Profil Dwi Hartono, Tersangka dalam Kasus Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN
Dwi Hartono, yang dikenal dengan nama panggilan DH, adalah salah satu tersangka utama dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37). Meski kini menjadi tersangka, DH ternyata memiliki latar belakang yang menarik. Ia berasal dari Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi, dan dikenal sebagai pengusaha yang cukup populer di daerah asalnya.
DH tinggal di wilayah Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor. Kediamannya berada di kawasan Kompleks Perumahan Kota Wisata, tepatnya di Jalan San Fransisco, Blok Q1 No. 8. Sebelumnya, ia pernah diwawancara oleh Tribun Jambi pada tahun 2021. Dalam wawancara itu, DH menceritakan pengalamannya menghadapi kebangkrutan sejak 2012 hingga menanggung utang miliaran rupiah.
“Sembilan tahun yang lalu saya tak punya apa-apa. Tidak punya rumah, mobil bahkan usaha,” ujarnya waktu itu. Ia mengaku harus berusaha keras untuk bangkit dan membayar utang-utangnya. Meski sempat mendapat modal dari orang tua, hal tersebut justru membuatnya terlena. Ia mencoba membuka berbagai usaha kecil seperti warteg, penyetan, hingga rental PlayStation 2, namun semuanya gagal.
Menurut DH, semangat dan niat lebih penting daripada modal. Ia juga pernah menggarap proyek reklamasi dengan keuntungan kecil, namun berlipat saat dihitung dalam jumlah besar. “1 juta kubik kali 2, dua miliar,” katanya. Selain itu, DH sering mengundang artis papan atas dalam acara besar di Rimbo Bujang. Pada satu kesempatan, ia mengundang Via Valen untuk memeriahkan acara khitanan anaknya, serta Wika Salim dalam reuni SMP 13 Rimbo Bujang.
Ia juga pernah menghadirkan Ustad Zaky Mirza guna mengisi tausiah untuk masyarakat setempat. DH dikenal sebagai pribadi flamboyan dengan gaya hidup mewah—mulai dari mobil mewah, pakaian branded, hingga disebut pernah menggunakan helikopter untuk bepergian. Selain itu, ia juga memiliki citra dermawan, sering mengadakan program pembagian bingkisan untuk warga sekitar.
Selain itu, DH aktif sebagai motivator bisnis melalui kanal YouTube Klan Hartono yang telah mengumpulkan lebih dari 169 ribu pengikut. Ia sering berbagi motivasi soal pentingnya belajar dan memilih lingkungan pergaulan. Baginya, keberhasilan seseorang sangat dipengaruhi komunitas tempat ia berada.
Pada 2021, Dwi menyebut sedang menunggu pembangunan helipad di depan rumah orang tuanya di Rimbo Bujang, yang rencananya akan digunakan untuk berbagi pengalaman terbang bersama warga sekitar.
Sosok di Mata Warga
Meski lebih banyak beraktivitas di Pulau Jawa, DH kerap pulang ke kampung halamannya untuk menjenguk orang tuanya di Desa Mekar Kencana. Kepala Desa Tirta Kencana, Joko, menuturkan bahwa sosok DH dikenal baik oleh warga. “Mas Dwi, ini dikenal orang yang dermawan, suka bergaul dan suka melakukan kegiatan sosial,” ungkapnya.
DH sering mengundang artis ibu kota untuk menghibur masyarakat Rimbo Bujang. Setiap kali mengundang artis, ia selalu koordinasi dengan kepala desa. Beberapa waktu lalu, ia mengundang Via Valen. Kades Joko mengaku terkejut ketika mendengar kabar bahwa DH diduga sebagai otak pembunuhan Kepala Cabang BRI.
Penangkapan Empat Tersangka
Sebelumnya, DH, bersama dua rekannya YJ dan AA ditangkap pada Sabtu (23/8/2025) sekira pukul 20.15 WIB di daerah Jawa Tengah. Sementara tersangka C ditangkap di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK), Kota Jakarta Utara pada Minggu (24/8/2025) sekira pukul 15.30 WIB. Kini polisi telah menetapkan empat orang aktor intelektual penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang bank BUMN itu sebagai tersangka.
Mereka adalah DH, YJ, dan AA, yang ditangkap di jalan raya daerah Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) sekitar pukul 20.15 WIB. Sementara itu, satu aktor intelektual lainnya di balik kasus ini, pria berinisial C, baru ditangkap Minggu (24/8/2025) sore sekira pukul 15.30 WIB di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Kasus Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN
Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang Pembantu Bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, diculik sejumlah orang usai menghadiri rapat bersama rekan kerjanya di Supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025). Jasadnya kemudian ditemukan di Desa Nagasari, Serang Baru, Bekasi, pada pukul 05.30 WIB pada Kamis (21/8/2025).
Kondisi Ilham saat ditemukan yakni tangan dan kakinya terikat. Ia tewas usai diculik. Pelaku mengakui telah menculik Ilham. Saat itu, Ilham di Pasar Rebo untuk menghadiri rapat. Namun, ia dan pimpinannya datang menggunakan kendaraan yang berbeda. Berdasarkan rekaman CCTV, korban terlihat mengenakan kemeja cokelat dan celana panjang krem saat berada di parkiran. Ia tampak menutupi kepalanya dengan tangan kiri karena rintik hujan.
Kemudian, ia berjalan menuju mobil hitam. Namun saat hendak membuka pintu mobil, Ilham langsung disergap dua orang yang keluar dari mobil di sebelahnya. Ilham tampak memberikan perlawanan, namun usahanya gagal. Ia dibawa masuk ke dalam mobil putih yang lalu meninggalkan lokasi. Saksi lain sempat curiga dan menyadari Ilham dibawa oleh mobil putih. Namun, mobil pelaku berhasil melarikan diri keluar dari supermarket.
Setelah temuan tersebut, warga kemudian langsung melapor ke perangkat desa dan aparat kepolisian setempat. Selanjutnya, petugas kepolisian langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan mayat dengan kondisi tubuh penuh luka lebam. Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigadir Jenderal Pol Prima Heru menyebut MIP tewas akibat hantaman benda tumpul di bagian dada dan leher sehingga kekurangan oksigen.