Kapolda Metro Jaya Batu Loncatan ke Kabaharkam Polri,Terbaru Besan Dedi Mulyadi

Posted on

PasarModern.com Jabatan Kapolda Metro Jaya jadi batu loncatan menjabat Kabaharkam Polri.

Kabaharkam  singkatan dari Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Sebelumnya, Fadil Imran saat pangkat Irjen dimutasi ke Kabaharkam.

Saat Fadil Imran menjabat Asisten Utama Kapolri Bidang Operasi (Astamaops Polri), Irjen Karyoto Kabaharkam.

Sebelum Fadil Imran dan Karyoto, ada sosok jenderal dari Polda Metro Jaya jabat Kabaharkam.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutasi Komjen Muhammad Fadil Imran dari jabatan Kabaharkam ke Astamaops.

Astamaops singkatan Asisten Utama Kapolri Bidang Operasi.

Mutasi tertuang dalam Surat Keputusan Nomor Kep/1186/VIII/2025 dan Surat Telegram Nomor ST/1764/VIII/KEP./2025, tertanggal Selasa (5/8/2025).

Kabaharkam ditinggalkan Fadil Imran diisi Irjen Karyoto.

Karyoto ebelumnya menjadi Kapolda Metro Jaya.

Adapun posisi Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri. Sebelumnya ia menjabat sebagai Wakil Kepala Bareskrim.

Tiga Kapolda Metro Jaya jabat Kabaharkam yakni:

Irjen Putut Eko Bayuseno, S.I.K.

Irjen Pol Putut Eko Bayuseno menjabat Kapolda Metro Jaya hingga 7 Maret 2014

Mutasi ke Kabaharkam Polri diangkat dalam Surat Telegram Kapolri No. ST/539/III/2014 tanggal 7 Maret 2014.

Putut merupakan lulusan Akpol kemudian menduduki berbagai posisi strategis sebelum menjabat Kapolda Metro Jaya.

Jelang pensiun Putut Eko Bayuseno berpangkat Komisaris Jenderal Polisi (Purnawirawan) atau Komjen Pol.

Putut Eko Bayuseno mantan Inspektur Pengawasn Umum (Irwasum) Polri.

Komjen Putut Eko tercatat mengemban jabatan sebagai Irwasum Polri sejak tahun 2017 hingga 2019.

Adapun sebelum itu jenderal bintang 3 ini menduduki posisi sebagai Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri.

Selain itu, Komjen Putut juga pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

*Kehidupan Pribadi

Komjen Putut Eko Bayu Seno lahir di Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), pada tanggal 21 Mei 1961.

Mantan ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini memiliki istri yang bernama Coreta Kapoyos, seorang presenter TV asal Manado, Sulut.

Putut dan Coreta Kapoyos dikaruniai tiga orang anak yang bernama Bhatari Pratiwi Bayu Putri, Bhatara Indra Bayu Putra, dan Bhatari Agni Bayu Putri.

*Pendidikan

Komjen Putut adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1984.

Ia memiliki nama lengkap Komjen Pol. (Purn.) Drs. Putut Eko Bayu Seno, S.H.

*Karier

Karier Komjen Putut sudah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.

Berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara sudah pernah ia emban.

Putut tercatat pernah menjadi Kapolres Situbondo (2000), Kapolres Jember (2001), dan Koorspripim Polda Jawa Timur (2003).

Pada tahun 2004 hingga 2009, Putut ditugaskan menjadi ajudan presiden SBY.

Setelah itu, ia didapuk menjadi Wakapolda Metro Jaya pada tahun 2009.

Kariernya pun makin melambung setelah ia mengemban jabatan sebagai Kapolda Banten dan Kapolda Jawa Barat pada tahun 2011.

Pada tahun 2012, Putut ditunjuk untuk menduduki posisi sebaga Kapolda Metro Jaya.

Lalu, pada tahun 2014 ia naik pangkat dari Irjen menjadi Komjen karena diangkat menjadi Kabaharkam Polri.

Selepas itu, Komje Putut Eko Bayu Seno didapuk menjadi Irwasum Polri pada tahun 2017 hingga 2019.

Profil Komjen Pol Fadil Imran, S.I.K., M.Si.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Muhammad Fadil Imran merupakan seorang perwira tinggi (Pati) Polri.

Saat ini, ia resmi menjabat sebagai Asisten Utama Kapolri Bidang Operasi Petahana (Astamaops Polri), menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Komjen Pol Akhmad Wiyagus.

Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan pada 14 Agustus 1968 itu, saat ini menyandang pangkat Komisaris Jenderal Polisi.

Komisaris Jenderal Polisi adalah pangkat perwira tinggi di Kepolisian Republik Indonesia, setara dengan Letnan Jenderal, Laksamana Madya, dan Marsekal Madya pada Kepangkatan Militer Indonesia.

Tanda kepangkatan yang dipakai adalah tiga bintang.

Dalam lingkungan Polri, Komjen Pol menduduki jabatan Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Inspektur Pengawasan Umum, Astamaops, Astamarena, Kepala Badan Reserse Kriminal, dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan. 

Mengenai pendidikan Fadil Imran, ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991.

Di Akpol, ia satu angkatan dengan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

Deretan pendidikan kepolisian yang pernah ditempuhnya, di antaranya PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian), SESPIM (Sekolah Staf dan Pimpinan Polri), dan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Sespim Lemdiklat Polri.

Jejak Karier Fadil Imran

Di dunia kepolisian, rupanya Fadil Imran sudah pernah mengisi sejumlah jabatan.

Sebelum ditunjuk sebagai Astamaops Polri, Komjen Pol Fadil Imran menjabat sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri (Kabaharkam) periode Maret 2023 hingga Agustus 2025.

Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 itu juga pernah bertugas sebagai Kapolda Jawa Timur (1 Mei hingga 16 November 2020) dan Kapolda Metro Jaya (November 2020 s/d Maret 2023).

Berikut rekam jejak karier Komjen Pol Muhammad Fadil Imran:

– Wakasat Sabhara Polres Metro Jakarta Barat

– Kapolsek Metro Cengkareng tahun 1999

– Kapolsek Metro Tanah Abang tahun 2002

– Kasat III Ditreskrimum Polda Metro Jaya sekaligus Kapolres KP3 Tanjung Priok tahun 2008

– Wadirreskrimum Polda Metro Jaya tahun 2009

– Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri dan Dirreskrimum Polda Kepulauan Riau tahun 2011

– Kapolres Metro Jakarta Barat tahun 2013

– Anjak Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri tahun 2015

– Dirreskrimsus Polda Metro Jaya sekaligus Wadirtipideksus Bareskrim Polri tahun 2016

– Dirtipidsiber Bareskrim Polri tahun 2017

– Dirtipidter Bareskrim Polri tahun 2018

– Sahlisosbud Kapolri tahun 2019

– Kapolda Jawa Timur tahun 2020

– Kapolda Metro Jaya tahun 2020

– Kabaharkam Polri tahun 2023

– Astamaops Polri sejak 5 Agustus 2025.

Profil Irjen Karyoto

Karyoto adalah besan Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat.

Karyoto lahir di Pemalang, Jawa Tengah, pada 1968.

Abituren Akademi Kepolisian (Akpol) 1990 ini berpengalaman di bidang reserse.

Sebelum menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, Karyoto bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

 Di sini, ia menduduki jabatan penting sebagai Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK.

Tercatat, Karyoto pernah menangani kasus korupsi korupsi terkait izin ekspor benih lobster yang menjerat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.

Sebelum di KPK, Karyoto juga pernah mengemban beberapa jabatan strategis di Korps Bhayangkara.

Di antaranya, Kapolres Ketapang (2008), Kasubbid Infodata Kominter Set NCB Interpol (2009), Penyidik Utama Tk II Dit III/Kor Dan WCC Bareskrim Polri (2010), dan Kasubdit III Dittipidkor Bareskrim Polri (2011).

Selanjutnya, Kapolresta Barelang (2012), Dirreskrimum Polda DIY (2014), Analis Kebijakan Madya Bidang Pideksus Bareskrim Polri (2015), Direktur Analis Pemutus Jaringan Internasional BNN (2016), dan Analis Kebijakan Utama Bidang Pidkor Bareskrim Polri (2018).

Kemudian, Wakapolda Sulawesi Utara (2018), Wakapolda DIY (2019), Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK (2020), dan terbaru Kapolda Metro Jaya (2023).

Kasus ditangani Irjen Karyoto

Di bawah kepemimpinan Karyoto, Polda Metro Jaya membongkar beberapa kasus besar, salah satunya adalah praktik melindungi situs judi online (judol) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kini bernama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Kasus tersebut menyeret sejumlah nama besar, antara lain mantan Komisaris BUMN Zulkarnaen Apriliantony alias Tony; mantan Ketua Tim Pengendalian Konten Internet Ilegal Kementerian Kominfo, Denden Imadudin; Direktur PT Djelqs Tandatangan, Alwin Jabarti Kiemas; serta orang kepercayaan Budi Arie Setiadi, Adhi Kismanto.

Selain itu, di bawah kepemimpinan Karyoto, Polda Metro Jaya juga mengungkap kasus penemuan mayat diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bernama Arya Daru Pangayunan (39).

Perkara ini disimpulkan tidak ada keterlibatan orang lain dan tidak ditemukan tindak pidana.

Ada juga pengungkapan kasus penemuan tujuh jenazah remaja di Kali Bekasi.

Di bawah kepemimpinan Karyoto, anak buahnya juga kedapatan memeras penonton Djakarta Warehouse Project (DWP).

Akibatnya, sejumlah anggota di Direktorat Reserse Narkoba itu diberhentikan dan demosi.

Kini, Karyoto mewarisi kasus kepada Irjen Asep Edi Suheri, yakni pemerasan eks Ketua KPK Firli Bahuri terhadap mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Hingga saat ini diketahui bahwa Polda Metro Jaya belum menahan Firli meski sudah menetapkan sebagai tersangka. (*)