-tanda akan segera mengosongkan tempatnya. Hal ini disebabkan karena masih adanya ketidakjelasan terkait rencana pemindahan ke lokasi baru.
Ketua Paguyuban Pasar Barito, Karno, menyampaikan bahwa para pedagang sudah sepakat untuk dipindahkan ke Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Namun, hingga saat ini, lokasi baru tersebut belum memiliki infrastruktur apa pun. Masih dalam bentuk tanah kosong.
“Lenteng Agung belum dibangun. Maunya pedagang nih, kalau memang di sana sudah dibangun, rapi, sesuai, ya ini lah, taruh lah begini, gitu ya. Udah kita pindah sama-sama,” ucap Karno. Ia juga menilai bahwa proses relokasi terlalu cepat dilakukan. Mereka baru dikabarkan tentang relokasi pada bulan Juli lalu, sedangkan kini mereka diminta untuk pindah dalam waktu singkat.
Selain itu, Karno merasa bahwa keputusan ini tidak melibatkan para pedagang secara langsung. Menurutnya, seharusnya ada komunikasi yang lebih terbuka antara pemerintah dan para pedagang. “Maksud saya sih kalau memang pemerintah ada hal-hal yang perlu diperbaiki atau ada hal-hal apa ya, kita rembuk aja lah sama kita. Gimana nih, ini ada rencana begini-begini, gitu aja,” tambahnya.
Ia juga menilai bahwa keberadaan pasar di Jalan Barito I tidak mengganggu taman bila memang ingin digabungkan. Malah, pasar ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. “Kalau toh memang mau dibuat taman, tamannya dipercantik, yaudah. Kita yang buat, dipercantik. Supaya cantik gimana nih pasar kita?” ujarnya.
Menurut Karno, jika taman memang akan dibuat, maka pasar bisa menjadi bagian dari taman tersebut. “Nanti orang jalan-jalan ke taman, dia lihat-lihat burung, beli makanan goceng. Terus, yang mau makan ya ada kulinernya. Mau beli buah ya ada buahnya. Kan begitu,” tambahnya.
Advokat Pedagang Meminta Penundaan Rencana Relokasi
Advokat para pedagang burung Pasar Barito, Fahmi Akbar, menyatakan bahwa rencana pemindahan pedagang ke lokasi baru belum memiliki dasar hukum yang pasti. Ia menilai bahwa keberadaan pasar ini memiliki nilai historis yang penting bagi masyarakat Jakarta. “Sehingga, seharusnya proyek ambisius Pak Gubernur itu tidak mengorbankan para pedagang,” ujarnya.
Tim advokat para pedagang telah meminta kepada Pemkot Jakarta Selatan maupun Pemprov DKI Jakarta untuk menangguhkan rencana relokasi sampai tahun 2026 mendatang. “Sampai tempatnya mendapat kejelasan,” ujar Fahmi.
Ia juga menilai bahwa pasar tidak mengganggu operasional taman. Sebaliknya, pasar bisa menjadi bagian dari taman yang lebih indah dan menarik. “Sebenarnya, kalau mau dilihat, bisa disatukan sebenarnya. Harus dibaguskan, diapakan. Kan juga nggak mengganggu. Terlebih, tadi saya bilang, punya akar historis yang panjang. Warga Jakarta sebenarnya, sebagian warga dari masyarakat sini, itu menolak,” tambahnya.
Tidak Ada Petugas Datang ke Lokasi
Para pedagang dan advokat sudah menerima surat pengosongan dari semalam sebelumnya. Surat tersebut datang dari Kelurahan Kramat Pela. Namun, hingga pukul 09.23 WIB, belum ada tanda-tanda petugas dari Pemkot datang ke lokasi.
Camat Kebayoran Baru, Achmad Basyaruddin, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu arahan. “Kami menunggu perintah. Kami siap membantu permintaan pedagang untuk fasilitasi pindah-pindah barangnya pak,” katanya. Ia juga menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut terkait kepastian pengosongan hari ini. “Belum,” singkatnya.
 
							

