Kisah Athonius Gunawan: Pahlawan yang Selamatkan 148 Penumpang Saat Gempa Palu

Posted on

Kehidupan dan Pengorbanan Anthonius Gunawan Agung

Anthonius Gunawan Agung, seorang petugas pengawas lalu lintas udara (ATC) AirNav Indonesia, menjadi tokoh penting dalam peristiwa gempa Palu pada 28 September 2018. Saat itu, ia memilih untuk tetap berada di menara bandara Meski gempa yang terjadi sangat hebat. Tindakan pria muda ini mengantarkan pesawat Batik Air ID6231 lepas landas dengan aman, meskipun akhirnya ia kehilangan nyawa.

Gempa yang Mengguncang Palu

Gempa berkekuatan M7,4 mengguncang wilayah Palu, Donggala, dan sekitarnya pada pukul 17.02.44 WIB. Gempa ini juga menyebabkan tsunami dengan ketinggian antara 0,5 meter hingga enam meter. Banyak korban jiwa tercatat, termasuk Agung. Saat gempa terjadi, banyak warga mencoba melarikan diri, namun Agung memilih untuk tetap bertugas.

Tugas Terakhir yang Bersejarah

Saat gempa mengguncang Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Agung memutuskan untuk tetap berada di menara. Ia memerintahkan asistennya untuk turun ke lantai bawah, sementara ia sendiri tetap di tempatnya. Pada saat itu, pesawat Batik Air ID6231 sedang bersiap untuk lepas landas. Pesawat tersebut membawa tujuh kru dan 148 penumpang.

Agung memberikan arahan terakhir kepada pilot pesawat, Captain Ricoseta Mafella, agar segera melakukan take off. Setelah pesawat berhasil lepas landas, Agung langsung turun dari menara. Namun, gempa semakin hebat, dan menara bandara runtuh. Akibatnya, Agung terluka parah dan akhirnya meninggal dunia.

Perkataan Terakhir Pilot Batik Air

Captain Ricoseta Mafella mengungkapkan bahwa ia merasa ada sesuatu yang mengingatkannya untuk segera terbang meninggalkan Palu. Ia meminta quick handling dari ground handling, sesuatu yang tidak biasa. Pesawat kemudian lepas landas sesuai jadwal. Meski ia merasakan getaran aneh saat pesawat berjalan di runway, ia tetap melanjutkan proses take off karena tidak mengganggu.

Setelah pesawat terbang, Fella mencoba menghubungi menara ATC, tetapi tidak mendapat respons. Ia belum tahu bahwa menara tempat Agung bertugas sudah roboh. Namun, ia sempat melihat gelombang aneh di pesisir Palu, yang kemudian direkam sebagai bukti.

Penghargaan dan Kenangan untuk Agung

Atas pengorbanannya, Agung diberi penghargaan istimewa. Menteri Perhubungan Budi Karya memutuskan untuk memakamkan Agung di Taman Makam Pahlawan Panaikang, Makassar. Pemerintah juga menganugerahkan Adikarya Dirgantara Pralabda, penghargaan tertinggi bagi para pelaku transportasi udara.

Selain itu, Budi Karya menandatangani prasasti untuk penamaan gedung auditorium di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Makassar dengan nama Agung. Di mata Budi, Agung adalah pahlawan transportasi udara karena kesetiaannya dalam menjalankan tugas.

Bantuan dan Apresiasi

Rini Soemarno, saat itu Menteri BUMN, memberikan bantuan uang kepada orang tua Agung dari Jamkrindo sebesar Rp 50 juta. Ia juga menyerahkan bantuan dari Bank BRI, Bank BNI, serta santunan dari BPJS Ketenagakerjaan dan Taspen Life sebesar Rp 800 juta. Selain itu, AirNav Indonesia memberikan kenaikan dua pangkat kepada Agung.

Kesimpulan

Kisah heroik Anthonius Gunawan Agung menjadi contoh nyata dari dedikasi dan keberanian dalam menjalankan tugas. Meski hidupnya dipanggil oleh alam, ia meninggalkan warisan yang akan selalu diingat. Dengan tindakannya, Agung tidak hanya menyelamatkan penerbangan, tetapi juga memberi inspirasi bagi banyak orang.