Jasad Brigadir Esco Tak Berbau Meski Sudah Mati Beberapa Hari

Posted on

Kejanggalan dalam Kematian Brigadir Esco Faska Rely

Jasad Brigadir Esco Faska Rely, seorang anggota Kepolisian Sektor Sekotong di Lombok Barat, ditemukan dalam kondisi yang sangat mencurigakan. Salah satu hal yang menarik perhatian adalah tidak adanya bau busuk dari jenazah meskipun korban telah meninggal beberapa hari. Hal ini membuat warga dan keluarga korban semakin mempertanyakan penyebab kematian almarhum.

Brigadir Esco ditemukan dalam kebun yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Jasadnya terjerat tali di lehernya, dan kondisinya sudah membengkak serta nyaris tak dikenali. Meski demikian, tidak ada aroma menyengat yang tercium dari tempat penemuan tersebut. Warga sekitar mengungkapkan keheranan karena biasanya jenazah yang sudah lama meninggal akan memiliki bau yang kuat.

Lokasi Penemuan yang Membuat Warga Curiga

Sekotong merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Wilayah ini dikenal dengan potensi pariwisata yang besar, terutama karena memiliki pantai-pantai indah dan gugusan pulau kecil (gili) yang masih alami. Namun, lokasi penemuan jasad Brigadir Esco berada di sebuah kebun yang jarang dikunjungi oleh warga sekitar. Menurut Anisah, warga yang tinggal dekat dengan lokasi penemuan, kebun tersebut milik masyarakat luar desa dan tidak sering dikunjungi.

Anisah juga menjelaskan bahwa ia tidak pernah mendengar suara mencurigakan sebelum jenazah ditemukan. Ia tinggal sendiri karena suaminya sedang bekerja di Sumbawa. Selain itu, ia tidak pernah berinteraksi langsung dengan almarhum Brigadir Esco, karena korban jarang berada di rumah dan lebih sering pergi piket.

Perasaan Keluarga yang Tidak Percaya

Keluarga korban juga merasa tidak percaya dengan versi kematian yang diberitakan. H. Saiun, mertua Brigadir Esco, menjadi orang pertama yang menemukan jasad menantunya. Ia menjelaskan bahwa posisi korban yang terikat tali tidak sesuai dengan cara bunuh diri biasanya. Tali yang menggantung lehernya terlihat kendor, dan korban ditemukan dalam posisi terlentang miring.

Menurut Saiun, selama ini menantunya dikenal sebagai sosok yang baik dan tidak memiliki masalah dengan masyarakat atau keluarganya. Kecurigaan semakin bertambah karena Brigadir Esco dilaporkan hilang kontak sejak 19 Agustus 2025. Keluarga sempat mencari keberadaannya dan bahkan meminta bantuan dukun, tetapi tidak berhasil menemukan jejaknya.

Pesan yang Tak Pernah Dibalas

Saiun juga mengungkapkan rasa sedihnya karena cucunya, anak kedua Brigadir Esco, terus-menerus menanyakan keberadaan ayahnya. Saat itu, ia mencoba menghubungi melalui pesan WhatsApp, tetapi pesan tersebut hanya menunjukkan centang satu, artinya pesan tidak pernah diterima oleh ponsel korban.

Kejadian ini memperkuat kecurigaan bahwa kematian Brigadir Esco bukanlah hasil dari bunuh diri seperti yang diberitakan. Banyak pihak mulai mempertanyakan proses investigasi dan penyebab pasti kematian almarhum. Sampai saat ini, kasus ini masih dalam penyelidikan dan belum ada jawaban yang jelas dari pihak berwajib.