Jawaban Menko Pratikno yang Viral Saat Ditanya Soal Balita Tewas Cacingan

Posted on

Respons Menteri yang Disoroti dan Kecaman Publik

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menjadi sorotan setelah menanggapi kasus kematian balita berusia 4 tahun di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Balita bernama RY mengalami infeksi cacing akut hingga menyebabkan kematian. Dalam pernyataannya, Pratikno dinilai tidak memiliki empati saat menjawab pertanyaan terkait kasus tersebut.

Pada saat diwawancarai oleh awak media, Pratikno mengatakan bahwa detail kasus ini sepenuhnya ditangani oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Ia bahkan meminta para jurnalis untuk bertanya langsung ke Menkes. “Mungkin anu ya, Kemenkes yang mengawal cukup detail,” ujarnya. Ketika diminta lebih lanjut, ia kembali menegaskan bahwa informasi lebih rinci hanya bisa diperoleh dari Kemenkes.

Namun, respons Pratikno mendapat kritik tajam dari masyarakat. Ia sempat tertawa sambil mengaku mengantuk ketika ditanya tentang kematian balita yang kondisinya sangat mengenaskan. Hal ini membuat banyak netizen merasa tidak nyaman dan kecewa. Bahkan, beberapa tokoh politik dan konten kreator memberikan komentar keras terhadap sikap Pratikno.

Mohamad Guntur Romli, anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengkritik Pratikno lewat akun media sosialnya. Ia menyebut bahwa Menteri tersebut tidak memiliki empati. Sementara itu, konten kreator Didi Lionrich juga menyampaikan kekecewaannya. Ia menilai bahwa jawaban Pratikno terlalu tidak serius, terlebih dalam menghadapi isu kesehatan rakyat.

Selain itu, netizen juga turut memberikan komentar. Banyak dari mereka merasa bahwa Pratikno seharusnya lebih tanggap dan serius dalam menjawab isu kesehatan. Beberapa pengguna media sosial bahkan membandingkan nama Pratikno dengan makna kata “Praktik” yang dianggap tidak sesuai dengan kinerjanya.

Kasus Kematian Balita yang Menjadi Sorotan

Balita RY meninggal setelah menjalani perawatan intensif di ruang ICU rumah sakit. Video yang menunjukkan kondisi kritis RY viral di media sosial, terutama melalui akun Rumah Teduh di Facebook. Dalam video tersebut, terlihat tubuh RY dipenuhi ribuan cacing gelang. Cacing terlihat keluar dari hidung, mulut, dan anus korban.

Kejadian ini menimbulkan reaksi cepat dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ia menyampaikan rasa prihatin dan kecewa atas kematian balita tersebut. Selain itu, Pemprov Jabar juga mengirimkan tim untuk mengevakuasi dan merawat keluarga almarhum sebagai bentuk dukungan.

Dari keterangan dokter yang menangani, Raya meninggal akibat penyakit askariasis atau cacingan parah. Kondisi Raya semakin memburuk karena lingkungan dan situasi keluarga. Ibunya mengalami gangguan kejiwaan, sedangkan ayahnya menderita TBC. Sejak kecil, Raya tinggal di kolong rumah bersama ayam dan kotorannya tanpa pernah mencuci tangan.

Tanggung Jawab Pemerintah Daerah

Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pihak desa dan pemerintah daerah akan diberikan sanksi jika terbukti lalai dalam menjalankan fungsi pelayanan dasar seperti PKK, Posyandu, dan bidan desa. Ia berharap kasus Raya menjadi peringatan bagi seluruh aparat pemerintahan di desa untuk lebih aktif melakukan pengecekan kondisi warganya.

Peristiwa ini menunjukkan pentingnya peran pemerintah daerah dalam menjaga kesehatan masyarakat, terutama anak-anak yang rentan terkena penyakit. Dengan adanya kesadaran dan tanggung jawab yang lebih besar, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir di masa depan.