Peristiwa Viral Guru yang Mengalami Gangguan Psikologis
Seorang guru wanita di Kabupaten Pesawaran, Lampung, kini menjadi perbincangan hangat setelah terekam dalam sebuah video yang menunjukkan sikapnya yang tidak wajar saat upacara bendera. Video tersebut memicu reaksi dari masyarakat dan berbagai pihak terkait.
Video tersebut menampilkan seorang guru yang diduga mengancam murid-muridnya dengan nada keras dan sikap arogan. Aksi ini membuat beberapa siswa merasa ketakutan hingga menangis. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Inspektorat dan Polsek setempat untuk ditindaklanjuti.
Penanganan oleh Pihak Berwajib
Kepolisian Resor (Polres) Pesawaran langsung merespons laporan tersebut. Kapolres Pesawaran AKBP Heri Sulistyo Nugroho menyatakan bahwa anggotanya telah turun ke lokasi untuk memastikan kebenaran peristiwa. Selain itu, pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan sekolah, Dinas Pendidikan, dan keluarga guru bersangkutan.
Heri menegaskan bahwa penanganan kasus ini dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Selain itu, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pesawaran juga rutin melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah terkait hak anak dan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Setiap upacara bendera pun dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk mengingatkan pentingnya perlindungan anak.
Karir yang Cemerlang dan Tantangan
Bu Guru H, yang memiliki inisial H, ternyata memiliki karir yang cukup baik. Sebelum diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) melalui jalur K2, ia dikenal sebagai guru honorer di Pesawaran. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pesawaran, Pradana Utama, menjelaskan bahwa H adalah guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK).
Wanita berusia 54 tahun ini sudah lama mengabdi sebagai guru, dan masa pengabdiannya tinggal beberapa tahun lagi. Meskipun demikian, perilaku H mulai menimbulkan keresahan di lingkungan sekolah sejak beberapa tahun terakhir.
Gangguan Psikologis yang Terlihat
Berdasarkan informasi yang diperoleh, H diketahui mengalami gangguan psikologis sejak 2014. Perilaku tidak wajar yang sering ia tunjukkan, seperti merokok di lingkungan sekolah dengan seragam dinas, menimbulkan keresahan di kalangan rekan guru lainnya. Bahkan, ada foto-foto yang menunjukkan tindakan tersebut.
Pradana Utama menyebutkan bahwa H kerap berkeliling ke sekolah lain, diduga untuk mencari perhatian. Namun, meski ada indikasi gangguan psikologis, proses penanganan tetap dilakukan sesuai aturan yang berlaku.
Nonaktifkan Sementara
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pesawaran akhirnya memutuskan untuk menonaktifkan H dari tugas mengajarnya. Hal ini dilakukan setelah adanya laporan tentang perilakunya yang tidak stabil. Menurut Pradana, H bukanlah guru di SDN 9 Kedondong, melainkan guru SDN 5 Kedondong. Ia datang ke SDN 9 untuk mencari seorang guru honorer bernama Amin, namun hal tersebut justru memicu keributan.
Sebelumnya, H pernah dilaporkan oleh dewan guru dan kepala sekolah pada Februari lalu. Namun, karena ia dianggap sudah menyadari kesalahannya dan berjanji untuk berubah, pihak sekolah memperbolehkannya kembali mengajar. Sayangnya, H belum sepenuhnya berubah dan kembali kehilangan kendali.
Proses Penanganan yang Dilakukan
Saat ini, tim pemeriksa gabungan dari Inspektorat, BKPSDM, dan Disdikbud tengah melakukan evaluasi terhadap kondisi dan perilaku H. Meskipun H telah lama mengabdi dan akan segera pensiun, proses penanganan tetap dilakukan sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, polisi juga terus memastikan bahwa informasi yang beredar di media sosial disikapi secara bijak. Kapolres Pesawaran mengimbau masyarakat agar tidak langsung menyimpulkan atau menyebarkan informasi negatif yang bisa memperkeruh suasana. Pihak kepolisian juga akan terus memaksimalkan upaya mitigasi dan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.
