Ketika Piala Presiden 2025 Jadi Wadah Mimpi Anak Indonesia

Posted on

Pengalaman Tak Terlupakan Saat Menyaksikan Piala Presiden 2025

Piala Presiden 2025 telah berakhir dengan kemenangan yang diraih oleh klub asal Thailand, Port FC, setelah mengalahkan Oxford United di laga final. Meskipun suara sorak-sorai dari pertandingan itu kini mulai mereda, di balik kehebohan turnamen pramusim terbesar di Indonesia, ada kisah unik yang menyentuh hati.

Kisah ini datang dari seorang ibu dan anak yang baru saja menikmati pengalaman langsung menyaksikan sepak bola di depan mata, yaitu Lastika Dewi, warga Tangerang, dan putranya, Dannis Satria Hidayatullah. Bocah berusia 11 tahun ini bukan sekadar penonton biasa, ia adalah salah satu peserta yang terpilih untuk ikut dalam tantangan juggling saat pembukaan Piala Presiden 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

“Anak saya suka bermain bola dan ikut SSB. Sebagai orangtua, saya hanya memberikan dukungan. Kebetulan saya melihat pengumuman tersebut, lalu bertanya apakah dia ingin ikut juggling. Dan dia setuju,” ujar Lastika Dewi.

Tantangan juggling menjadi awal perjalanan baru bagi Dannis Satria. Setelah itu, ia diberi kesempatan untuk mengikuti sesi Meet & Greet eksklusif bersama pemain klub Oxford United di Bandung. Ini terjadi karena komentar Lastika Dewi yang terpilih dari ribuan peserta di Instagram Piala Presiden.

“Awalnya juggling dilakukan pada hari Minggu, tapi tidak bisa foto bareng pemain. Nah, saat ada pengumuman Meet & Greet, saya komentar di Instagram dan terpilih 10 orang. Akhirnya kami bisa pergi ke Bandung,” tambahnya.

Momen ini menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Dannis. Ia berhasil bertemu langsung dengan idolanya, Ole Romeny, meski sempat gugup dan malu-malu. “Anak saya sangat senang. Walaupun awalnya hanya bisa memanggil Ole dan Marselino dari jauh, akhirnya bisa ketemu langsung dan lebih dekat. Dia sangat kaget dan senang,” ujarnya.

Piala Presiden 2025 dinilai memiliki makna penting bagi para pencinta sepak bola, termasuk anak-anak. Ada banyak kegiatan interaktif seperti tantangan juggling dan sesi Meet & Greet yang membuat masyarakat merasa lebih dekat dengan pemain idolanya.

Selain itu, kegiatan ini juga memberikan ruang bagi anak-anak Indonesia untuk bermimpi. Dukungan terhadap anak yang ingin menjadi pesepak bola tidak hanya terbatas pada hadir di pinggir lapangan. Lebih penting lagi adalah memberikan ruang bagi impian mereka.

“Seringkali klub tidak mengadakan Meet & Greet. Meskipun anak saya tidak terekam langsung oleh kamera, tapi ini memberinya pengalaman dan meningkatkan rasa percaya diri,” kata Lastika Dewi.

Ia juga mengapresiasi kemudahan dan kenyamanan dalam menonton pertandingan Piala Presiden 2025 secara langsung di stadion. Pembelian tiket mudah, harga terjangkau, dan suasana aman membuat pengalaman menonton sepak bola di stadion semakin seru.

“Seru sekali menonton di stadion, ada banyak hiburan. Kami benar-benar antusias,” tambahnya.

Piala Presiden 2025 menjadi magnet besar dalam dunia olahraga Indonesia. Selain klub lokal seperti Dewa United, Persib Bandung, Arema FC, dan Liga Indonesia All Star, turnamen ini juga mengundang klub internasional seperti Oxford United (Inggris) dan Port FC (Thailand).

Turnamen yang digelar di Jakarta dan Bandung pada 6–13 Juli 2025 ini berhasil menjadi festival rakyat. Stadion bukan hanya milik para pemain, tetapi juga anak-anak SSB, keluarga, hingga pedagang kaki lima yang mencari rezeki dari riuhnya suporter.

Ketua Steering Committee Piala Presiden 2025, Maruarar Sirait, menyebut bahwa turnamen ini merupakan bentuk nyata kolaborasi olahraga dan pemberdayaan kesejahteraan warga sekitar. “Yang kami harapkan bukan cuma tontonan yang seru, tapi ekonomi warga juga bergerak. Dan sportivitas tetap terjaga,” ujarnya.

Piala Presiden 2025 juga mencatatkan sejarah baru dengan mengundang dua klub luar negeri, Oxford United (Inggris) dan Port FC (Thailand). Kedua tim ini langsung melaju ke final dan memberikan pengalaman berharga bagi suporter lokal.

“Antusiasme ini membuktikan bahwa Piala Presiden bukan sekadar turnamen, tapi hiburan yang ditunggu-tunggu masyarakat,” tutur Maruarar Sirait.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *