Dua tim dari Liga Italia Serie A, Juventus serta AC Milan secara bersama-sama memutuskan untuk mengganti juru taktik mereka yang sukses menaklukkan Inter Milan pada musim ini. Setelah Paulo Fonseca, kini giliran Thiago Motta menjadi orang berikutnya yang dipecat.
Berita mengejutkan muncul dari Juventus setelah klub secara resmi mengeluarkan pernyataan pemecatan Thiago Motta dari posisi pelatig mereka pada hari Senin, 24 Maret 2025.
Pemecatan Thiago Motta terjadi selama istirahat antar musim, dengan sisa 9 pertandingan hingga penutupan musim ini.
Keputusan pihak manajemen Juventus untuk mengeluarkan Thiago Motta dari jabatannya sebagai pelatih disebabkan karena sang pengelola tidak mampu mencapai harapan yang ditetapkan, khususnya setelah tim mereka dikalahkan dengan skor telanjang tujuh gol dalam dua pertandingan terakhir Juventus di Liga Seri A.
Manajemen segera beraksi dengan memilih Igor Tudor sebagai pelatih baru untuk menggantikan posisi Thiago Motta.
Tudor akan menjadi asisten untuk tim Bianconeri sampai akhir musim, berharap agar Juventus dapat berkualifikasi untuk Liga Champions pada musim depan.
Igor Tudor Kembali Ke Rumah Setelah Menggantikan Motta Di Juventus, Memiliki 3 Bulan Untuk Menyatakan Dirinya
Pada saat ini, Juventus telah tersisih dari posisi Liga Champions karena berada di urutan ke-5 dalam tabel klasemen sementara Serie A Italia.
Dusan Vlahovic dan kawan-kawannya meraih 52 poin, memimpin satu angka atas Lazio dan dua poin lebih baik daripada AS Roma yang berada di posisi kedua.
Saat memperkuat Juventus, Thiago Motta sudah mengikuti sebanyak 42 pertandingan secara keseluruhan, yang terdiri dari 18 kali menang, 16 seri, serta 8 kekalahan.
Tidak berhasil menjadi juara di Piala Super Italia, serta tersingkir dari Liga Champions dan Coppa Italia merupakan bencana untuk Thiago Motta.
Belum termasuk pula, Thiago Motta tidak berhasil membuat Juventus mendapatkan kestabilan yang diperlukan untuk dapat menggoyahkan kendali Inter Milan atas Seri A Italia dalam perlombaan menuju Scudetto.
Sejujurnya, Thiago Motta ditandatangani oleh Juventus sampai tahun 2027 dan mendapatkan gaji sekitar 5 juta euro setiap tahunnya.
Maaf sekali, Thiago Motta tidak berhasil menjaga kebersamaan di dalam ruang ganti Juventus sehingga menimbulkan gesekan dengan para pemainnya.
Capaian tertinggi sang mentor berusia 42 tahun hanyalah berhasil mengantarkan Juventus unggul melawan saudaranya, Inter Milan di pertandingan Derby d’Italia pada tanggal 16 Februari 2025 lalu.
Pemecatan Thiago Motta ini membawa kembali ingatan publik terhadap keputusan sebelumnya oleh AC Milan yang menyingkirkan Paulo Fonseca pada bulan Desember 2024.
AC Milan terlebih dahulu mengganti juru taktik setelah meraih hasil-hasil tidak baik bersama Rossoneri di Serie A pada akhir tahun 2024 lalu.
Menariknya, baik AC Milan maupun Juventus sama-sama melepaskan sang juru taktik yang berhasil membawa kemenangan atas Inter Milan musim ini.
Keberhasilan atas Inter Milan sungguh membangun semangat dan ketahanan, karena baik AC Milan maupun Juventus tidak pernah mampu menaklukkan Nerazzurri di musim lalu.
Paulo Fonseca telah mencapainya terlebih dahulu bersama AC Milan ketika mengalahkan Inter Milan dengan skor 2-1 pada tanggal 22 September 2024.
Itulah kali pertama AC Milan meraih kemenangan dalam Derby della Madonnina setelah lima pertandingan berturut-turut tanpa kemenangan melawan Inter Milan.
Sayangnya, meskipun telah mengalahkan Inter Milan, Paulo Fonseca tetap tidak dapat terhindar dari Ancaman Pemecatan.
Pelatih strategis dari Portugal tersebut akhirnya diPECAT setelah baru memimpin AC Milan dalam 24 laga secara keseluruhan.
Inzaghi Mengomentari pergantian pelatih di AC Milan: Terdapat kedekatan emosi antara dirinya dengan Fonseca dan Conceicao
Fonseca menghasilkan 12 kali menang bagi AC Mian, 6 pertandingan seri, serta 6 kali kekalahannya.
Rossoneri akhirnya memilih Sergio Conceicao untuk menggantikan Paulo Fonseca di pertengahan musim.
Conceição menyegarkan atmosfer dengan memimpin AC Milan menjuarai Piala Super Italia setelah mengalahkan Inter Milan.
Terbaru ini, Sergio Conceicao juga tidak dapat menyediakan kestabilan untuk AC Milan setelah tereliminasi pada fase play-off Liga Champions.
Di samping itu, AC Milan sekarang berada jauh dari posisi Eropa, mengingat mereka hanya meraup 13 kali menang dan 8 seri dalam 29 pertandingan yang telah dimainkan di Liga Seri A.
Respons Thiago Motta
Thiago Motta memutuskan untuk menerima keputusan diberhentikan oleh Juventus.
“Terima kasih banyak sudah diberikan kesempatan oleh pemilik klub untuk jadi bagian dari tim hebat ini. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih pada seluruh manajemen serta setiap anggota klub atas dukungan mereka tiap harinya. Selanjutnya, ke para pemain—sangat luar biasa lihat betapa tekun dan bertekad kalian bekerja semenjak awal bergabung dengan kami,” ungkap Thiago Motta seperti dilansir calciomercato.com.
Pelatih keturunan Brasil tersebut masih berharap Juventus dapat menyelesaikan musimnya dengan sukses.
“Harpaku untuk hal terbaik bagi para pendukung dan Juventus di waktu mendatang,” katanya.
Thiago Motta Cuma Memiliki Satu Peluang Lagi untuk Mengubah Nasibnya di Juventus, Pertandingan melawan Genoa Akan Menjadi Kunci
Bersama dengan Thiago Motta, Juventus berhasil mencetak 65 gol di seluruh kompetisi, namun mengalami kebobolan sebanyak 46 gol.
Beberapa pemain juga terluka sehingga strategi Thiago Motta tidak dapat dijalankan dengan lancar oleh Bianconeri.
Kehilangan Bremer, Juan Cabal, Arkadiusz Milik, serta Douglas Luiz sudah mengharuskan Thiago Motta bertaruh dengan menurunkan pemain junior ke lapangan.
Beberapa nama seperti Nicolo Savona, Jonas Rouhi, Samuel Mbangula, Kenan Yildiz, dan Vasilije Adzic merupakan pemain muda yang sering kali dipercayakan untuk tampil pada pertandingan-pertandingan krusial.
(*)
Berita tentang Liga Italia
(/Cornel Dimas Satrio K)

